Tanjung Gadai, Tebing Tinggi Timur, Kepulauan Meranti
Tanjung Gadai | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Riau | ||||
Kabupaten | Kepulauan Meranti | ||||
Kecamatan | Tebing Tinggi Timur | ||||
Kode pos | 28753 | ||||
Kode Kemendagri | 14.10.07.2005 | ||||
Luas | 10.000 km2 | ||||
Jumlah penduduk | 1903 jiwa | ||||
Kepadatan | -+200 jiwa/km2 | ||||
|
Tanjung Gadai
[sunting | sunting sumber]Tanjung Gadai ada di kecamatan Tebing Tinggi Timur, Kabupaten Kepulauan Meranti, provinsi Riau, Indonesia.
Tanjung Gadai merupakan salah satu desa yang beada di ujung pulau Tebing Tinggi paling selatan yang beribu kota kecamatan Tebing Tinggi Timur,desa Tanjung Gadai memiliki wilayah seluas 10.000m2 dan jumlah penduduk berdasarkan Susnas tahun 2011 sebanyak 1.903 dan kepadatan setiap meter persegi di perkirakan 20 jiwa/km2. desa Tanjung Gadai berjulukan dengan desa BERSUA (Bersih Subur Aman) karna desa ini adalah desa terbaik tingkat Provinsi Riau pada tahun 1993 pemerintahan yang di jabat waktu itu oleh Kades H.Sabtu Ramli.m selain dari itu desa ini juga tanah nya cukup subur untuk lahan pertanian seperti padi, karet, Rumbia dan Kelapa, penghasilan kelapa perbulan desa ini hampir lima ratus ribu butir setap bulanya, untuk pemasaran selain di bawa ke Malaysia juga di bawa ke selat panjang kabupaten Kepulauan Meranti
SejarahTanjung
[sunting | sunting sumber]Di ujung Selatan pulau Tebing Tinggi yang berhadapan dengan Sungai Kampar Kabupaten pelalawan, dahulunya ada beberapa daratan yang menonjol ke laut yang biasanya di sebut Tanjung, salah satunya Tanjung Lalang yang kini menjadi pantai kebanggaan masyarakat desa Tanjung Gadai dan Sekitarnya, karena di pantai ini terdapat hamparan pantai pasir putih yang menjadi Objek Wisata masyarakat sekitar tempat bermain dan memancing, sebelum bernama Tanjung Lalang Tanjung ini bernama Tanjung Terap, karena pohon Terap yang rindang dan besar tumbuh di ujung Tanjung yang di kelilingi rumput ilalang sampai ke tebing pantai, karena termakan usia Kayu Terap ini jatuh/tumbang kelaut, yang tinggal di tanjung ini hanya rumput Ilalang dan semenjak itu sebutan Tanjung Lalang melekat hingga kini, banyak kepercayaan yang mengatakan tanjung ini adalah perkampungan orang-orang Bunyian.
Tanjung kedua adalah Tanjung Kebal,dari asal usul nama ini ada beberapa versi cerita dan kepercayaan masyarakat yang saling berkaitan. Versi pertama mengatakan bahwa Tanjung tersebut di sebut Tanjung Kebal karena Tanjung tersebut tahan terhadap abrasi pantai. versi kedua mengatakan bahwa dahulunya Tanjung tersebut di diami oleh seorang yang bernama Tanjung dan berbadan kebal. Versi ketiga mengatakan bahwa pada zaman dahulu ada segerombolan lanun (Perampok) yang tidak di ketahui asal usul nya bermarkas di Tanjung itu, para Lanun ini sering menghadang para saudagar yang melintasi perairan di sekitar Tanjung tersebut, Versi yang ketiga ini juga kononnya sempat menghadang rombongan saudagar yang membawa barang dagangan melintasi peraiaran tersebut, setelah di hadang oleh para Lanun maka terjadilah perkelahian yang hebat antara dua kubu ini, pertempuran terjadi sangat seru sekali karena masing-masing pihak mengeluarkan semua kemampuannya untuk mempertahankan diri, akhiornya sebelum kalah rombongan saudagar ini melemparkan sebuah Peti yang bergiwang kedalam laut, para saudagar berpendapat daripada harta mereka jatuh ketangan Lanun lebih baik di buang ke laut, tempat pembuangan peti tersebut berada di sebuah teluk yang kini bernama Parit Matar yang termasuk dalam daerah desa Tanjung Gadai, lama kelamaan tempat tersebut di sebut Petigiwang hingga kini nama tersebut sangat melekat di desa Teluk Buntal, dan akhirnya para Lanun itu tidak ada yang tahu pasti entah kemana perginya, bahkan ada yang mengatakan bahwa Lanun itu telah di tumpas oleh Tentara Belanda.
