Lompat ke isi

Kota Tangerang

Koordinat: 6°10′17″S 106°38′26″E / 6.17139°S 106.64056°E / -6.17139; 106.64056
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Tanggerang)

6°10′17″S 106°38′26″E / 6.17139°S 106.64056°E / -6.17139; 106.64056

Kota Tangerang
Transkripsi bahasa daerah
 • Aksara Sundaᮒᮍᮨᮛᮀ
CBD Alam Sutera
Kota Tangerang Dilihat dari Udara
Bundaran Tugu Adipura
Bendera Kota Tangerang
Lambang resmi Kota Tangerang
Julukan: 
Kota Industri
Motto: 
Bhakti karya adhi kertaraharja
(Sanskerta) Semangat mengabdi dalam wujud karya pembangunan untuk kemakmuran
Peta
Peta
Kota Tangerang di Indonesia
Kota Tangerang
Kota Tangerang
Peta
Koordinat: 6°10′17″S 106°38′26″E / 6.17139°S 106.64056°E / -6.17139; 106.64056
Negara Indonesia
ProvinsiBanten
Tanggal berdiri28 Februari 1993; 31 tahun lalu (1993-02-28)
Dasar hukumUndang-Undang Nomor 2 Tahun 1993
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
Pemerintahan
 • Wali KotaNurdin (Pj.)
 • Wakil Wali Kotalowong
 • Sekretaris DaerahHerman Suwarman
Luas
 • Total164,55 km2 (63,53 sq mi)
Peringkat49
Populasi
 (30 Juni 2024)[1]
 • Total1.927.815
 • Peringkat12
 • Kepadatan12,000/km2 (30,000/sq mi)
Demografi
 • Agama
  • 87,92% Islam
  • 3,73% Buddha
  • 0,14% Hindu
  • 0,05% Konghucu[1][2]
 • BahasaIndonesia, Sunda Banten, Betawi, Jawa
 • IPMKenaikan 80,98 (2023)
 sangat tinggi [3]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode pos
Kode BPS
3671 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon021
Pelat kendaraanB
Kode Kemendagri36.71 Edit nilai pada Wikidata
DAURp 937.484.837.000- (2020)[4]
Fauna resmiKowak Malam Abu
Situs webwww.tangerangkota.go.id


Kota Tangerang (bahasa Sunda: ᮒᮍᮨᮛᮀ) adalah kota yang terletak di Provinsi Banten, Indonesia. Kota ini terletak tepat di sebelah barat DKI Jakarta. Penduduk pribuminya adalah Suku Sunda. Pada pertengahan tahun 2024, jumlah penduduk kota Tangerang sebanyak 1.927.815 dengan kepadatan 12.000 jiwa/km2.[1]

Tangerang merupakan kota penyangga ketiga terbesar di kawasan metropolitan Jakarta Raya setelah Kota Bekasi dan Kota Depok, Jawa Barat. Selain itu, kepolisian di kota ini juga setara dengan wilayah kota penyangga Jakarta lainnya seperti, Kota Depok, Kota Tangerang Selatan dan Kota Bekasi, yang di mana kepolisiannya berkedudukan di wilayah hukum Polda Metro Jaya dan wilayah pertahanan Kodam Jaya. Meskipun berstatus kota penyangga, Kota Tangerang merupakan kota terbesar di Provinsi Banten.

Kota Tangerang merupakan kota multietnis. Kelompok etnis dari etnis lokal terdiri dari Sunda, Jawa, dan Betawi, sedangkan etnis yang berasal dari luar Indonesia, utamanya terdiri dari etnis Arab dan Tionghoa. Kota Tangerang saat ini merupakan kota multietnis karena merupakan wilayah urban Jabodetabek. Awal mula penduduk Kota Tangerang hanya beretnis Sunda. Penduduk Sunda di Tangerang terdiri atas penduduk asli setempat, serta pendatang dari Bogor, Priangan, dan Banten (Halim, 2011).

Kemudian di tahun 1526, penduduk baru dari wilayah pesisir Kesultanan Demak dan Kesultanan Cirebon datang ke Tangerang. Penduduk baru tersebut berbudaya dan beretnis Jawa dan sekaligus mengiringi proses Islamisasi dan perluasan wilayah dari Kesultanan Demak dan Cirebon (Halim, 2011).

Mereka bermukim di daerah pesisir Tangerang sebelah barat. Keberagaman etnis penduduk Batavia di Kota Batavia merupakan dampak dari kebijakan pemerintah kolonial Belanda yang melahirkan budaya Melayu Betawi dan ragam etnis. Adanya budaya Melayu karena penduduk Batavia menggunakan bahasa Melayu sebagai alat komunikasi dan bermukim di daerah Betawi (Halim, 2011).

