Thong Ngin Fan Ngin Jit Jong
Thong Ngin Fan Ngin Jit Jong (唐人番人一樣[1]; Pha̍k-fa-sṳ :Thòng-ngìn Fân-ngìn Yit-yong) atau dibalik Fan Ngin Thong Ngin Jit Jong adalah sebuah falsafah spirit kebersamaan antar etnis Tionghoa dan Melayu di Kepulauan Bangka-Belitung.[1][2] Istilah ini dicetuskan oleh dua tokoh pendiri Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung, Amung Tjandra dan Romawi Latief.[2] Dalam pelafalan orang Melayu, istilah ini kadang disebut Tong Ngin Fan Ngin Jit Jong
Munculnya istilah ini berlatar belakang dari keharmonisan dan kebersamaan dua suku utama di Bangka-Belitung, Tionghoa dan Melayu.[1] Keberhasilan pembentukan provinsi ini dianggap sebagai hasil dari perjuangan berbagai kelompok masyarakat, seperti Melayu dan Tionghoa. Amung Tjandra sebagai wakil dari etnis Tionghoa dan Romawi Latief dari etnis Melayu dikenal sebagai tokoh yang menciptakan istilah tersebut.[2]
Etimologi
[sunting | sunting sumber]Dalam dialek bahasa Hakka yang dituturkan masyarakat Tionghoa Babel, thong-ngin bermakna "etnis Tionghoa" dan fan-ngin bermakna "etnis Melayu". Arti harafiah dari falsafah ini adalah "Etnis Tionghoa dan Melayu Setara". Makna yang lebih dalamnya sendiri adalah keharmonisan antar suku bangsa di Babel yang telah berlangsung lama sehingga dijadikan sebagai kekuatan bersama untuk membangun provinsi tersebut.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c 文學的南方彼岸 "唐人、番人,一樣", 獨立評論. Akses: 30 Mei 2022.
- ^ a b c Amung Tjandra (Tjen Hon Liong), Inspirator - Tokoh Pejuang Pembentukan Provinsi Bangka Belitung Lintas Generasi, Etnis dan Agama. Ahmadi Sofyan. Hal 242-243.