Pada tahun 1900-an ada rombongan suku Melayu Kampar yang mengikuti arus surut Sungai Kampar berdayung kehilir, sifat nya yang suka berpindah-pindah pada waktu itu sehingga kini tidak di ketahui secara pasti siapa yang pertama sekali membuka lahan permukiman di Tanjung Kebal ini, menurut orang-oran tua terdahulu, ada beberapa nama sepri alm Batin, Lanco, Muhammad, Pendekar Johan, Medan, Tuk Gasip dan nama-nama lainya yang berperan membuka perkampungan ini dari suku Melayu Kampar, sedangkan dari suku Melayu Siak terdapat nama Jatam yang juga membuka perkampungan di Mentayan.
Masa terus berlalu, kemiskinan akibat penjajahan melanda di seluruh Nusantara pada awal tahun 1939 merupakan titik awal pembukaan ladang di kawasan ini, Masyarakat desa Insit, Sungai Tohor, Tanjung Samak dan Sialang Pasung berdatangan untuk membuka kawasan perladangan di daerah ini, sebelah Utara yang di pimpin oleh alm.Bapak Kido, sepanjang pantai ini di tumbuhi oleh jenis kayu laut Ngadai, maka di parit perladangan yang di pimpin okeh alm.Bapak Kido di namakan Tanjung ngadai, dan di sebelah nya di pimpin oleh alm.Bapak Jatam di namakan Tanjung Kebal, mereka bekerja dengan gigih mengali parit untuk mengalirkan air dari ladang mereka, untuk di jadikan kawasan perkebunan, daerah yang subur ini menjadi lumbung padi pada waktu itu dan hasilnya dapat pula membantu desa-desa sekitarnya, akhirnya dari berbagai daerah berdatangan orang-orang dari desa sekitar datang kepemukiman baru ini untuk memula kehidupan baru, perkembangan tempat yang masih muda ini begitu cepat mereka bersemanggat bukan untuk berladang saja, bahkan mereka menetap menjadai kan kawasan baru ini sebagai tempat tinggal dan membuka lahan perkebunan seperti Rumbia, Karet, dan Kelapa.
Melihat perkembangan ini penghulu desa Sungai Tohor yang membawahi kawasan-kawasan ini merasa perlu menunjuk ketua dalam masa itu di sebut sebagai wakil penghulu (istilah sekarang setara dengan Rukun Warga)alm.Bapak Kido di tunjuk sebagai wakil penghulu Tanjung Ngadai, dan alm.Bapak Jatam di tunjuk sebagai wakil penghulu Tanjung Kebal
Hari demi hari silih berganti tanah yang subur dan cocok untuk lahan perladangan dan perkebunan, daerah Muda ini terhindar dari kelaparan, karena pada saat itu daerah ini menjadi lumbung padi sehingga dapat membantu desa-desa lain, ada Gula ada Semut begitu lah pepatah mengatakan dengan Lumbung Padi ini begitu cepat tercium oleh desa-desa sekitar, mereka ramai-ramai berdatangan untuk membuka lahan perkebunan yang baru, sehingga Pemerintahan di saat itu merasa sangat perlu mengadakan pemekaran desa, alasan-alasan penguasa saat itu sangat tepat, selain jarak daerah ini ini dengan desa Sungai Tohor sangat jauh hampir setengah hari menempuh perjalanan laut dengan berdayung Sampan, mereka juga ingin punya pemerintahan desa sendiri.
Sebagai permulaan desa ini berdiri, sebagai desa yang berhak penuh untuk mengurus rumah tangga nya _+ 65 Kepala Keluarga dan +_ 340 jiwa yang terdiri dari dua Dusun yakni dusun satu dan Dusun dua, begitu juga dengan Rukun Keluarga RK I dan RK II, menjadi desa definitive di awal Kemerdekaan Republik Indonesia, desa baru ini di tunjuk alm.Bapak Madali sebagai Penghulu yang berdomisili di daerah Tanjung Ngadai, sehingga desa ini di beri nama Tanjung Gadai.