Penduduk etnis Betawi menyebar ke sekeliling Kota Batavia, termasuk Tangerang. Penduduk etnis Betawi bermukim di daerah pedalaman timur Tangerang dan daerah pesisir sebelah timur (Halim, 2011).

Pada tahun 1569, daerah sebelah timur Sungai Cisadane jatuh ke tangan Belanda. Kemudian pada tahun 1684 terjadi pelebaran wilayah Batavia dimulai dari tanah sepanjang Sungai Cisadane dari daerah hulu hingga ke muara dan daerah selatan Sungai Cisadane sampai ke Laut Kidul (Samudra Hindia) (Halim, 2011).[5]

Sebutan "Kota Benteng"

[sunting | sunting sumber]
Denah Benteng Tangerang tertanggal 1709

Untuk mengungkapkan asal-usul Tangerang sebagai "Kota Benteng", diperlukan catatan yang menyangkut perjuangan. Menurut tulisan F. de Haan yang diambil dari arsip VOC, resolusi tanggal 1 Juni 1660 melaporkan bahwa Sultan Banten telah membuat negeri besar yang terletak di sebelah barat Sungai Cisadane, dan untuk mengisi negeri baru tersebut Sultan Banten telah memindahkan 5.000 sampai 6.000 penduduk.[butuh rujukan]

Dalam Dag Register tertanggal 20 Desember 1668 diberitakan bahwa Sultan Banten telah mengangkat Raden Sena Pati dan Kyai Demang sebagai penguasa di daerah baru tersebut. Karena dicurigai akan merebut kerajaan, Raden Sena Pati dan Kyai Demang dipecat oleh Sultan Banten. Sebagai gantinya diangkat Pangeran Dipati lainnya. Atas pemecatan tersebut, Ki Demang sakit hati. Kemudian tindakan selanjutnya ia mengadu domba antara Banten dan VOC. Tetapi ia terbunuh di Kademangan.

Dalam arsip VOC selanjutnya, yaitu dalam Dag Register tertanggal 4 Maret 1680 menjelaskan bahwa penguasa Tangerang pada waktu itu adalah Kyai Dipati Soera Dielaga. Kyai Soeradilaga dan putranya Subraja minta perlindungan VOC dengan diikuti 143 pengiring dan tentaranya. Ia dan pengiringnya ketika itu diberi tempat di sebelah timur sungai, berbatasan dengan pagar VOC.

Ketika bertempur dengan Banten, Soeradilaga beserta ahli perangnya berhasil memukul mundur pasukan Banten. Atas jasa keunggulannya itu kemudian ia diberi gelar kehormatan Raden Aria Suryamanggala, sedangkan Pangerang Subraja diberi gelar Kyai Dipati Soetadilaga.

Kediaman Tuan Oei Dji San, seorang tokoh Tionghoa di Tangerang, pada tahun 1920-1922

Selanjutnya Raden Aria Soetadilaga diangkat menjadi Bupati Tangerang I dengan wilayah meliputi antara Sungai Angke dan Sungai Cisadane. Gelar yang digunakannya adalah Aria Soetidilaga I. Kemudian dengan perjanjian yang ditandatangani pada tanggal 17 April 1684, Tangerang menjadi daerah kekuasaan VOC. Banten tidak mempunyai hak untuk campur tangan dalam mengatur tata pemerintahan di Tangerang.

Salah satu pasal dari perjanjian tersebut berbunyi: Dan harus diketahui dengan pasti sejauh mana batas-batas daerah kekuasaan yang sejak masa lalu telah dimaklumi maka akan tetap ditentukan yaitu daerah yang dibatasi oleh Tangerang dari Pantai Laut Jawa hingga pegunungan-pegunungan sampai Laut Selatan. Bahwa semua tanah disepanjang Tangerang akan menjadi milik atau ditempati VOC.

Dengan adanya perjanjian tersebut daerah kekuasaan bupati bertambah luas sampai sebelah barat sungai Tangerang. Untuk mengawasi Tangerang maka dipandang perlu menambah pos-pos penjagaan di sepanjang perbatasan sungai Tangerang, karena orang-orang Banten selalu melakukan penyerangan secara tiba-tiba.

Menurut peta yang dibuat pada tahun 1692, pos yang paling tua terletak di muara Sungai Cisadane, tepatnya disebelah utara Kampung Baru. Namun kemudian ketika didirikan pos yang baru, bergeserlah letaknya ke sebelah Selatan atau tepatnya di muara Sungai Tangerang.

Menurut arsip Gewone Resolutie Van hat Casteel Batavia, tanggal 3 April 1705 ada rencana merobohkan bangunan-bangunan dalam pos karena hanya berdinding bambu. Kemudian bangunannya diusulkan diganti dengan tembok. Gubernur Jenderal Zwaardeczon sangat menyetujui usulan tersebut, bahkan diinstruksikan untuk membuat pagar tembok mengelilingi bangunan-bangunan dalam pos penjagaan.

