Lompat ke isi

The World Set Free (Cosmos: A Spacetime Odyssey)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
The World Set Free
Episode Cosmos: A Spacetime Odyssey
Nomor episodeEpisode 12
SutradaraBrannon Braga
PenulisAnn Druyan
Steven Soter
NaratorNeil deGrasse Tyson
ProduserLivia Hanich
Steven Holtzman
MusikAlan Silvestri
PenyuntingJohn Duffy
Michael O'Halloran
Eric Lea
Tanggal siar1 Juni 2014 (2014-06-01)
Durasi40 menit
Kronologi episode
← Sebelumnya
"The Immortals"
Selanjutnya →
"Unafraid of the Dark"
Daftar episode Cosmos: A Spacetime Odyssey

"The World Set Free" adalah episode ke-12 seri televisi dokumenter Amerika Serikat Cosmos: A Spacetime Odyssey. Episode ini tayang perdana tanggal 1 Juni 2014 di Fox dan 2 Juni 2014 di National Geographic Channel. Episode ini ditulis oleh Ann Druyan dan Steven Soter, dan disutradarai Brannon Braga. Episode ini membahas pemanasan global, pengaruh manusia terhadap atmosfer Bumi, dan hal-hal yang dapat dilakukan manusia untuk menguranginya, salah satunya melalui penggunaan teknologi energi alternatif.[1] Episode ini juga menjelajahi planet Venus untuk mempelajari efek rumah kacanya yang berlebihan.[2] Judul episodenya mengacu pada novel karya H.G. Wells tahun 1914, The World Set Free. Di situ Wells memprediksikan bahwa manusia akan mengembangkan senjata nuklir mematikan, berakhir dengan perang global yang menghancurkan, dan memaksa dunia menciptakan masyarakat yang damai dan memanfaatkan kekuatan tenaga atom.

Ringkasan

[sunting | sunting sumber]
Naiknya suhu permukaan Bumi diakibatkan oleh pemanasan global

Episode ini membahas efek rumah kaca dan bukti yang menunjukkan keberadaan pemanasan global akibat aktivitas manusia. Tyson memulai episode ini dengan menjelaskan sejarah planet Venus. Berdasarkan penelitian wahana Venera yang dikirim ke Venus, planet ini diketahui pernah memiliki laut dan atmosfer. Karena karbon dioksida dari gunung berapi, efek rumah kaca Venus mengakibatkan suhu permukaannya naik dan lautannya menguap.

Tyson kemudian menjelaskan bahwa kandungan karbon dioksida di atmosfer dapat memengaruhi iklim Bumi akibat efek rumah kaca, dan tingkat karbon dioksida terus bertambah sejak awal abad ke-20. Banyak bukti memperlihatkan bahwa peningkatan ini berasal dari konsumsi minyak, batu bara, dan gas oleh manusia, bukan letusan gunung berapi. Karbon dioksida yang dihasilkan manusia dan gunung bisa dibedakan dari tanda isotopnya. Bertambahnya karbon dioksida turut menaikkan suhu permukaan, lantas menciptakan putaran umpan positif pada es kutub dan pencairan permafrost yang justru memperbanyak kandungan karbon dioksida di atmosfer.

Tyson lalu menjelaskan bahwa manusia telah menemukan cara memanfaatkan tenaga matahari, seperti motor bertenaga matahari ciptaan Augustin Mouchot pada abad ke-19 dan generator uap bertenaga matahari ciptaan en:Frank Shuman pada tahun 1910-an. Tyson mengatakan bahwa karena batu bara dan minyak lebih hemat dan mudah didapat, kedua penemuan tadi kurang mendapat perhatian. Saat ini, pembangkit listrik tenaga matahari dan angin dapat memanfaatkan energi matahari dengan mudah. Ia kemudian membandingkan motivasi manusia untuk beralih ke energi bersih dengan program perlombaan antariksa dan menekankan bahwa belum terlambat bagi manusia untuk menentukan masa depannya.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Gannon, Megan (May 31, 2014). "'Cosmos' Visits Venus to Talk Climate Change Sunday Night". en:Space.com. Diakses tanggal May 31, 2014. 
  2. ^ The Daily Galaxy (May 31, 2014). "'Cosmos: A Spacetime Odyssey' -- "Ancient Greenhouse Worlds" (Background for Sunday's Episode)". DailyGalaxy.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-10-02. Diakses tanggal May 31, 2014. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]