Lompat ke isi

Taman Nasional Alas Purwo

Koordinat: 8°41′S 114°28′E / 8.683°S 114.467°E / -8.683; 114.467
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Taman Nasional Alas Purwo (disingkat TN Alas Purwo, Aksara Jawa: ꦠꦩꦤ꧀ꦤꦱꦶꦪꦺꦴꦤꦭ꧀ꦄꦭꦱ꧀ꦥꦸꦂꦮꦺꦴ) adalah sebuah taman nasional yang terletak di Kecamatan Tegaldlimo dan Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Indonesia. Letak taman nasional ini di ujung paling timur dari Pulau Jawa.

Taman Nasional Alas Purwo
ꦠꦩꦤ꧀ꦤꦱꦶꦪꦺꦴꦤꦭ꧀ꦄꦭꦱ꧀ꦥꦸꦂꦮꦺꦴ
IUCN Kategori II (Taman Nasional)
Peta memperlihatkan letak Taman Nasional Alas Purwo ꦠꦩꦤ꧀ꦤꦱꦶꦪꦺꦴꦤꦭ꧀ꦄꦭꦱ꧀ꦥꦸꦂꦮꦺꦴ
alt=Peta memperlihatkan letak Taman Nasional Alas Purwo ꦠꦩꦤ꧀ꦤꦱꦶꦪꦺꦴꦤꦭ꧀ꦄꦭꦱ꧀ꦥꦸꦂꦮꦺꦴ
TN. Alas Purwo
Peta memperlihatkan letak Taman Nasional Alas Purwo ꦠꦩꦤ꧀ꦤꦱꦶꦪꦺꦴꦤꦭ꧀ꦄꦭꦱ꧀ꦥꦸꦂꦮꦺꦴ
alt=Peta memperlihatkan letak Taman Nasional Alas Purwo ꦠꦩꦤ꧀ꦤꦱꦶꦪꦺꦴꦤꦭ꧀ꦄꦭꦱ꧀ꦥꦸꦂꦮꦺꦴ
TN. Alas Purwo
Peta memperlihatkan letak Taman Nasional Alas Purwo ꦠꦩꦤ꧀ꦤꦱꦶꦪꦺꦴꦤꦭ꧀ꦄꦭꦱ꧀ꦥꦸꦂꦮꦺꦴ
alt=Peta memperlihatkan letak Taman Nasional Alas Purwo ꦠꦩꦤ꧀ꦤꦱꦶꦪꦺꦴꦤꦭ꧀ꦄꦭꦱ꧀ꦥꦸꦂꦮꦺꦴ
TN. Alas Purwo
Peta memperlihatkan letak Taman Nasional Alas Purwo ꦠꦩꦤ꧀ꦤꦱꦶꦪꦺꦴꦤꦭ꧀ꦄꦭꦱ꧀ꦥꦸꦂꦮꦺꦴ
alt=Peta memperlihatkan letak Taman Nasional Alas Purwo ꦠꦩꦤ꧀ꦤꦱꦶꦪꦺꦴꦤꦭ꧀ꦄꦭꦱ꧀ꦥꦸꦂꦮꦺꦴ
TN. Alas Purwo
Lokasi di Pulau Jawa
LetakJawa Timur, Indonesia
Kota terdekatBanyuwangi
Koordinat8°41′S 114°28′E / 8.683°S 114.467°E / -8.683; 114.467
Luas434,20 km²
Didirikan1993
Pengunjung14.720 (tahun 2006[1])
Pihak pengelolaKementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Situs webtnalaspurwo.org

Letak dan Penetapan

[sunting | sunting sumber]

Wilayah Taman Nasional Alas Purwo terletak di pesisir pantai selatan antara 8°26’45”– 8°47’00” Lintang Selatan dan 114°20’16”–114°36’00” Bujur Timur. Penetapannya sebagai taman nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 283/Kpts-11/1992 tertanggal 26 Februari 1992. Lahannya seluas 43.320 ha. Taman Nasional Alas Purwo juga masuk dalam Semenanjung Blambangan.[2]

Berikut adalah jarak dari beberapa lokasi utama:

  • Dari kota Banyuwangi: Sekitar 61,5 Km
  • Dari Pelabuhan Ketapang: Sekitar 69,3 Km
  • Dari Kecamatan Jember: Sekitar 119 Km
  • Dari stasiun terdekat yaitu Rogojampi: Sekitar 47 Km

Ekosistem dan Keanekaragaman Hayati[3]

[sunting | sunting sumber]

Ekosistem yang ada merupakan hutan hujan tropis yang terbagi menjadi:

  • Hutan bambu
  • Hutan pantai
  • Hutan bakau
  • Hutan tanaman
  • Hutan alam
  • Padang rumput

Taman Nasional Alas Purwo merupakan tempat ritual Pagerwesi bagi umat Hindu dan berbatasan dengan Pulau Bali. Di dalamnya terdapat Pura Luhur Giri Salaka. Jenis tumbuhan yang ditemukan sedikitnya 584 jenis, termasuk rumput, herba, semak, liana, dan pohon.

