Lompat ke isi

Sunan Kudus

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
As-Syekh Syarif Ja'far Ash-Shodiq
Ilustrasi Sunan Kudus
GelarSunan Kudus
Nasabbin Syarif Sabil
NisbahAl - Qudsi
Lahir9 September 1500 M
Meninggal5 Mei 1550 M
Kudus, Kesultanan Demak
Dimakamkan diKauman, Kota Kudus, Kudus
KebangsaanKesultanan Demak
Jabatan~ Imam Masjid Demak

~ Dewan Walisongo

~ Panglima Perang Demak
FirkahSunni
Murid dariSunan Ngudung, Kyai Telingsing, Sunan Ampel, Ki Ageng Ngerang Dan Guru-guru lainnya
Istri
Keturunan
Pernikahan dengan Dewi Ruhil :
Pernikahan dengan Dyah Ayu Uttari :
Pernikahan dengan Putri Adipati Kanduruwan :
  • - Ratu Makoja, menikah dengan Pangeran Silarong
  • - Adipati Sujaka
  • - Prada Binabar menikah dengan Pangeran Poncowati yang menjadi senopatinya Sunan Kudus.
Orang tuaSyarif Sabil (ayah)
Nyai Ageng Manyuran (ibu)

Sunan Kudus Nama lahirnya adalah Ja'far Ash-Shadiq Merupakan ulama sekaligus panglima perang Kesultanan Demak yang termasuk dalam anggota dewan Wali Songo.

Berdasarkan Serat Panengen diketahui bahwa Sunan Kudus adalah Putra dari Nyai Ageng Manyuran yang menikah dengan Sunan Ngudung bin Khalifah Husain.

Sedangkan, dalam Serat Walisana diketahui bahwa nama asli Sunan Ngudung bin Khalifah Husain adalah Syarif Sabil.

Karya Sunan Kudus

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1530, Sunan Kudus mendirikan sebuah mesjid di desa Kerjasan, Kota Kudus, yang kini terkenal dengan nama Masjid Agung Kudus dan masih bertahan hingga sekarang. Sekarang Masjid Agung Kudus berada di alun-alun kota Kudus Jawa Tengah.

Peninggalan lain dari Sunan Kudus adalah permintaannya kepada masyarakat untuk tidak memotong hewan kurban sapi dalam perayaan Idul Adha untuk menghormati masyarakat penganut agama Hindu dengan mengganti kurban sapi dengan memotong kurban kerbau, pesan untuk memotong kurban kerbau ini masih banyak ditaati oleh masyarakat Kudus hingga saat ini.

Wafatnya Sunan Kudus

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1550, Sunan Kudus meninggal dunia saat menjadi Imam sholat Subuh di Masjid Menara Kudus, dalam posisi sujud. kemudian dimakamkan di lingkungan Masjid Menara Kudus.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  • Sajarah Dalem Pangiwa lan Panengen, Karya Ki Padmasusastra. Penerbit : Yayasan Sastra Lestari. Semarang-Surabaya: G.C.T van Dorep & Co 1902.
  • Serat Walisana (Babad Para Wali), Karya Sunan Dalem. Diterjemahkan oleh Ki Tarka Sutarahardja. Penyadur R. Tanojo. Editor Naqobah Ansab Awliya’ Tis’ah (NAAT). Cetakan Pertama 2020. ISBN : 978-623-7817-04-8. Penerbit : Yudharta Press Pasuruan 2020.
  • Ibrahim, Zahrah. 1986. Sastera Sejarah Interpretasi dan Penilaian. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementrian Pelajaran Malaysia.
  • Purwadi dan Enis Niken H. 2007. Dakwah Wali Songo: Penyebaran Islam Berbasis Kultural di Tanah Jawa. Yogyakarta: Panji Pustaka.
  • Said, Nur. 2009. Pendidikan Multikultural Warisan Kanjeng Sunan Kudus. Kudus: CV Brillian Media Utama
  • Sutrisno, Budiono Hadi. 2007. Sejarah Wali Songo: Misi Pengislaman di Jawa. Yogyakarta: Graha Pustaka.
  • Wahyudi, A, Khalid, A. Kisah Wali Songo Para Penyebar Agama Islam Di Tanah Jawa. Surabaya : Karya Ilmu.

Dalam Budaya Populer

[sunting | sunting sumber]

Pranala Luar

[sunting | sunting sumber]