Hal ini dimaksudkan agar orang Banten tidak dapat melakukan penyerangan. Benteng baru yang akan dibangun untuk ditempati itu direncanakan punya ketebalan dinding 20 kaki atau lebih. Disana akan ditempatkan 30 orang Eropa dibawah pimpinan seorang Vandrig dan 28 orang Makassar yang akan tinggal di luar benteng. Bahan dasar benteng adalah batu bata yang diperoleh dari Bupati Tangerang Aria Soetadilaga I.

Setelah benteng selesai dibangun personelnya menjadi 60 orang Eropa dan 30 orang hitam. Yang dikatakan orang hitam adalah orang-orang Makassar yang direkrut sebagai serdadu VOC. Benteng ini kemudian menjadi basis VOC dalam menghadapi pemberontakan dari Banten.

Kemudian pada tahun 1801, diputuskan untuk memperbaiki dan memperkuat pos atau garnisun itu, dengan letak bangunan baru 60 meter agak ke tenggara, tepatnya terletak disebelah timur Jalan Besar PAL 17. Orang-orang pribumi pada waktu itu lebih mengenal bangunan ini dengan sebutan "Benteng". Sejak saat itu, Tangerang terkenal dengan sebutan Benteng. Benteng ini sejak tahun 1812 sudah tidak terawat lagi, bahkan menurut "Superintendant of Publik Building and Work" tanggal 6 Maret 1816 menyatakan:

... Benteng dan Barak di Tangerang sekarang tidak terurus, tak seorangpun mau melihatnya lagi. Pintu dan jendela banyak yang rusak bahkan diambil orang untuk kepentingannya.

Perjuangan kemerdekaan Indonesia

[sunting | sunting sumber]

Pada Oktober 1945, Laskar Hitam, milisi muslim ekstrem didirikan di Tangerang. tujuan dari gerakan ini adalah untuk mendirikan negara Islam di Indonesia. Gerakan ini kemudian menjadi bagian kelompok pemberontak DI/TII. Pada 31 Oktober 1945, Laskar Hitam menculik Oto Iskandardinata, Menteri Negara Republik Indonesia. Kemungkinan dibunuh di Mauk, Tangerang pada 20 Desember 1945. Setelah deklarasi kemerdekaan Indonesia, ada kerusuhan ras di Tangerang. Kelompok anti etnis Tionghoa menyerang etnis Tionghoa di Tangerang karena mereka menganggap bahwa etnis Tionghoa mendukung pemerintah Belanda yang mencoba untuk kembali menguasai Indonesia.[butuh rujukan]

Setelah kemerdekaan Indonesia

[sunting | sunting sumber]

Sejak tahun 1981 hingga 1984, Bandara Internasional Soekarno-Hatta dibangun di Benda, Tangerang. Bandara terletak di Tangerang, namun disebut sebagai Bandara Cengkareng. Cengkareng adalah nama kecamatan di Jakarta Barat yang berdekatan dengan bandar udara.

Kota Tangerang terletak di wilayah barat laut Provinsi Banten dan berada di sisi utara Pulau Jawa. Secara astronomis, kota ini terletak 106°33'–106°44' BT dan 6°05'–6°15 LS. Kota Tangerang mempunyai luas sebesar ±153,9 km².[6]

Kota ini berbatasan dengan Kabupaten Tangerang di sebelah Barat dan Utara, dengan Kota Tangerang Selatan di sisi Selatan, dan dengan DKI Jakarta di sebelah Timur.

Sungai Cisadane yang melintasi Kota Tangerang.

Kota Tangerang dilintasi oleh salah satu sungai terbesar di barat Pulau Jawa yaitu Sungai Cisadane. Sungai ini merupakan bagian dari identitas Kota Tangerang yang tak dapat dipisahkan. Hulu sungai ini terletak di lereng Gunung Salak dan Gunung Pangrango, Bogor.

Batas Wilayah

[sunting | sunting sumber]
Utara Kabupaten Tangerang
Timur Kota Administrasi Jakarta Barat dan Kota Administrasi Jakarta Selatan
Selatan Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang
Barat Kabupaten Tangerang

Topografi

[sunting | sunting sumber]

Secara topografi, Kota Tangerang sebagian besar berada pada ketinggian 10-30 mdpl, alias secara keseluruhan wilayahnya berada di dataran rendah. Bagian utara kota ini (meliputi sebagian besar Kecamatan Benda) memiliki ketinggian rata-rata 10 mdpl, sedangkan bagian selatan Kota Tangerang mempunyai ketinggian 30 mdpl.

