Stasiun Wirosari
Stasiun Wirosari
| |||
---|---|---|---|
Lokasi |
| ||
Koordinat | 7°04′44″S 111°05′42″E / 7.0789762°S 111.0948899°E | ||
Operator | |||
Letak | |||
Layanan | - | ||
Konstruksi | |||
Jenis struktur | Atas tanah | ||
Informasi lain | |||
Kode stasiun |
| ||
Sejarah | |||
Dibuka | 1 Oktober 1889 | ||
Ditutup | 1996 | ||
Lokasi pada peta | |||
Stasiun Wirosari (WRS) adalah stasiun kereta api nonaktif yang terletak di Wirosari, Wirosari, Grobogan. Stasiun ini termasuk dalam Wilayah Penjagaan Aset IV Semarang. Jika dilihat jejak bekasnya, stasiun ini kemungkinan besar adalah stasiun pulau karena terdapat peron didepan dan dibelakang stasiun.
Stasiun ini dibuka bersama dengan jalur kereta api Demak–Purwodadi–Wirosari tertanggal 10 September 1887. Untuk melaksanakannya, Samarang–Joana Stoomtram Maatschappij mulai membangun lagi perpanjangannya dari Purwodadi menuju Wirosari setelah sukses dengan Demak–Purwodadi.[3] Jalurnya selesai pada tanggal 1 Oktober 1889.[4]
Selanjutnya, dari Wirosari diperpanjang sampai Blora. Konsesinya tertanggal 7 Desember 1891, dibagi menjadi tiga bagian.[5] Segmen Wirosari–Kunduran dibuka pada tanggal 16 September 1893, Kunduran–Ngawen pada tanggal 22 Maret 1894, dan terakhir, Ngawen–Blora, pada tanggal 13 September 1894.[4][5]
Untuk mendukung transportasi dan akomodasi objek wisata gunung lumpur Bledug Kuwu serta untuk pengiriman garam dari tempat tersebut, dibangunlah jalur baru yang menghubungkan Wirosari dengan Kradenan. Percabangannya dimulai dari Halte Pengkol yang letaknya kurang lebih 2,8 km dari stasiun ini. Jalurnya sepaket dengan jalur-jalur cabang lainnya di lintas Samarang–Joana Stoomtram Maatschappij (SJS) dan diresmikan pada tanggal 1 November 1898.[3][4]
Stasiun ini ditutup pada tahun 1996 bersama dengan jalur kereta api Wirosari–Kradenan dan Purwodadi–Wirosari–Blora karena kalah bersaing dengan moda transportasi lainya seperti bus dan mobil pribadi. Bekas bangunan Stasiun Wirosari saat ini menjadi sebuah toko bangunan, dan jalur kereta apinya sudah tidak tampak. Ke arah timur stasiun terdapat percabangan menuju TPK (tempat penimbunan kayu) milik Perhutani.
Galeri
[sunting | sunting sumber]-
Tampak dekat
-
Bangunan rumah dinas yang kurang terawat
-
Bangunan rumah dinas yang masih terawat
-
Bekas wesel
-
Peraga sinyal alkmaar
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero).
- ^ Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020.
- ^ a b Reitsma, S.A. (1916). Indische Spoorweg-Politiek. Landsdrukkerij.
- ^ a b c Samarang–Joana Stoomtram. Verslag der Samarang–Joana Stoomtram Maatschappij. SJS.
- ^ a b Weijerman, A.W.E. (1904). Geschiedkundig overzicht van het ontstaan der spoor- en tramwegen in Nederlandsch-Indië. Javasche Boekhandel & Drukkerij.
Stasiun sebelumnya | Lintas Kereta Api Indonesia | Stasiun berikutnya | ||
---|---|---|---|---|
Sambirejo menuju Demak
|
Demak–Blora Lintas utama SJS
|
Pengkol menuju Blora
| ||
Terminus | Percabangan menuju Kradenan Lintas cabang SJS
|
Pengkol menuju Kradenan
|