Terowongan Gunung Gajah
Ikhtisar | |
---|---|
Nama lain | Terowongan Willem Sijnja |
Jalur | Lubuklinggau–Prabumulih |
Lokasi | Gunung Gajah, Lahat, Lahat, Sumatera Selatan |
Koordinat | 3°47′31″S 103°31′19″E / 3.791971°S 103.521838°E |
Status | Beroperasi |
Sistem | Kereta Api Indonesia |
Mulai | km ? |
Berakhir | km ? |
Operasi | |
Dibuka | 1924 |
Pemilik | Direktorat Jenderal Perkeretaapian |
Operator | PT Kereta Api Indonesia Divisi Regional III Palembang |
Lalu lintas | Kereta api |
Karakteristik | Semua (penumpang dan barang) |
Teknis | |
Panjang | 368 m (1.207 ft) |
Jumlah rel | Tunggal |
Lebar sepur | 1.067 mm (3 ft 6 in) |
Terowongan Gunung Gajah adalah terowongan kereta api yang terletak di antara Stasiun Lahat dan Stasiun Bungamas, terletak di Gunung Gajah, Lahat, Lahat. Terowongan ini termasuk dalam Divisi Regional III Palembang. Dalam buku Sejarah Perkeretaapian Indonesia, terowongan ini dibangun di segmen Lahat–Lubuklinggau, jalur KA terakhir yang dibangun oleh Zuid-Sumatra Staatsspoorwegen (ZSS). Terowongan ini memiliki panjang kira-kira 368 m.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Setelah selesainya jalur kereta api segmen Muara Enim–Lahat, Zuid-Sumatra Staatsspoorwegen (ZSS) melanjutkan pembangunannya sampai ke Lubuklinggau. Hal ini sejalan dengan rencana pembangunan jalur kereta api Trans-Sumatra yang mempersatukan jalur kereta api Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara yang telah dibangun. Masterplan ini dibuat untuk menyongsong 50 tahun Staatsspoorwegen berkarya di Hindia Belanda.[1]
Pembangunan jalur ini mempunyai beberapa kendala, salah satunya adalah medan jalur yang berbukit-bukit yang membuat insinyur Belanda menjadi kesulitan dalam menentukan trase yang cocok. Mereka pun menyiasatinya dengan membangun terowongan. Pada segmen Lahat–Tebing Tinggi, ZSS memutuskan membangun dua buah terowongan serta membangun stasiun-stasiun untuk mendukung operasi kereta api tersebut. Terowongan ini diperkirakan selesai pada tahun 1924–1925.[2] Dengan kendala-kendala semacam itu, maka pembangunan jalur kereta api ini menjadi lama dan baru dapat beroperasi pada tanggal 1 November 1932.[3]
Terowongan ini menyematkan nama Willem Sijnja. Di dekat mulut terowongan ini tercatat mengalami longsor pada tanggal 23 Januari 2016 yang menyebabkan kereta api tidak dapat melanjutkan perjalanan dan penumpang harus menggunakan moda lain.[4][5]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Reitsma, S.A. (1925). Boekoe Peringetan dari Staatsspoor-en-Tramwegen di Hindia-Belanda. Weltevreden: Topografische Inrichting.
- ^ Aprilia, Annisa (2017-06-01). "Kokohnya Bangunan Terowongan Gunung Gajah Peninggalan Belanda di Lahat". Okezone.com. Diakses tanggal 2019-09-28.
- ^ Sejarah perkeretaapian Indonesia. Tim Telaga Bakti Nusantara., Asosiasi Perkeretaapian Indonesia. (edisi ke-Cet. 1). Bandung: Angkasa. 1997-. ISBN 9796651688. OCLC 38139980.
- ^ Fajar, Raden (2016-01-23). Syaiful, Anri; Ryandi, Eko Dimas, ed. "Terowongan Kereta di Lahat Longsor, KAI Kembalikan Uang Tiket". Liputan6.com. Diakses tanggal 2019-09-28.
- ^ "Jalur KA Lahat-Linggau Putus". Berita Pagi. 24 Januari 2016.