Fauna Darat

[sunting | sunting sumber]
Padang Penggembalaan Sadengan


Terdapat beberapa jenis hewan darat seperti:

  • Banteng
  • Kijang
  • Rusa
  • Lutung
  • Kancil
  • Macan tutul
  • Anjing hutan
  • Kucing hutan

Burung dan Penyu

[sunting | sunting sumber]

Jenis burung yang ditemukan antara lain:

  • Rangkong badak
  • Kangkareng perut putih
  • Merak
  • Ayam hutan hijau
  • Ayam hutan merah

Empat jenis penyu yang dapat ditemukan adalah:

  • Penyu abu-abu
  • Penyu belimbing
  • Penyu hijau
  • Penyu sisik

Keadaan Fisik

[sunting | sunting sumber]

Taman Nasional Alas Purwo terdiri dari beberapa zonasi sesuai dengan Keputusan Dirjen Konservasi SDA dan Ekosistem Nomor SK.341/KSDAE-SET/2015 tanggal 31 Desember 2015:

  • Zona Inti: 12.354,78 Ha
  • Zona Rimba: 29.946,18 Ha
  • Zona Rehabilitasi: 447,91 Ha
  • Zona Tradisional: 481,31 Ha
  • Zona Pemanfaatan: 796,07 Ha
  • Zona Khusus: 1,15 Ha
  • Zona Religi, Budaya, dan Sejarah: 9,90 Ha

Curah hujan rata-rata 1000 – 1500 mm per tahun dengan temperatur 22°-31 °C dan kelembaban udara 40-85 %. Wilayah sebelah barat menerima curah hujan lebih tinggi dibanding wilayah sebelah timur. Musim kemarau berlangsung dari April hingga Oktober, dan musim hujan dari Oktober hingga April.

Topografi kawasan TN Alas Purwo umumnya datar, bergelombang ringan hingga berat, dengan puncak tertinggi Gunung Lingga Manis (322 mdpl). Tanahnya berupa tanah liat berpasir dan sebagian kecil tanah lempung. Sungai-sungai umumnya dangkal dan pendek, dengan Sungai Segoro Anak dan Sunglon Ombo mengalir sepanjang tahun. Mata air banyak terdapat di daerah Gunung Kuncur, Gunung Kunci, Goa Basori, dan Sendang Srengenge.

Keanekaragaman Biologi

[sunting | sunting sumber]

Tipe hutan di kawasan TN Alas Purwo umumnya merupakan hutan hujan dataran rendah, dengan formasi hutan bambu yang dominan (± 40% dari total luas hutan). Tercatat sedikitnya 584 jenis tumbuhan, termasuk rumput, herba, semak, liana, dan pohon.

Jenis-jenis Fauna

[sunting | sunting sumber]
  1. Mamalia (45 jenis):
    • Banteng (Bos javanicus)
    • Rusa Timor (Rusa timorensis)
    • Ajag (Cuon alpinus)
    • Babi Hutan (Sus scrofa)
    • Kijang (Muntiacus muntjak)
    • Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas)
    • Lutung Budeng (Tracypithecus auratus)
    • Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis)
  2. Aves (Burung) (lebih dari 250 jenis):
    • Elang Laut Perut Putih (Haliaeetus leucogaster)
    • Elang Ular Bido (Spilornis cheela)
    • Ayam Hutan Hijau (Galus varius)
    • Ayam Hutan Merah (Gallus gallus)
    • Kuntul Kecil (Egreta garzeta)
    • Rangkong Badak (Buceros rhinoceros)
    • Merak Hijau Jawa (Pavo muticus muticus)
    • Dara Laut Jambul (Sterna bergii)
    • Cekakak Jawa (Halcyon cyanoventris)
  3. Herpetofauna (Reptil dan Amfibi) (70 jenis):
    • 17 jenis amfibi
    • 53 jenis reptil, termasuk 7 jenis reptil yang dilindungi:
      • Penyu Lekang/Abu-Abu (Lepidochelys olivacea)
      • Penyu Hijau (Chelonia mydas)
      • Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata)
      • Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea)
      • Biawak Abu-Abu (Varanus nebulosus)
      • Ular Sanca Bodo (Python bivittatus)
      • Buaya Muara (Crocodylus porosus)

