Stok film
Film stock atau stok film adalah medium analog yang digunakan untuk merekam gambar bergerak atau animasi. Rekaman dilakukan oleh kamera film, kemudian film tersebut dikembangkan, diedit, dan diproyeksikan ke layar menggunakan proyektor film. Film stock berupa strip atau lembaran plastik film transparan yang dilapisi satu sisi dengan emulsi gelatin yang mengandung kristal perak halida yang sangat kecil dan peka terhadap cahaya. Ukuran dan karakteristik kristal perak tersebut menentukan sensitivitas, kontras, dan resolusi film. Emulsi akan perlahan-lahan menggelap jika terpapar cahaya, tetapi proses ini terlalu lambat dan tidak lengkap untuk digunakan secara praktis. Sebaliknya, paparan singkat terhadap gambar yang terbentuk oleh lensa kamera digunakan untuk menghasilkan perubahan kimia yang sangat kecil, sebanding dengan jumlah cahaya yang diserap oleh setiap kristal. Hal ini menciptakan gambar laten yang tidak terlihat pada emulsi, yang dapat dikembangkan secara kimiawi menjadi foto yang terlihat.
Film fotografi hitam putih umumnya memiliki satu lapisan garam perak. Saat butiran yang terpapar dikembangkan, garam perak tersebut diubah menjadi perak logam, yang memblokir cahaya dan muncul sebagai bagian hitam pada negatif film. Film berwarna memiliki setidaknya tiga lapisan peka. Zat pewarna menyerap ke permukaan garam perak, membuat kristal menjadi peka terhadap warna yang berbeda. Biasanya, lapisan peka terhadap warna biru berada di atas, diikuti oleh lapisan hijau dan merah. Selama pengembangan, garam perak yang terpapar diubah menjadi perak logam, seperti halnya pada film hitam putih. Namun, pada film berwarna, hasil samping reaksi pengembangan bersamaan dengan bahan yang disebut pengkopel warna, yang termasuk dalam film atau larutan pengembang, membentuk zat pewarna berwarna. Karena hasil samping dibuat secara sebanding dengan jumlah paparan dan pengembangan, awan zat pewarna yang terbentuk juga sebanding dengan paparan dan pengembangan. Setelah pengembangan, perak diubah kembali menjadi garam perak pada langkah pemutihan, dihapus dari film pada langkah fiksasi, dan kadang-kadang dipulihkan untuk penggunaan atau penjualan berikutnya. Proses fiksasi meninggalkan hanya zat pewarna berwarna yang terbentuk, yang bergabung membentuk gambar berwarna yang terlihat. Film berwarna terkini, seperti Kodacolor II, memiliki hingga 12 lapisan emulsi, dengan lebih dari 20 bahan kimia berbeda dalam setiap lapisan. Meskipun komposisi dan kecepatan film fotografi dan film stock cenderung serupa, parameter lainnya seperti ukuran bingkai dan panjang seringkali berbeda.
Referensi
[sunting | sunting sumber]Daftar pustaka
[sunting | sunting sumber]- Koszarski, Richard (1994). An Evening's Entertainment: The Age of the Silent Feature Picture, 1915–1928, University of California Press. ISBN 978-0-520-08535-0.
- Salt, Barry (1992). Film Style and Technology: History and Analysis. London: Starword.
Bacaan tambahan
[sunting | sunting sumber]- Ascher, Steve and Edward Pincus. The Filmmaker's Handbook: A Comprehensive Guide for the Digital Age. New York: Penguin Group, 1999.
- Fujifilm UK. A Brief History of Fujifilm, 2001. Retrieved 2007-07-09.
- Fujifilm USA. Motion Picture Chronology, 2001. Retrieved 2007-07-09.
- Kodak. Chronology of Motion Picture Films, 2005. Retrieved 2009-06-29.