Selanjutnya, Kota Tangerang mempunyai tingkat kemiringan tanah 0-3% dan sebagian kecil (yaitu di bagian selatan kota) kemiringan tanahnya antara 3%–8% berada di Parung Serab, Paninggilan dan Cipadu Jaya.[7]

Suku bangsa

[sunting | sunting sumber]

Penduduk Kota Tangerang termasuk kota yang beragam suku bangsa. Berdasarkan data Sensus Penduduk Indonesia 2000, sebagian besar penduduk Kota Tangerang adalah orang Jawa, Lampung, Betawi dan suku aslinya Sunda. Jumlah yang signifikan juga berasal dari suku Lampung, dan Minangkabau. Keberagaman suku bangsa di Kota Tangerang memengaruhi perbedaan budaya dan adat istiadat masyarakat Kota Tangerang. Berikut adalah besaran penduduk Kota Tangerang berdasarkan suku bangsa pada Sensus Penduduk tahun 2000;[8]

No Suku Jumlah 2000 %
1 Jawa 523.740 31,60%
2 Lampung 492.989 29,93%
3 Betawi 473.309 28,56%
4 Sunda 337.016 20,34%
5 Batak 78.149 4,71%
6 Minangkabau 50.779 3,06%
7 Tionghoa 13.476 0,81%
8 Cirebon 4.622 0,28%
9 Suku lainnya 176.421 10,64%
Kota Tangerang 1.657.512 100%

Berdasarkan garis lintang, Kota Tangerang berada pada wilayah Iklim Tropis dan menurut klasifikasi Iklim Koppen sebagian besar wilayah Kota Tangerang termasuk kategori Am yaitu kategori iklim muson tropis dengan dua musim. Musim hujan di Kota Tangerang biasanya terjadi sejak awal bulan Desember hingga bulan April dengan curah hujan bulanan di atas 150 mm per bulan dan musim kemarau biasanya terjadi dari bulan Juni hingga bulan September dengan curah hujan bulanan kurang dari 100 mm per bulan. Curah hujan tahunan wilayah Kota Tangerang berkisar antara 1000–2000 milimeter per tahun dengan bulan terbasah yaitu bulan Februari dan bulan terkering yaitu bulan Agustus dan rata-rata hari hujan di wilayah Tangerang adalah 80 hingga 120 hari hujan per tahunnya. Suhu udara di Kota Tangerang per tahunnya berkisar antara 23°–34 °C. Tingkat kelembapan nisbi per tahun di kota ini bervariasi antara 72%–85%

Data iklim Tangerang, Banten, Indonesia
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata tertinggi °C (°F) 30.7
(87.3)
30.8
(87.4)
31.8
(89.2)
32.4
(90.3)
32.5
(90.5)
32.2
(90)
32.7
(90.9)
32.2
(90)
32.6
(90.7)
33.0
(91.4)
32.7
(90.9)
31.8
(89.2)
32.12
(89.82)
Rata-rata harian °C (°F) 27.4
(81.3)
27.5
(81.5)
28.1
(82.6)
28.5
(83.3)
28.5
(83.3)
28.2
(82.8)
27.8
(82)
27.9
(82.2)
28.2
(82.8)
28.6
(83.5)
28.6
(83.5)
28.1
(82.6)
28.12
(82.62)
Rata-rata terendah °C (°F) 24.1
(75.4)
24.1
(75.4)
24.3
(75.7)
24.7
(76.5)
24.6
(76.3)
24.2
(75.6)
23.1
(73.6)
23.6
(74.5)
23.8
(74.8)
24.2
(75.6)
24.4
(75.9)
24.4
(75.9)
24.12
(75.43)
Presipitasi mm (inci) 296
(11.65)
308
(12.13)
164
(6.46)
148
(5.83)
120
(4.72)
88
(3.46)
67
(2.64)
46
(1.81)
59
(2.32)
97
(3.82)
139
(5.47)
168
(6.61)
1.700
(66,92)
Rata-rata hari hujan 15 14 10 8 7 5 4 3 4 5 8 10 93
% kelembapan 85 84 83 81 80 79 77 73 74 76 78 81 79.3
Rata-rata sinar matahari bulanan 138 160 207 246 260 254 285 294 263 254 205 182 2.748
Sumber #1: Weatherbase & WeatherOnline[9][10]
Sumber #2: BMKG[11]

Pemerintahan

[sunting | sunting sumber]

Daftar Walikota

[sunting | sunting sumber]
No. Potret Wali Kota Partai Awal Akhir Periode Wakil Ref.
1 Djakaria Machmud
(1944–2017)
Non Partisan 28 Februari 1993 1998 1 Tidak ada
2 Mochammad Thamrin Non Partisan 1998 16 November 2003 2 Tidak diketahui
3 Wahidin Halim
(lahir 1954)
Partai Demokrat 16 November 2003 16 November 2008 3
(2003)
Deddy Syafei [12][13]
16 November 2008 12 September 2013 4
(2008)
Arief Rachadiono [14][15][16][17]
4 Arief Rachadiono
(lahir 1977)
Partai Demokrat 24 Desember 2013 24 Desember 2018 5
(2013)
Sachrudin
26 Desember 2018 26 Desember 2023 6
(2018)
[18][19]


Dewan Perwakilan

[sunting | sunting sumber]

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Tangerang dalam tiga periode terakhir.

