Tikus sawah
Tikus sawah
| |
---|---|
Rattus argentiventer | |
Status konservasi | |
Risiko rendah | |
IUCN | 19322 |
Taksonomi | |
Kelas | Mammalia |
Ordo | Rodentia |
Superfamili | Muroidea |
Famili | Muridae |
Tribus | Rattini |
Genus | Rattus |
Spesies | Rattus argentiventer Robinson dan Kloss, 1916 |
Distribusi | |
Tikus sawah, Rattus argentiventer, adalah tikus yang mudah dijumpai di pedesaan dan perkotaan di penjuru Asia Tenggara dan Asia.
Pemerian dan taksonomi
[sunting | sunting sumber]Tikus berukuran sedang, cenderung lebih kecil daripada tikus got, dengan panjang 30–40 cm (termasuk ekor). Warna rambut cokelat kekuningan. Perutnya berambut kelabu dengan tepi putih. Nama argentiventer berarti "berperut keperakan". Ekornya berwarna cokelat.
Beberapa ahli memasukkannya sebagai anak jenis dari tikus rumah Rattus rattus (i.e. R. r. argentiventer). Tinjauan terakhir menunjukkan tikus sawah merupakan jenis tersendiri dengan 4 anak jenis:[1]
- Rattus argentiventer argentiventer (Thailand, Malaya, Sumatra, Jawa, Nieuw-Guinea dan barangkali Vietnam, Kamboja serta Laos)
- Rattus argentiventer kalimantanensis (Kalimantan)
- Rattus argentiventer pesticulus (Sulawesi dan sebagian besar Nusa Tenggara)
- Rattus argentiventer saturnus (Sumba)
Rattus argentiventer umbriventer dari Filipina (Cebu, Luzon, Mindanao dan Mindoro) tidak dianalisis, tetapi besar kemungkinan anak jenis tersendiri.
Habitat
[sunting | sunting sumber]Hewan pengerat ini menyukai persawahan, ladang, dan padang rumput, tempat ia memperoleh makanan kesukaannya berupa bulir padi, jagung, atau rumput. Ia membuat sarang di lubang-lubang tanah, di bawah batu, atau di dalam sisa-sisa kayu.
Kepentingan
[sunting | sunting sumber]Hewan ini adalah jenis hama pengganggu pertanian tanaman utama dan sulit dikendalikan karena ia mampu "belajar" dari tindakan-tindakan yang telah dilakukan sebelumnya. Hewan ini diketahui cerdas dan sering digunakan dalam penelitian perilaku hewan. Pengendalian biasanya dengan pemberian umpan beracun atau pengasapan yang dikombinasi dengan "penggeropyokan". Cara yang dianggap alami adalah dengan menggunakan burung hantu atau ular sawah sebagai predator alami.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Maryanto, I 2003. Taxonomic status of the ricefield rat Rattus argentiventer (Robinson and Kloss, 1916) (Rodentia) from Thailand, Malaysia and Indonesia based on morphological variation. Records of the Western Australian Museum 22:47-65.
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- Baillie, J. (1996). Rattus argentiventer. 2006 IUCN Red List of Threatened Species. IUCN 2006. Diakses 9 February 2007. Basis data IUCN