Suku Taa
Suku Taa (Suku Ta'a, Bare'e Taa) adalah nama suatu suku yang berasal dari Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah.
Suku Taa[1] berbeda dengan suku To Wana, Suku Taa adalah penduduk asli dan hidup menetap disuatu wilayah yaitu di wilayah Bongka dan Ampana, dan Suku To Wana hidupnya selalu berpindah pindah tempat, Suku Taa dan Suku To Wana di Wilayah Kerajaan Tojo percaya kepada Roh Tanoana dan kini telah beragama Islam.
Suku Taa sebelum tahun 1919 termasuk dalam wilayah Suku Bare'e, tetapi Suku Taa karena terdapat banyak sekali perbedaan Bahasa dan Dialek dengan Suku Bare'e, sehingga Suku Taa memilih untuk membentuk suku sendiri yang berpisah dari wilayah Suku Bare'e yang kemudian dinamakan Suku Taa.
Suku Taa pada tahun 1919 pernah mengangkat Tandjumbulu sebagai Kepala Suku Taa dan kemudian pada tahun 1926, Tandjumbulu menjadi Raja Tojo menggantikan Muslaini melalui pemilihan Raja,[2] dan orang gorontalo atau juga Suku Taa adalah sudah menjadi ciri khas penduduk yang tinggal di Ampana, meskipun suku asli penduduk Ampana adalah Suku Bare'e dan Suku Taa (Suku Bare'e Taa).
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Sebuah lontara [3] di zamannya Wartabone menyebutkan bahwa orang yang membawa lontara ini akan bertahta di Tojo (Tojo adalah pusat dari wilayah-wilayah Suku Bare'e), Ampana (semua wilayah dari To Ampana yang mana To Ampana atau kemudian nantinya akan disebut Suku Taa tersebut, penduduknya To Ampana menyebar sampai ke perbatasan Kerajaan Mori, dan juga di Tanjung pati-pati, Bualemo), dan Bongka yang merupakan wilayah dari To Wana.[4]
Dan Bukti Kerajaan Tojo sampai di Pati-pati adalah seperti halnya Ampana yang menjadi Ibukota Kerajaan Tojo sejak tahun 1929 yaitu banyaknya orang gorontalo dan Suku Taa (Suku Ta'a) yang tinggal dari Nuhon sampai Bualemo (Boalemo).[5]
Keagamaan
[sunting | sunting sumber]Adanya para Gelandangan dari wilayah Grup Poso-Tojo yang kemudian diistilahkan Belanda dengan istilah "Van Heiden Tot Christen"[6] yang kemudian disekolahkan di sekolah-sekolah Belanda yang ada di wilayah Grup Poso-Tojo untuk mempelajari tujuh "batu pemisahan" (Watu Mpoga'a) yang masih dapat ditemukan saat ini di Tentena.[7]
Setelah mempelajari Watu Mpoga'a[8], maka para gelandang yang telah menjadi Umat Kristen tersebut mengetahui asal usul mereka sebelum berada di wilayah Grup Poso-Tojo yaitu berasal dari wilayah Wotu.[9]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Suku Bare'E dan Kerajaan Tojo (2017), [1], Diakses 6 Januari 2020.
- ^ Sejarah Kerajaan Tojo (2017), [2] Diarsipkan 2020-01-11 di Wayback Machine., Diakses 7 Januari 2020.
- ^ Lontara Wartabone, Kamus Bare'e-Indonesia halaman 3, [3].
- ^ TANJUNG PATIPATI, pengkaburan sejarah di Kabupaten Banggai (sejarah yang disembunyikan pihak kab. Banggai, karena banggai bukan bare'e).[4].
- ^ Kerajaan Ternate Menjajah Kerajaan Banggai Sampai Tahun 1908 (2019), [5], Diakses 7 Januari 2020.
- ^ Van Heiden tot Christen, dari agama suku masuk agama kristen [6]", Diakses 14 Mei 2023.
- ^ Gobée 2007, hlm. 3.
- ^ DATA CAGAR BUDAYA DI SULAWESI TENGAH (per Des 2014) [7]", Diakses 14 Mei 2023.
- ^ Idwar Anwar (2005). Ensiklopedi Sejarah Luwu. Collaboration of Komunitas Kampung Sawerigading, Pemerintah Kota Palopo, Pemerintah Kabupaten Luwu, Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, and Pemerintah Kabupaten Luwu Timur. ISBN 979-98372-1-9.