Stasiun Tanjung Alam
Stasiun Tanjung Alam
| ||
---|---|---|
Lokasi |
| |
Koordinat | 0°17′34.69128″S 100°24′26.87155″E / 0.2929698000°S 100.4074643194°E | |
Ketinggian | +903 m | |
Operator | ||
Letak | ||
Konstruksi | ||
Jenis struktur | Atas tanah | |
Informasi lain | ||
Kode stasiun |
| |
Klasifikasi | III/kecil[2] | |
Sejarah | ||
Dibuka | 15 September 1896 | |
Ditutup | 1973 | |
Lokasi pada peta | ||
Stasiun Tanjung Alam (TLM) adalah stasiun kereta api nonaktif kelas III/kecil yang terletak di Biaro Gadang, Ampek Angkek, Agam. Stasiun yang terletak pada ketinggian +903 meter ini termasuk dalam Wilayah Aset Divisi Regional II Sumatera Barat.
Dalam sejarahnya, stasiun ini dibangun bersamaan dengan pembangunan jalur kereta api Padang Panjang–Payakumbuh-Limbanang. Setelah jalur menuju Fort de Kock Bukittinggi selesai dibangun pada tanggal 1 November 1891, jalur ini dilanjut untuk menjangkau tambang emas di Payakumbuh. Jalurnya dibuka pada tanggal 15 September 1896.
Jalur ini tetap beroperasi setelah masa-masa kemerdekaan, tetapi hanya difokuskan untuk pengangkutan penumpang. Namun karena jalur kereta api yang ekstrem, prasarana dan sarana yang tua, dan persaingan dengan mobil pribadi dan angkutan umum menyebabkan jalur ini terus berkurang okupansinya. Jalur ke Payakumbuh ditutup pada tahun 1973. Dengan ditutupnya jalur menuju Bukittinggi pada tahun 1986, berakhirlah riwayat jalur Padang Panjang–Payakumbuh.
Kini bangunan utama stasiun ini berubah menjadi toko cat dan sudah dipasangi papan nama stasiun versi terbaru tahun 2020.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero).
- ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020.