Teori pendidikan
Pendidikan merupakan suatu ilmu terapan (applied science) dari ilmu atau disiplin lain yang berasal dari filsafat, psikologi, sosiologi, dan humaniora. Teori pendidikan memiliki dua pandangan, yaitu filosofis dan pengajaran. Teori-teori yang mendukung pandangan filosofis seperti Langeveld dan Kohnstam sedangkan Teori yang menekankan pada pengajaran seperti teori Gagne dan Skinner.[1]
Menurut Beauchamp (1959), susunan hierarki teori pendidikan yang memayunginya sebagai berikut:
- Teori-teori Pengajaran
- Teori-teori BImbingan dan Konseling
- Teori-teori Kurikulum
- Teori-teori Evaluasi
Sebagai bagian dari segala ilmu, teori pendidikan erat hubungannya dengan filsafat karena perumusan aspek-aspek pendidikan sendiri berpedoman dari filsafat menyangkut masalah nilai dan etika. John Dewey sebagai seorang ahli filsafat pendidikan progresif, menyatakan bahwa filsafat merupakan teori umum dari pendidikan.
[2] Pendidikan merupakan suatu peristiwa yang berkaitan dengan belajar dan perkembangan manusia. Pendidikan adalah proses interaksi yang memiliki tujuan tertentu. Interaksi tersebut terjadi antara guru atau pengajar dengan siswa yang bertujuan meningkatkan perkembangan mental sehingga menjadi mandiri dan utuh. Secara umum dapat dikatakan pendidikan merupakan satuan tindakan yang memungkinkan terjadinya belajar dan perkembangan. Pendidikan merupakan proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar. Dengan belajar, maka terjadi perkembangan jasmani dan mental siswa.
Pendidikan erat kaitannya dengan teori belajar. Terdapat tiga teori belajar yang dapat digunakan dalam pendidikan, yaitu:
- Belajar menurut pandangan Skinner
- Belajar menurut Gagne
- Belajar menurut Piaget
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: Imperial Bhakti Utama. 2009. hlm. 90-91. ISBN 9789791617307.
- ^ Dimyati, dan Mudjiono (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. hlm. 7. ISBN 979-518-823-2.