Tenggoh-tenggohan
Tenggoh-tenggohan adalah permainan anak-anak yang berasal dari Baturaja Kabupaten Ogan Komering Ulu. Tenggoh-tenggohan atau yang biasa dikenal tangguh-tangguhan (bahasa Panesak) di Kabupaten Ogan Komering Ilir. Tenggoh-tenggohan berasal dari bahasa Komering yang berarti tebak-tebakan. Tenggoh-tenggohan biasa dimainkan oleh anak-anak golongan ningrat di daerah Ogan Komering Ulu seperti keluarga Pangeran atau Demang yang memimpin desa atau marga. Kemudian permainan ini menyebar hingga seluruh golongan masyarakat dapat memainkannya.[1]
Sebelum permainan dimulai, masing-masing diawali dengan membentuk dua tim yang terdiri dari 3 orang atau lebih anak perempuan usia 6 - 13 tahun, dan tiap kelompok dipilih satu orang ketua. Permainan ini biasa dimainkan di lapangan terbuka (halaman rumah) yang relatif luas dan menggunakan sebuah batu atau benda lain sebagai alat yang akan ditebak.[1]
Pertama, masing-masing ketua melakukan usit (bahasa daerah Baturaja) yaitu mengundi pemenang yang akan pertama main. Kelompok yang menang akan duduk jongkok atau betekuk lutut, demikian juga kelompok yang kalah. Ketua kelompok yang menang akan meletakkan batu pada salah seorang temannya dan ketua kelompok yang kalah akan menebak dimana batu itu diletakkan. Bila tebakan itu tepat, maka kelompok yang benar akan melompat sambil jongkok satu langkah, demikian sebaliknya jika tebakan salah. Kelompok yang lebih dahulu tiba di garis finish yang telah ditentukan adalah pemenangnya.[1]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c Arios, Rois Leonard; Jumhari, Jumhari; Undri, Undri; Refisrul, Refisrul; Femmi, Femmi; Syah, Errich; Hasanadi, Hasanadi (2014). Warisan budaya tak benda di Propinsi Bengkulu dan Sumatera Selatan. Balai Pelestarian Nilai Budaya Padang.