Situs Lebak Cibedug
Situs Lebak Cibedug | |
---|---|
Nama sebagaimana tercantum dalam Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya | |
Cagar budaya Indonesia | |
Peringkat | - |
Kategori | Situs |
No. Regnas | CB.456 |
Lokasi keberadaan | Kabupaten Lebak, Jawa Barat |
Tanggal SK | 1998 |
Pemilik | Indonesia |
Pengelola | BPCB Banten |
Koordinat | 6°42′54.5″S 106°17′31.1″E / 6.715139°S 106.291972°E |
Situs Lebak Cibedug adalah situs prasejarah peninggalan kebudayaan di zaman megalitikum yang terletak di Kampung Cibedug, Desa Citorek Barat, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten.[1] Bangunan utama yang ditemukan di sini adalah punden berundak berukuran besar, tersusun dari dinding bebatuan andesit dan lempung yang membentuk bidang persegi, yang bertingkat-tingkat dan semakin mengecil ke atas, dengan batuan andesit yang mengisi puncaknya.[2] Selain pundek berundak, ditemukan pula batu-batu menhir, batu serupa dolmen, sumuran, serta batu bergores yang diperkirakan digunakan untuk keperluan upacara.[2]
Situs Cibedug dipelihara oleh masyarakat adat kampung Lebak Cibedug, yang menyingkapnya pada tahun 1931. Meskipun demikian, catatan Dinas Kepurbakalaan Hindia Belanda telah melaporkan keberadaan situs ini sejak tahun 1896.[3]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Punden berundak di Lebak Cibedug diperkirakan berasal dari masa Neolitikum (2500–1500 SM), saat manusia mulai hidup menetap, bercocok tanam, dan beternak. Pada periode ini, masyarakat telah mengembangkan sistem kepercayaan dan ritual penghormatan terhadap roh nenek moyang, yang diyakini bersemayam di tempat-tempat tinggi dan memiliki pengaruh besar terhadap alam dan kehidupan mereka.[2]
Pembangunan punden berundak merupakan manifestasi fisik dari kepercayaan tersebut, berfungsi sebagai sarana peribadatan dan penghormatan terhadap kekuatan spiritual yang menguasai dunia mereka. Konsep struktur bertingkat yang mengarah ke atas mencerminkan pandangan mereka tentang hubungan antara dunia fana dan dunia roh atau dewa.[2]
Pengaruh dari konsep punden berundak ini berlanjut dan berkembang seiring masuknya pengaruh Hindu-Buddha ke Nusantara, terlihat dalam arsitektur candi dan struktur keagamaan lainnya.
Batas geografis
[sunting | sunting sumber]- Utara: Sungai Cibedug
- Selatan: Sungai Cibedug
- Timur: Bukit Pasir Cimanggu
- Barat: Sungai Cibedug
Struktur dan komponen situs
[sunting | sunting sumber]Situs Lebak Cibedug dikenal dengan kompleks punden berundaknya yang khas, terdiri dari tiga punden yang semakin tinggi dari barat ke timur. Kompleks ini menampilkan berbagai tinggalan megalitik seperti batu tegak (menhir), batu datar, dan tahta batu, yang semuanya memiliki nilai arkeologis dan historis.
- Punden Pertama
- Deskripsi: Terletak di bagian barat dan merupakan bagian terendah dari kompleks.
- Struktur: Memiliki denah persegi yang dibangun dari bongkahan batu andesit dan dilengkapi dengan satu anak tangga.
- Tinggalan: Dua menhir yang berada dalam posisi roboh dan berdampingan.
- Punden Kedua
- Lokasi: Berada di sebelah timur punden pertama, dipisahkan oleh gundukan tanah dan diakses melalui undakan batu.
- Struktur Utama: Bongkahan batu andesit berdenah persegi dengan tiga susunan undakan yang semakin mengecil ke atas.
- Tinggalan Keramat: Struktur berdenah persegi dengan empat batu tegak miring di setiap sudutnya, dianggap keramat oleh masyarakat setempat dan dilindungi dengan pagar dan atap.
- Komponen Lain: Susunan batu yang menyerupai kursi dengan empat pasangan batu tegak dan batu datar, serta sebuah batu tegak roboh dekat akses menuju punden ketiga.
- Punden Ketiga
- Posisi: Bagian tertinggi dan dianggap sebagai ruang paling sakral, terletak di sisi timur situs.
- Ruang Pertama: Memiliki struktur batu andesit persegi di sisi utara dan selatan, serta lantai batu berorientasi barat–timur sebagai akses ke ruang kedua. Terdapat batu tegak roboh di dekat lantai batu.
- Ruang Kedua: Diakses melalui tangga batu dengan empat undakan. Di sisi utara terdapat struktur batu persegi dengan batu datar di tengahnya; di sisi selatan ada lantai batu dengan tiga pasangan batu tegak dan batu datar menyerupai kursi.
- Ruang Ketiga (Inti): Menampung punden utama dengan delapan undakan yang semakin mengecil ke atas. Setiap sudut undakan dihiasi batu tegak dari andesit, meski banyak yang kini dalam posisi roboh. Di puncaknya terdapat empat batu andesit berbentuk pipih.
Temuan lain di sekitar situs
[sunting | sunting sumber]- Sumuran: Struktur sumur kuno yang mungkin digunakan untuk ritual atau kebutuhan sehari-hari.
- Kompleks Menhir di Pegunungan Pasir Manggu: Kelompok menhir yang tersebar di area sekitar.
- Batu Bergores: Batu dengan goresan atau ukiran, biasanya digunakan dalam upacara ritual.
- Batu Tukuh: Punden dengan menhir yang dianggap sebagai penanda pendirian suatu kampung oleh masyarakat setempat.
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ Banten, BPCB (2018-02-12). "Situs Lebak Cibedug, Kabupaten Lebak". Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-09-14.
- ^ a b c d bpcbbanten (2021-04-07). "Lebak Cibedug : Monumen Beribadatan Nenek Moyang". Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-09-14.
- ^ bpcbbanten (2019-03-25). "Sejarah dan Kebudayaan Banten (Bagian 1)". Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-09-14.