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014–2019[20] 2019–2024[21] 2024–2029
PKB 5 Steady 5 Steady 5
Gerindra 6 Kenaikan 8 Penurunan 6
PDI-P 10 Steady 10 Penurunan 7
Golkar 6 Steady 6 Kenaikan 9
NasDem (baru) 2 Kenaikan 3 Kenaikan 5
PKS 4 Kenaikan 6 Steady 6
Hanura 3 Penurunan 0 Steady 0
PAN 4 Penurunan 3 Penurunan 2
Demokrat 5 Steady 5 Penurunan 4
PSI (baru) 1 Kenaikan 4
PPP 5 Penurunan 3 Penurunan 2
Jumlah Anggota 50 Steady 50 Steady 50
Jumlah Partai 10 Steady 10 Steady 10

Kecamatan

[sunting | sunting sumber]

Kota Tangerang terdiri dari 13 kecamatan dan 104 kelurahan dengan jumlah penduduk pada tahun 2017 diperkirakan sebesar 1.651.428 jiwa dan luas wilayah 153,93 km² dengan kepadatan 10.728 jiwa/km².[22][23]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Tangerang, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Ibu kota Kodepos[24] Jumlah
Kelurahan
Daftar
Kelurahan
36.71.03 Batuceper Batuceper 15121-15122 7
36.71.04 Benda Jurumudi 15123-15126 5
36.71.09 Cibodas Cibodas Baru 15138-15139 6
36.71.06 Ciledug Sudimara Barat 15151-15153 8
36.71.05 Cipondoh Cipondoh 15141
15146-15148
10
36.71.02 Jatiuwung Keroncong 15133-15137 6
36.71.12 Karangtengah Pondok Pucung 15157-15159 7
36.71.07 Karawaci Cimone Jaya 15112-15116 16
36.71.13 Larangan Larangan Indah 15154-15156 8
36.71.10 Neglasari Mekarsari 15127-15129 7
36.71.08 Periuk Periuk 15131-15133 5
36.71.11 Pinang Kunciran Jaya 15142-15145 11
36.71.01 Tangerang Sukarasa 15111
15117-15119
8
TOTAL 104
Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Tangerang adalah pusat manufaktur dan industri di Pulau Jawa dan memiliki lebih dari 1000 pabrik. Banyak perusahaan-perusahaan Internasional yang memiliki pabrik di kota ini. Tangerang memiliki cuaca yang cenderung panas dan lembap, dengan sedikit hutan atau bagian geografis lainnya. Kawasan-kawasan tertentu terdiri atas rawa-rawa, termasuk kawasan di sekitar Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Dalam beberapa tahun terakhir, perluasan urban Jakarta meliputi Tangerang, dan akibatnya banyak penduduknya yang berkomuter ke Jakarta untuk kerja, atau sebaliknya. Banyak kota-kota satelit kelas menengah dan kelas atas sedang dan telah dikembangkan di Tangerang, lengkap dengan pusat perbelanjaan, sekolah swasta dan mini market. Pemerintah bekerja dalam mengembangkan sistem jalan tol untuk mengakomodasikan arus lalu lintas yang semakin banyak ke dan dari Tangerang. Tangerang dahulu adalah bagian dari Provinsi Jawa Barat yang sejak tahun 2000 memisahkan diri dan menjadi bagian dari Provinsi Banten.

Pendidikan

[sunting | sunting sumber]

Kota Tangerang memiliki sekitar 1.623 sekolah, 256.361 siswa dan 38.527 guru.

Perguruan Tinggi

[sunting | sunting sumber]

Kesehatan

[sunting | sunting sumber]

Rumah Sakit

[sunting | sunting sumber]
  • RSUD Kota Tangerang
  • RSUD Kabupaten Tangerang
  • RS An-Nisa Tangerang
  • RS Aqidah Parung Serab
  • RS Ariya Medika
  • RS Daan Mogot
  • RS Dinda
  • RS EMC Tangerang
  • RS Hermina Tangerang
  • RS Hermina Periuk
  • RS Karang Tengah Medika
  • RS Mayapada
  • RS Melati
  • RS Mulya
  • RS Permata Ibu
  • RS Primaya Tangerang
  • RS Sari Asih Ar-Rahmah
  • RS Sari Asih Ciledug
  • RS Sari Asih Karawaci
  • RS Sari Asih Sangiang
  • RS Tiara
  • RSIA Gebang Medika
  • RSIA Karunia Bunda
  • RSIA Keluarga Ibu
  • RSIA Makiyah
  • RSIA Muhammadiyah Cipondoh
  • RSIA Mutiara Bunda Tangerang
  • RSIA Pratiwi
  • RSU Aminah
  • RSU Bhakti Asih
  • RSUP Dr. Sitanala
  • RS Mandaya Royal Puri
  • RS Sari Asih Cipondoh