UU No. 5 tahun 1990 TN. Alas Purwo mempunyai tiga fungsi pokok

[sunting | sunting sumber]
  1. Perlindungan proses ekologis sistem penyangga kehidupan.
  2. Pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya.
  3. Pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya dalam bentuk penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, penunjang budidaya, dan pariwisata alam[4]

Sosial ekonomi dan budaya

[sunting | sunting sumber]

Sebagian besar mata pencaharian masyarakat di sekitar kawasan adalah bertani, buruh tani, dan nelayan. Masyarakat nelayan kebanyakan tinggal di wilayah Muncar, yang merupakan salah satu pelabuhan ikan terbesar di Jawa, dan di wilayah Grajagan. Mayoritas penduduk di sekitar kawasan memeluk agama Islam, namun banyak pula yang beragama Hindu terutama di Desa Kedungasri dan Desa Kalipait. Secara umum masyarakat sekitar TN Alas Purwo digolongkan sebagai masyarakat Jawa Tradisional.

Gua Istana, Alas Purwo
Situasi Gua Istana di Alas Purwo, salah satu dari sekitar 44 gua yang ada.

Bertapa, semedi, sayan (gotong-royong saat mendirikan rumah), bayenan, serta selamatan-selamatan lain yang berkaitan dengan pencarian ketenangan batin masih dilaksanakan. Pada hari-hari tertentu seperti 1 Suro, bulan purnama, dan bulan mati, masyarakat datang ke kawasan Taman Nasional Alas Purwo untuk bersemedi. Tempat ini menjadi sangat terkenal dengan keangkerannya. Konon dahulu banyak orang yang tersesat, dirampok, dan dibunuh oleh perampok yang berdiam di Alas Purwo. Di sana juga banyak terdapat tempat makhluk halus, sehingga sampai kini tempat ini masih terkenal sebagai tempat paling angker di Pulau Jawa.

Taman Nasional Alas Purwo tidak hanya dikenal karena keindahan alamnya, tetapi juga karena aura mistis yang melingkupinya. Banyak cerita mistis berkembang di masyarakat sekitar yang membuat tempat ini disegani. Salah satu kesakralan yang terkenal adalah ritual Pagerwesi yang dilakukan oleh umat Hindu. Selain itu, beberapa titik di Taman Nasional Alas Purwo, seperti Goa Istana dan Pantai Ngagel, sering dikunjungi untuk tujuan spiritual dan meditasi.[5]

Kisah-kisah tentang makhluk halus yang menghuni kawasan ini turut menambah aura mistisnya. Banyak yang meyakini bahwa Alas Purwo adalah tempat bersemayamnya roh-roh leluhur dan makhluk halus. Bahkan, cerita tentang orang-orang yang tersesat atau mengalami kejadian aneh saat berada di Alas Purwo sering terdengar.

Menurut beberapa sumber, seperti situs berita dan cerita rakyat, tempat ini dianggap sebagai salah satu lokasi paling angker di Pulau Jawa. Banyak orang yang datang untuk mencari pengalaman spiritual atau hanya sekadar menguji nyali.

Lihat Juga

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Forestry statistics of Indonesia 2007 Diarsipkan 2013-04-05 di Wayback Machine., retrieved 20 May 2010
  2. ^ Fen (2015-09-27). "Taman Nasional Alas Purwo, Hutan Tertua Pulau Jawa yang Penuh Misteri". Aneka Tempat Wisata (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-12-05. 
  3. ^ admin. "Keanekaragaman Hayati – Taman Nasional Alas Purwo" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-12-05. 
  4. ^ admin. "Profil Taman Nasional Alas Purwo – Taman Nasional Alas Purwo" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-12-05. 
  5. ^ Okezone (2021-02-07). "Sederet Mitos Alas Purwo, Kerajaan Jin hingga Tempat Semedi Bung Karno : Okezone Travel". https://travel.okezone.com/. Diakses tanggal 2024-12-05.  Hapus pranala luar di parameter |website= (bantuan)