Lompat ke isi

Thaghut (film)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Thaghut
SutradaraBobby Prasetyo
Produser
Ditulis olehLele Laila
Pemeran
Penata musikAghi Narottama
SinematograferUjel Bausad
Penyunting
  • Azka Ammar
  • Firdauzi Trizkiyanto
Perusahaan
produksi
Leo Pictures
Tanggal rilis
  • 29 Agustus 2024 (2024-08-29) (Indonesia)
Durasi102 menit
NegaraIndonesia
BahasaIndonesia

Thaghut adalah sebuah film hantu thriller Indonesia tahun 2024 yang disutradarai oleh Bobby Prasetyo. Film yang tayang di bioskop Indonesia pada 29 Agustus 2024 ini dibintangi oleh Yasmin Napper, Arbani Yasiz, Ria Ricis, Whani Dharmawan, Dennis Adhiswara, Hana Saraswati dan Keanu Azka.[1]

Seorang santriwati bernama Ainun (Yasmin Napper), selama ini mengagumi sosok Abah Mulya (Whani Darmawan) sebagai orang sakti yang disegani, suka menolong orang yang kesusahan, dan menyembuhkan berbagai penyakit.

Abah kian populer saja sejak masuk ke pemberitaan media cetak dan elektronik, dan kekaguman Ainun terhadap Abah itu ternyata tidak disukai Uwak yang selama ini membesarkannya sejak ibunda Ainun meninggal dunia.

Namun, di suatu malam, Abah ditemukan muridnya, Lingga (Dennis Adhiswara) dalam keadaan mati mengenaskan dengan leher terpenggal di sebuah ladang tanpa diketahui siapa yang membunuhnya.

Di saat itulah Ainun mulai ditampakkan sosok Abah yang ternyata belakangan diketahui adalah ayah kandungnya. Hal ini disembunyikan rapat-rapat oleh uwaknya yang dititipkan pesan itu oleh mendiang ibunya.

Ajeng (Hana Saraswati) istri ketiga Abah Mulya dan Rahmat (Keanu Azka), adik kandung Ainun yang tinggal di Padepokan telah mengingatkan Ainun akan bahaya ajaran sesat namun dia tidak mempercayainya.

Bersama dua sahabatnya, Bagas (Arbani Yasiz) dan Rini (Ria Ricis), Ainun datang ke Padepokan Abah Mulya untuk bertakziah. Namun, ternyata kematian misterius Abah Mulya membawa Ainun ke dalam warisan ajaran sesat yang diajarkan oleh Lingga, murid Abah Mulya.

Bagas dan Rini pun berusaha mengembalikan Ainun ke jalan yang benar. Apakah Ainun akan sadar dan berhasil keluar dari ajaran sesat ini?. [2]

Kontroversi

[sunting | sunting sumber]

Awalnya diberi judul Kiblat, film tersebut menuai kontroversi karena judulnya serta posternya yang menampilkan orang melakukan gerakan rukuk dengan posisi kepala menghadap ke atas.[3] Selain itu, film tersebut menghadapi somasi dari para dukun putih karena dianggap memberikan pandangan negatif terhadap dukun di Indonesia.[4]

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]