Kepemimpinan alm.Bapak Madali menjabat tidak terlalu lama, pemerintahan yang di percayakan mengurus desa membagikan beras kupon ( Jatah Beras )dari Kecamatan, sedangkan urusan pemerintahan banyak di bantu dari kecamatan, perkembangan masa terus berjalan tentunya di bidang Pemerintahan desa ini juga membutuhkan manusia-manusia berkwalitas untuk melengkapi administrasi desa mau pun di Kecamatan dalam mengemban tugas sebagai Kepala Desa, akhirnya Bapak Asisten dari Kecamatan sangat merasa perlu untuk mengadakan pergantian Jabatan ( Asisten pada waktu itu adalah Bpk. Abdulrap ) dengan mengadakan pendekatan dengan masyarakat-masyarakat desa ini, untuk memilih calon penganti yang lebih berkwalitas baik mengurus desa itu sendiri mau pun mengurus administrasi desa, para pemuka masyarakat yang di pimpin oleh Bpk. Arifin sepakat memilih Sabtu Ramli,m sebagai calon penganti bpk. Madali, situasi sedikit memanas pendekatan-pendekatan terus di laku kan, akhirnya atas kebijaksanaan Asisten di adakan pemilihan secara langsunbg dengan cara yang sangat sederhana sekali, yakni: Kepada para pemilih hanya di ajukan pertanyaan Baru atau Lama, peristiwa pemilihan ini sekitar pada tahun 1962, hasil dari pemilihan itu ternyata Baru (Sabtu Ramli) mendapatkan suara 298 dari 302 pemilih, peristiwa serah terima Jabatan di laksanakan dan menjadi suatu keunikan dalam serah terima jabatan hanya di serahkan satu buah Stempel (Cap) dan sehelai bendera Merah Putih yang lainya tidak sama sekali.
Sejak awal alm.Bapak Sabtu Ramli.m menjabat sebagai kepala desa, dia bekerja keras membenahi segala perlengkapan Pemerintahan dan mengacu pembangunan kesemua bidang, komando Ganyang Malaysia pada awal tahun 1965 mempunyai arti tersendiri bagi desa ini, karena di Tanjung Kebal ditempatkan Prajurit SUKWAN dari berbagai daerah, dengan tidak mengurangi kesiagaan, Kepala Desa mengambil kebijaksanaan untuk membawa bergotong royong membangun jalan-jalan sebagai sarana transportasi darat sedikit demi sedikit akhirnya jalan menuju antara RK I dan RK II bisa di tempuh melalui jalan darat.
Di era 70-an masih belum ada anak-anak yang tamat sekolah dasar dengan kebijakan dan kerja keras Pemerintah desa dan seluruh masyarakat karna mereka tau betapa pentingnya pendidikan tempat untuk menuntut ilmu, maka di rintislah pembukaan Sekolah Dasar (SD) yang di beri nama "Persiapan" dengan jumlah murid 80 orang, di buka kelas I dan kelas II, akhirnya pada tahun 1976 dapat menamatkan murid sebanyak 17 orang.
Pada era Pemerintahan Sabtu Ramli ini banyak pembangunan yang di bangun secara Swadaya, karena pembangunan dari Pemerintah Daerah sangat minim sekali di dapat, namun pada tahun 1989 diadakan Pilkades, dia terpilih lagi untuk menjabat sebagai Kepala Desa karena di anggap berhasil dalam mengembankan tugasnya dan melaksanakan pembangunan secara merata, dengan frinsif yang ia pegang untuk membangun desa Sekali Layar Terkembang Pantang Surut Kebelakang dengan mempunyai tekad baru mejadi kan simbol desa Tanjung Gadai BERSUA bersih subur dan aman.
Keberhasilan motto BERSUA tersebut di buktikan pada awal tahun 1993 desa ini menjadi desa terbaik di Kecamatan dan Kabupaten, sebagai puncak prestasi perjuangan dia pada tahun 1994/1995 dengan mengharumkan pemerintahan dan menjadi kebanggaan masyarakat desa Tanjung Gadai ini sendiri karena desa ini menjadi desa Tauladan dan desa Terbaik di Provinsi Riau berbagai penghargaan di berikan oleh pemerintah sebagaimana sambutan dan ucapan terima kasih dari BUPATI Bengkalis dia mengatakan Saya sungguh Berbahagia dan masyarakat Tanjung Gadai Kabupaten Bengkalis Daerah Tingkat II Bengkalis pada umumnya dengan berhasilnya desa Tanjung Gadai memperoleh pridikat juara adalah bukti dari hasil kerja keras seluruh masyarakat, Pemerintahan desa dan Lembaga-lembaga, PKK, Ketua LKMD desa Tanjung Gadai sebagai penghargaan yang tertinggi kita telah di undang dalam acara HUTRI ke 49 di Istana Negara Jakarta.
Transportasi
[sunting | sunting sumber]Transportasi ke desa Tanjunggadai ada 2 pilihan yaitu menaiki Speed Boat (SB) Kepau Jaya yang berangkat dari Desa Kepau Baru pukul 00;05 WIB dan sampai di Tanjunggadai pada pukul 06:00 WIB, dan pilihan yang kedua yaitu menaiki kapal barang milik penduduk desa tanjunggadai yang berbelanja ke Selatpanjang namun kapal barang ini tidak menentu hartinya apabila akan berangkat ke selatpanjang Kabupaten Meranti.
Pariwisata
[sunting | sunting sumber]Objek Wisata Kuliner Tanjung Gadai
[sunting | sunting sumber]Piscok
[sunting | sunting sumber]Daftar isi