Suku Duano Tanjung Solok
Jumlah populasi | |
---|---|
331 (2011) | |
Daerah dengan populasi signifikan | |
Jambi | |
Bahasa | |
Duano (asli), Melayu, Indonesia | |
Agama | |
Islam Sunni | |
Kelompok etnik terkait | |
Orang Kuala (Duano) • Orang Laut • Melayu Jambi |
Suku Duano Tanjung Solok adalah sub-etnis dari orang Kuala yang mendiami Tanjung Solok di Kuala Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi. Jumlah suku ini diperkirakan sekitar 76 KK atau 331 Jiwa (2011). Masyarakat suku ini mayoritas berprofesi sebagai nelayan dikarenakan tempat tinggalnya terletak di tepi muara Sungai Batanghari. Selain menetap di Tanjung Solok, masyarakat suku Duano banyak ditemukan di Sungai Belah, Concong Luar, Concong Dalam, Kuala Enok, dan Tembilahan, di Kabupaten Indragiri Hilir, Riau. Di Jambi, selain di Tanjung Solok, masyarakat Suku Duano dapat juga dapat ditemukan di Kuala Tungkal, Tanjung Jabung Barat.
Tradisi
Salah satu tradisi unik dari suku Duano Tanjung Solok adalah menangkap atau memutik sumbun yang digelar satu tahun sekali. Sumbun merupakan sejenis kerang yang menjadi santapan favorit masyarakat Duano di Jambi. Kebiasaan menangkap sumbun inilah yang menjadi ciri khas suku Duano yang mendiami pesisir timur Jambi. Sumbun pada mulanya hanya dikenal di Tiongkok, Kalimantan Barat, perairan sekitar Jambi, dan sebagian Kepulauan Riau. Bahkan, sumbun yang biasa hidup di perairan berlumpur ini menjadikan Tanjung Jabung Timur menjadi satu dari tiga penghasil sumbun. Sumbun biasanya dibuat menu sop karena rasa dagingnya yang lembut dan khas. Hal inilah yang membuat sumbun menjadi hidangan istimewa bagi masyarakat Duano.[1]
Lihat juga
Referensi
- ^ Tradisi Unik Suku Duano di Tepi Sungai Jambi Diarsipkan 2016-05-26 di Wayback Machine.