Lompat ke isi

Taghribat Bani Hilal

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Abu Zayd al-Hilali (kanan) memenggal kepala Hegazi ibn Rafe'

Al-Sirah al-Hilaliyyah (bahasa Arab: السيرة الهلالية, translit. al-sīrah al-hilāliyah) atau Taghribat Bani Hilal (bahasa Arab: تغريبة بني هلال, translit. Taghrībat Banī hilāl), juga dikenal sebagai Sirat Bani Hilal (bahasa Arab: سيرة بني هلال, translit. Sīrat Banī Hilāl, har. 'Riwayat Bani Hilal') atau epos al-Hilali, adalah sebuah sastra lisan epos Arab yang menuturkan kisah perjalanan Suku Badui dari Banu Hilal yang bermula dari Nejd di Arab menuju Tunisia dan Aljazair melewati Mesir. Disusun berdasarkan peristiwa sejarah yang terjadi pada abad ke-11. Banu Hilal berkuasa di Afrika Utara bagian tengah selama lebih dari satu abad sebelum digulingkan oleh saingan mereka yang berasal dari Maroko. Epos ini berupa cerita rakyat yang disampaikan secara lisan, dan tidak memiliki tanggal penciptaan. Bersumber dari lusinan puisi epos lisan yang berkembang dalam tradisi masyarakat Arab antara Abad Pertengahan dan abad ke-19, Sirat Bani Hilal saat ini adalah satu-satunya seni musik utuh yang masih dilakukan. Epos ini dulunya tersebar luas di seluruh Timur Tengah, kini hanya dilakukan di Mesir. Pada tahun 2008 epos ini dimasukkan dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO.[1]

Latar belakang sejarah

[sunting | sunting sumber]

Peristiwa Taghribat Bani Hilal berdasarkan sejarah ketika Zirid Tunisia memisahkan diri dari Kekhalifahan Fatimiyah sekitar abad ke-11.

Sumber awal menggambarkan bagaimana Khalifah Fatimiyah mengirim Banu Hilal ke tanah Maghrib untuk menjatuhi hukuman kepada Zirid karena memberontak.

Epos tersebut menjadi representasi mitos pokok bagi identitas Arab di Afrika Utara dan penyebaran Islam di seluruh Sahara, mempengaruhi warisan budaya negara-negara hingga ke selatan serikat Sahel seperti Mali dan Niger.

Epos ini dipertunjukkan sejak abad ke-14, dinyanyikan dalam syair oleh penyair dan diiringi musik instrumen perkusi. Ini adalah bentuk sastra dan musik yang unik yang mencerminkan sejarah, adat istiadat, kepercayaan, simbolisme dan tradisi masyarakat Arab. Perumpamaan dan teka-teki yang ada dalam epos ini sering menjadi bagian dari percakapan sehari-hari di wilayah Timur Tengah.[2] Beberapa karakter utama dalam epos antara lain Abu Zayd al-Hilali, El Zenaty Kalepha dan Zayab Ibn Ganem, ada beberapa tempat di Timur Tengah yang dinamai dengan nama pahlawan yang disebutkan dalam epos. Al-Sirah Al Hilaliyyah memuliakan keberanian dan kepahlawanan, tema di dalamnya mengenai kehormatan dan balas dendam, perang dan romansa. Menempatkan peristiwa-peristiwa sejarah secara lisan yang disebarkan dalam konteks sosial dan sejarah mereka, dan merupakan catatan kebiasaan serta gaya hidup komunitas-komunitas ini sepanjang waktu.[3][4]

Tindakan politik kasar ini memiliki dua pengaruh utama, satu budaya, dan yang lain sastra. Sebagai akibat dari suku Arab yang menetap di Tunisia, wilayah ini kebanyakan berbahasa Arab, bukan Berber.

Ukiran Mesir tentang Dhiab bin Ghanim melawan Zanati Khalifa

Epos ini terinspirasi oleh peristiwa sejarah. di dalamnya pesaing pemimpin Hilali Abu Zayd al-Hilali adalah Khalifa al-Zanati, pahlawan suku Zenata. Peperangan antara Banu Hilal Arab dan Zenata Berber merupakan tema utama dari Sira ini selain Abu Zayd. Karakter lain yang ditampilkan dalam epos ini adalah Shehta (شحتة).