Transportasi

[sunting | sunting sumber]

Stasiun kereta api

[sunting | sunting sumber]

Kota Tangerang memiliki 5 stasiun Commuter Line, di antaranya:

Terminal bus

[sunting | sunting sumber]

Kota Tangerang memiliki 2 terminal bus, di antaranya:

  • Terminal Poris Plawad
  • Terminal Cimone

Pariwisata

[sunting | sunting sumber]

Wisata belanja

[sunting | sunting sumber]

Tangerang memiliki banyak pusat perbelanjaan. Mulai dari yang sederhana hingga yang mewah.

Pusat jajanan rakyat yang cukup dikenal adalah pasar lama yang terletak di pusat Kota Tangerang. Pasar lama menjual berbagai makanan mulai dari daerah Babakan sampai daerah Masjid Agung Tangerang. Kawasan ini memiliki berbagai varian jajanan. Ketika Ramadan, kawasan ini setiap sore hari kerap ramai pengunjung karena mencari hidangan untuk berbuka puasa.

Sebagai kawasan permukiman kaum urban, Kota Tangerang banyak memiliki pusat perbelanjaan, baik itu pasar tradisional, hypermarket, maupun pusat perbelanjaan mewah. Beberapa pusat perbelanjaan (dalam bentuk mall) di Kota Tangerang antara lain:


Wisata kuliner

[sunting | sunting sumber]

Kota Tangerang selain terkenal dengan pariwisatanya juga mempunyai banyak makanan khas. Beberapa tempat yang menjadi tempat wisata kuliner khas Tangerang terletak di Pasar Lama Tangerang. Beberapa makanan ini adalah khas peranakan China-Tangerang seperti asinan, otak-otak, babi panggang, sate babi, mi pasar lama, laksa tangerang, bebek tim (babi kecap), bakcang, kecap benteng, dan emping jengkol. Kuliner khas lainnya adalah Tenda dua Cobra dan Tenda Tiga Sekawan yang menyajikan sate biawak, ular, dan monyet.[25]

Berikut adalah beberapa makanan khas kota Tangerang di antaranya:

  • Sayur Besan

Sayur Besan adalah makanan khas Tangerang yang selalu dihidangkan pada saat orang tua mempelai laki-laki datang ke rumah orang tua mempelai wanita, pada acara perkawinan (ngabesan), sehingga sayur ini dinamakan Sayur Besan.

  • Gecom (Toge dan Oncom)

Gecom mungkin saat ini lebih terkenal dengan nama toge goreng.

  • Pindang Bandeng

Meskipun banyak durinya, ikan bandeng tetap diburu. Ini karena dagingnya yang gurih lembut mirip dengan rasa susu.

Pindang merupakan salah satu istilah masakan tradisional yang mengacu pada hidangan berkuah. Hidangan sederhana ini berbumbu bawang merah, bawang putih, cabai, salam, lengkuas, jahe dan kunyit. Bumbu lain yang baisa ditambahkan adalah kecap manis dan rasa asamnya berasal dari belimbing sayur atau asam Jawa yang dibakar.

  • Kecap Benteng

Kecap Benteng terbuat dari bahan baku campuran kedelai hitam dan gula kelapa yang menyebabkan warna kecap manis menjadi hitam kecoklatan dan hitam legam. Produk ini merupakan hasil olahan warga Tangerang keturuna Tionghoa yang masuk ke Indonesia pada zaman dahulu dan mendirikan pabrik-pabrik kecil yang memproduksi kecap manis. Rasa manis kecap tersebut menjadikannya terkenal di kalangan penduduk Asia, khususnya Melayu yang menyukai rasa manis. Banyak masakan-masakan melayu-indonesia yang menggunakan kecap manis sebagai pelengkap dan bahkan unsur utama yang membuat masakan itu berbeda. Sebut saja seperti Sate Madura, Ketoprak, Gado-Gado, Nasi maupun mie goreng, Soto Betawi, hingga hidangan laut yang biasa disajikan dengan cara dibakar.

Tangerang merupakan cikal bakal produk kecap manis terkenal yang sekarang umum di pasaran. Hal ini tak lepas dari peran kaum etnis tionghoa benteng (Cina Benteng) yang menetap di daerah Tangerang. Lewat mereka lahirlah usaha-usaha produksi kecap dan salah satunya adalah Kecap Benteng (Siong Hin) yang telah eksis sejak tahun 1920. Kecap Benteng SH dipelopori oleh seorang etnis keturunan Tionghoa Peranakan yang bernama Lo Tjit Siong yang hingga kini usaha Kecap Benteng SH yang didirikannya telah dilanjutkan oleh generasi ke-4 dan masih digemari oleh masyarakat Kota Tangerang.

