Lompat ke isi

Teknokrasi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Teknokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan atau sistem pengelolaan masyarakat yang didasarkan pada keahlian teknis, pengetahuan ilmiah, dan kemampuan profesional dalam pengambilan keputusan, dibandingkan dengan pengaruh politik, ideologi, atau kepentingan ekonomi tertentu. Istilah ini berasal dari kata Yunani "technē" (teknik atau seni) dan "kratos" (kekuasaan atau pemerintahan). Dalam sistem teknokrasi, para teknokrat—ahli dalam bidang tertentu seperti insinyur, ilmuwan, ekonom, atau profesional lainnya—memiliki peran utama dalam menentukan kebijakan publik dan administrasi pemerintahan.

Sejarah Teknokrasi

[sunting | sunting sumber]

Awal Kemunculan

[sunting | sunting sumber]

Konsep teknokrasi pertama kali muncul pada awal abad ke-20 seiring dengan perkembangan pesat teknologi dan ilmu pengetahuan. Pada era ini, muncul gagasan bahwa pengelolaan masyarakat seharusnya diserahkan kepada para ahli yang memiliki pemahaman mendalam tentang bidang teknis dan ilmiah.

Pada tahun 1919, istilah "teknokrasi" pertama kali digunakan oleh William Henry Smyth, seorang insinyur Amerika Serikat, dalam artikelnya yang berjudul "Technocracy" di Industrial Management. Smyth mendefinisikan teknokrasi sebagai "pengelolaan industri, masyarakat, dan pemerintahan oleh para ilmuwan dan insinyur."

Perkembangan di Amerika Serikat

[sunting | sunting sumber]

Teknokrasi mendapatkan perhatian besar pada era Depresi Besar di Amerika Serikat pada tahun 1930-an. Gerakan teknokrasi yang dipimpin oleh Howard Scott dan Technocracy Inc. mengusulkan sistem ekonomi berbasis energi, di mana keputusan ekonomi dibuat berdasarkan efisiensi energi dan bukan oleh mekanisme pasar atau politik tradisional. Mereka juga mengadvokasi penghapusan sistem moneter dan menggantinya dengan "sertifikat energi."

Teknokrasi di Dunia Modern

[sunting | sunting sumber]

Pada abad ke-21, konsep teknokrasi mengalami kebangkitan dalam berbagai bentuk, terutama di negara-negara dengan sistem pemerintahan yang cenderung mengutamakan keahlian profesional dalam administrasi negara. Contohnya adalah pemerintah Uni Eropa, yang sering dianggap memiliki elemen teknokratis karena melibatkan banyak ahli dan birokrat dalam proses pengambilan keputusan.

Prinsip Dasar Teknokrasi

[sunting | sunting sumber]

Teknokrasi berlandaskan pada prinsip-prinsip berikut:

  1. Keputusan Berbasis Data: Kebijakan dibuat berdasarkan data ilmiah, fakta empiris, dan analisis rasional, bukan atas dasar ideologi atau kepentingan politik.
  2. Kepemimpinan oleh Ahli: Posisi kepemimpinan dipegang oleh individu dengan keahlian teknis di bidang tertentu.
  3. Efisiensi dan Produktivitas: Teknokrasi berfokus pada pencapaian hasil yang maksimal dengan sumber daya yang ada, melalui pendekatan rasional dan metodis.
  4. Netralitas Ideologi: Sistem ini berusaha menghindari bias ideologi, agama, atau kepentingan kelompok tertentu dalam pengambilan keputusan.

Ciri-Ciri Teknokrasi

[sunting | sunting sumber]
  • Pemimpin dan pengambil keputusan memiliki latar belakang keahlian khusus.
  • Kebijakan didasarkan pada penelitian, eksperimen, dan pengujian ilmiah.
  • Struktur pemerintahan bersifat hierarkis dan berorientasi pada solusi praktis.
  • Fokus pada pengembangan teknologi dan inovasi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Teknokrasi dalam Praktik

[sunting | sunting sumber]

Negara-Negara dengan Elemen Teknokrasi

[sunting | sunting sumber]
  • China: Sebagian besar anggota elite politik Tiongkok memiliki latar belakang teknik atau sains, yang mencerminkan elemen teknokratis dalam sistem pemerintahan mereka.
  • Singapura: Pemerintah Singapura dikenal karena pendekatannya yang berbasis data dan efisiensi, di mana banyak pejabat memiliki latar belakang profesional yang kuat.
  • Uni Eropa: Struktur pemerintahan Uni Eropa, terutama Komisi Eropa, sering dianggap sebagai salah satu contoh teknokrasi modern, karena melibatkan banyak pakar dalam proses legislasi dan kebijakan.

Teknokrasi di Sektor Non-Pemerintahan

[sunting | sunting sumber]

Teknokrasi juga diadopsi dalam sektor swasta dan organisasi internasional. Misalnya, lembaga seperti Bank Dunia, Dana Moneter Internasional (IMF), dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sering menggunakan pendekatan teknokratis dalam operasional mereka.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. Smyth, W. H. (1919). Technocracy in Industrial Management.
  2. Fischer, F. (1990). Technocracy and the Politics of Expertise.
  3. Bijker, W. E., Hughes, T. P., & Pinch, T. (1987). The Social Construction of Technological Systems.
  4. Collingridge, D. (1980). The Social Control of Technology.