Sira ini awalnya dibawakan secara lisan dan diwariskan dari generasi ke generasi dalam bentuk puisi oleh penyair dan kemudian direkam dalam banyak versi.

Penyair dan penulis Mesir Abdul Rahman al-Abnudi mengoleksi Sira ini secara lengkap, ia bepergian dari Mesir ke Libya dan Tunisia untuk mendokumentasikan varian dari epos tersebut.

Epos ini pernah diriwayatkan oleh para pendongeng di kafe-kafe hingga abad ke-20, mirip seperti biografi Baibars.

Pertunjukan Hilali

[sunting | sunting sumber]

Para pemain Hilali berasal dari keluarga tertentu yang menganggap pertunjukan ini merupakan satu-satunya sumber penghasilan mereka. Para calon pemain memulai magang mereka pada usia lima tahun dan pelatihan berlangsung setidaknya sepuluh tahun. Selama proses pemagangan, para penyair dituntut mengasah ingatan mereka, menyanyi dan terampil memainkan instrumen serta mempelajari seni menafsir cepat untuk membuat plot yang relevan bagi para pendengar. Secara tradisi, Al-Sirah Al-Hilaliyyah dibawakan dalam acara-acara sosial dan pribadi seperti pernikahan, upacara khitanan dan pertemuan pribadi, pertunjukan sering berlangsung antara 50 hingga 100 jam.

Pertunjukan Hilali memiliki iringan musik yang sebagian besar dari instrumen kayu. Instrumen yang digunakan seperti rebab (biola Arab) dan smsmiyya (tampura), alat musik tiup seperti salamiyyah, zummarah, mizmar, arghul dan nay (suling yang terbuka) dan instrumen perkusi seperti tabla dan tamborin.[5]

Kaitan budaya di Mesir

[sunting | sunting sumber]

Al-Sirah Al-Hilaliyah adalah tradisi hidup yang melambangkan tradisi-tradisi lisan masyarakat Mesir Hulu dan Hilir, memadukan musik kuno dan modern dengan lagu dan tarian dari suku-suku Mesir saat ini. Hilali memiliki pengaruh besar dalam membentuk visi komunitas ini, penerimaan atau penolakan mereka terhadap ide dan inovasi serta membantu mengintegrasikan perubahan yang terkait dengan pengembangan, modernisasi dalam masyarakat ini.

Ancaman-ancaman untuk bertahan

[sunting | sunting sumber]

Saat ini sangat sedikit penyair yang tahu Al-Sirah Al-Hilaliyah secara keseluruhan dan akibat perubahan sosial ekonomi di Mesir serta gempuran globalisasi, epos Hilali terancam punah. Dokumentasi, klasifikasi dan pengarsipan epos dan nuansa artistiknya sedang berlangsung dan pendaftarannya pada Daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO diharapkan dapat mencerahkan prospeknya. Al-Sirah Al-Hilaliyyah memiliki kemiripan dengan T'heydinn dari Mauritania, epos lisan lainnya dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda, keduanya sebagai sejarah lisan dan materi keduanya yang bersumber dari eksploitasi suku Banu Hilal.

Lihat juga

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Al-Sirah Al-Hilaliyyah epic". UNESCO. 
  2. ^ "Al-Sirah Al-Hilaliyyah Epic". Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 April 2012. Diakses tanggal 25 July 2012. 
  3. ^ "Traditional Egyptian storytellers' heritage - Call for partnership". 
  4. ^ Kamil, Jill (9–15 September 2004). "The tale of a tale". Al Ahram Weekly. Issue No. 707. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 May 2014. 
  5. ^ "Traditional Egyptian storytellers heritage and its instruments and tools". 

Bacaan lebih lanjut

[sunting | sunting sumber]
  • Galley, Micheline. "‘À propos d’un manuscrit de la geste hilalienne conservé à la Bibliothèque Vaticane’." 'Studies on Arabic epic’ (ed. Giovanni Canova), xxii (L XXX III), Oriente Moderno (special number), n.s. 2 2003, pp. 307–33.