  • Laksa Tangerang

Laksa Tangerang berbeda dengan laksa betawi atau malaysia. Laksa disini bahan utamanya adalah semacam bihun tetapi tebalnya seperti spaghetti dan terbuat dari beras. Kemudian bahan-bahan ini disiram dengan kuah laksa yang dimasak dari kacang ijo, kentang, santan dan kaldu ayam. Selain itu disediakan juga tambahan daging ayam kampung atau telor. Sebelum disajikan masakan ini diberi taburan daun kucai yang dirajang kecil-kecil.

Ada dua macam jenis laksa tangerang yaitu Laksa nyai dan laksa nyonya. Laksa Nyai dibuat oleh kaum pribumi tangerang sedangkan laksa nyonya dibuat oleh kaum peranakan China di Tangerang. Beberapa tempat menyajikan sajian khas ini seperti di Jalan M. Yamin-Kota Tangerang, tepatnya di depan penjara wanita.[26]

Objek wisata

[sunting | sunting sumber]

Dengan statusnya sebagai kota satelit penunjang ibu kota, Kota Tangerang tidak banyak memiliki kawasan wisata. Namun banyak tersedia hotel-hotel di Kota Tangerang karena lokasinya yang strategis menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Kota Tangerang memiliki beberapa tempat wisata dan festival yaitu:

Bendungan Pintu Air 10 di Sungai Cisadane
  • Bendungan Pintu Air 10
  • Telaga Biru
  • Museum Warisan Budaya Peranakan Tionghoa Benteng
  • Masjid Raya Al-Azhom
  • Lapangan Ahmad Yani (Alun–Alun Kota Tangerang)
  • Situ Cipondoh
  • Downtown Lake Alam Sutera
  • Taman Potret
  • Festival Cisadane (Acara Tahunan)
  • Bundaran Tugu Adipura
  • Taman Prestasi
  • Wisata kuliner pasar lama
  • Kampung Bekelir
  • Klenteng Boen Tek Bio
  • Klenteng Boen San Bio
  • Taman Gajah Tunggal
  • Taman Kunci
  • Taman Bambu
  • Taman Jagal
  • Taman Pramuka
  • Taman Pintu Air
  • Jembatan Brendeng[27][28]

Stadion Benteng

[sunting | sunting sumber]

Stadion Benteng adalah stadion yang terletak di Tangerang, Banten.

Sirkuit Internasional Lippo Village

[sunting | sunting sumber]

Sirkuit jalan raya pertama berstandar Internasional di Indonesia ini terletak di Kabupaten Tangerang. Selain menawarkan konsep hiburan keluarga, sirkuit sepanjang 3,2 km ini awalnya direncanakan menjadi Arena Balap A1 dan Formula 1.

Sirkuit ini merupakan sirkuit internasional kedua di Indonesia setelah Sirkuit Sentul. Pada 29 Agustus 2008, sirkuit ini mulai dibangun. Dirancang oleh Hermann Tilke, bagian sirkuit ini menggunakan lahan di sekitar Universitas Pelita Harapan dan Supermal Karawaci.[29]

Sirkuit ini sempat dipakai untuk beberapa kejuaraan lokal tetapi setelah itu tidak pernah digunakan lagi.

Padang Golf Modern

[sunting | sunting sumber]

Padang Golf Modern terletak di kecamatan Tangerang, Tangerang. Tidak hanya golf, area golf ini juga menyediakan bungalow dan berbagai fasilitas olahraga.

GOR Dimyati Tangerang

[sunting | sunting sumber]

Gedung Olahraga (GOR) Dimyati terletak di Jalan A Dimyati, Sukasari, Tangerang. Gedung ini biasanya digunakan untuk event olahraga seperti DBL Tangerang, Smanitra Cup, dan lain-lain.

Jalan Tol

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2024" (visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 14 Oktober 2024. 
  2. ^ "Kota Tangerang Dalam Angka 2020" (pdf). BPS Kota Tangerang. hlm. 87. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-11-29. Diakses tanggal 18 Oktober 2018. 
  3. ^ "Indeks Pembangunan Manusia Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020) 2021-2023". www.banten.bps.go.id. Diakses tanggal 11 Maret 2024. 
  4. ^ "Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020" (pdf). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2020). Diakses tanggal 20 Agustus 2021. 
  5. ^ Sejarah Kota Tangerang
  6. ^ "Geografis Kota Tangerang". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-12-18. Diakses tanggal 2020-08-11. 
  7. ^ "Gambaran Umum Kota Tangerang" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-03-01. Diakses tanggal 2020-09-03. 
  8. ^ "Karakteristik Penduduk Jawa Barat Hasil Sensus Penduduk 2000" (pdf). www.banten.bps.go.id. 1 November 2001. hlm. 72. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-19. Diakses tanggal 10 Mei 2022. 
  9. ^ "TANGERANG, INDONESIA". Weatherbase. Diakses tanggal 11 Agustus 2020. 
  10. ^ "Soekarno- Hatta Intl. Airport". WeatherOnline. Diakses tanggal 11 Agustus 2020. 
  11. ^ "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 72 & 137. Diakses tanggal 11 September 2024. 
  12. ^ Cipta, Ayu (16 November 2003). "Gubernur Melantik Wali Kota Tangerang". Tempo.co. Diakses tanggal 20 Juni 2022. 
  13. ^ Cipta, Ayu (27 Juli 2008). "Dedy Syafei Jadi Wali Kota Tangerang Sebulan Saja". Tempo.co. Diakses tanggal 20 Juni 2022. 
  14. ^ "WH Dilantik Jadi Walikota Tangerang". Kompas.com. Tangerang. 16 November 2008. Diakses tanggal 20 Juni 2022. 
  15. ^ Irfan, Achmad (10 Mei 2013). Saputra, Desy, ed. "Wali Kota Tangerang mengundurkan diri". ANTARA News. Tangerang. Diakses tanggal 20 Juni 2022. 
  16. ^ "Permohonan Wahidin Halim Mundur Diparipurnakan". Tangerang News. Tangerang. 14 Mei 2013. Diakses tanggal 20 Juni 2022. 
  17. ^ "Kemendagri Kabulkan Pengunduran Diri Wali Kota Tangerang". Republika.co.id. Tangerang. 15 September 2013. Diakses tanggal 20 Juni 2022. 
  18. ^ Sambas (26 Desember 2018). Sambas, ed. "Arief - Sachrudin Resmi Dilantik Jadi Wali Kota - Wakil Wali Kota Tangerang". ANTARA News. Serang. Diakses tanggal 20 Juni 2022. 
  19. ^ Tristiawati, Pramita (26 Desember 2018). Rimadi, Luqman; Yulika, Nila Chrisna, ed. "Menang Lawan Kotak Kosong, Wali Kota Tangerang Resmi Dilantik Gubernur Banten". Liputan6.com. Tangerang. Diakses tanggal 20 Juni 2022. 
  20. ^ "Pengumuman Penetapan Perolehan Suara dan Kursi Partai Politik Serta Penetapan Calon Terpilih Anggota DPRD Kota Tangerang Pemilu Tahun 2014". KPU Kota Tangerang. KPU Kota Tangerang. 13-05-2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-01-25. Diakses tanggal 25-01-2020. 
  21. ^ Ega Alfreda (23-07-2019). Muhammad Zulfikar, ed. "KPU Kota Tangerang Tetapkan 50 DPRD Kota Tangerang, Berikut Daftar Namanya". jakarta.tribunnews.com. Tribun Jakarta. Diakses tanggal 25-01-2020. 
  22. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  23. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  24. ^ Kode Pos Kota Tangerang
  25. ^ ""Berburu Kuliner Seru di Pasar Lama Tangerang"". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-10-16. Diakses tanggal 2013-10-14. 
  26. ^ "Wisata Kuliner Laksa Tangerang". iannews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-10-09. Diakses tanggal 3 April 2011. 
  27. ^ "Jembatan Brendeng Kota Tangerang Siap Digunakan". republika.co.id. 2018-2-5. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-30. Diakses tanggal 2018-3-30. 
  28. ^ Zahrotustianah (2018-2-4). "Ada Jembatan Kaca di Atas Sungai Cisadane, Berani Coba?". VIVA.co.id. viva.co.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-05. Diakses tanggal 2018-3-30. 
  29. ^ "Lippo Village tickets on sale now". a1gp.com. 2008-12-11. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-05-09. Diakses tanggal 2008-12-18. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
  Kota Provinsi Populasi     Kota Provinsi Populasi
1 Jakarta Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11.135.191 Kota Tangerang
Kota Tangerang
7 Makassar Sulawesi Selatan 1.477.861
2 Surabaya Jawa Timur 3.017.382 8 Batam Kepulauan Riau 1.294.548
3 Bandung Jawa Barat 2.579.837 9 Pekanbaru Riau 1.138.530
4 Medan Sumatera Utara 2.539.829 10 Bandar Lampung Lampung 1.073.451
5 Palembang Sumatera Selatan 1.781.672 11 Padang Sumatera Barat 939.851
6 Semarang Jawa Tengah 1.699.585 12 Malang Jawa Timur 885.271
Sumber: Data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (per 30 Juni 2024). Catatan: Tidak termasuk kota satelit.