Timbulsloko, Sayung, Demak
Timbulsloko | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Tengah | ||||
Kabupaten | Demak | ||||
Kecamatan | Sayung | ||||
Kode pos | 59563 | ||||
Kode Kemendagri | 33.21.04.2016 | ||||
Luas | ... km² | ||||
Jumlah penduduk | ... jiwa | ||||
Kepadatan | ... jiwa/km² | ||||
|
Timbulsloko adalah sebuah desa di kecamatan Sayung, Demak, Jawa Tengah, Indonesia. Desa ini memiliki luas wilayah 461 ha atau sekitar 5,85% dari total luas wilayah Kecamatan Sayung. Secara geografis, desa ini berbatasan dengan desa-desa lain di Kecamatan Sayung, di antaranya Desa Bedono dan Laut Jawa (Sebelah Barat); Desa Tugu (sebelah Timur); Desa Sidogemah dan Desa Gemulak (sebelah selatan); dan Desa Surodadi dan Laut Jawa (sebelah utara).
Geografi
[sunting | sunting sumber]Desa Timbulsloko merupakan desa pesisir yang memiliki garis pantai sepanjang 4,5 km. Topografi wilayah desa ini adalah datar dan elevasi rendah antara 0,3-2,84 meter di atas permukaan laut. Sementara itu, kondisi atau karakteristik pantai yang ada di desa itu terdiri dari pantai berpasir dan pantai berlumpur yang terbentuk oleh proses erosi gelombang, pengendapan sedimen, serta material organik. Lebih jauh lagi, jenis tanah yang ada di desa tersebut adalah lempung lanauan pasiran yang memiliki nilai permeabilitas sebesar 4,268X10 m/hari. Nilai permeabilitas tersebut tergolong rendah dan mengakibatkan genangan rob berlangsung lama setiap harinya, yaitu sekitar 4-6 jam/hari.[1]
Dalam hal geologi, Desa Timbulsloko terdiri dari struktur alluvium. Struktur alluvium merupakan bentukan tanah yang tersusun oleh endapan lumpur sungai di dataran rendah. Sedangkan dalam hal geomorfologi, Desa Timbulsloko tersusun oleh bentuk lahan marin dan fluvial sebagaimana wilayah di sepanjang kepesisiran Demak lainnya. Endapan lumpur oleh sungai tersebut tidak terlepas dari keberadaan 19 sungai yang mengalir di Kecamatan Sayung atau khususnya sekitar 5 sungai yang mengaliri Desa Timbulsloko.[2] Air laut di Desa Timbulsloko juga menjadi asin akibat adanya intrusi air laut. Sedangkan kualitas air tanag di sana, secara kimia kurang memenuhi syarat untuk digunakan sebagai sumber air minum meskipun secara fisik masih layak.[3]
Penggunaan lahan
[sunting | sunting sumber]Menurut beberapa penelitian yang ada, jenis penggunaan lahan di Desa Timbulsloko mengalami perubahan dalam kurun waktu 20 tahun terakhir. Hal itu disebabkan oleh beberapa hal. Namun, penyebab utamanya adalah adanya genangan banjir rob yang semakin luas setiap tahunnya. Penelitian yang ada menyebutkan bahwa hingga tahun 2015, diperkirakan ada 101 ha luas wilayah di Desa Timbulsloko yang terendam rob.
Ditinjau lebih jauh ke belakang, sejak tahun 1995-2016 ada beberapa jenis lahan di Desa Timbulsloko yang luasnya semakin berkurang atau bertambah. Secara umum, terdapat empat jenis penggunaan lahan di Desa Timbulsloko, yaitu bangunan atau pekarangan, tegalan atau kebun, tambak, dan sawah. Pada tahun 2015, lahan sawah telah berkurang meskipun pada tahun 1995 telah ada hampir 86,1 ha. Sementara itu, lahan tambak mengalami perluasan menjadi 249 ha pada tahun 2015 dari 174,2 ha pada tahun 1995. Sedangkan penggunaan lahan untuk bangunan dan pekarangan juga mengalami perluasan dari 82,4 ha pada tahun 1995 menjadi 114 ha pada tahun 2015. Lain ceritanya dengan penggunaan lahan untuk tegalan/kebun yang seluas 84,3 ha pada tahun 2015 dari seluas 105,1 ha pada tahun 1995. Meskipun demikian, adanya banjir rob yang merendam bangunan pekarangan dan tambak sejak tahun 2010 hingga 2015 juga perlu dijadikan pertimbangan.
Demografi
[sunting | sunting sumber]Jumlah penduduk di Desa Timbulsloko pada tahun 2015 sejumlah 3.469 jiwa. Jumlah tersebut terdiri dari 1.713 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 1.756 berjenis kelamin perempuan. Rasio jenis kelamin yang ada di Desa Timbulsloko dengan demikian sebesar 97,55. Hal itu sama halnya dengan terdapat 97 penduduk laki-laki di antara 100 penduduk perempuan. Sedangkan dalam hal kepadatan penduduk, di Desa Timbulsloko kepadatan penduduk adalah 7,52 jiwa/ha dengan luas wilayah 461 ha. Sementara itu, jumlah rumah tangga yang ada di Desa Timbulsloko adalah sebanyak 876 dengan rata-rata anggota rumah tangga sebesar 3,96. Jika dibandingkan dengan desa lain di kecamatan yang sama, jumlah tersebut masih tergolong rendah.
Perubahan jumlah penduduk yang terjadi di Desa Timbulsloko juga diimbangi oleh perkembangan komposisi penduduk. Berdasarkan piramida penduduk dari hasil penelitian yang ada, terjadi perubahan struktur umur yang menunjukan adanya dinamika kependudukan melalui proses kelahiran, kematian, dan migrasi dalam kurun waktu 20 tahun terakhir. Hal itu sama saja dengan menunjukkan bahwa terjadi perubahan struktur umur penduduk tua yang semakin besar sedangkan jumlah penduduk usia muda semakin berkurang. Perubahan struktur umur tersebut tentu berpengaruh pada angka ketergantungan di Desa Timbulsloko. Sejak tahun 1995-2015, terjadu tren penurunan angka ketergantungan yang ditandai dengan berkurangnya jumlah penduduk anak-anak (0-14 tahun). Meskipun jumlah lansia bertambah (65+), hal itu masih diiringi peningkatan jumlah penduduk usia produktif (15-65 tahun) yang relatif stabil. Lebih jauh lagi, tren ketergantungan lansia kepada penduduk usia produktif jauh lebih besar ketimbang anak-anak. Hal itu menunjukan bahwa tanggungan yang harus diterima penduduk usia produktif lebih banyak difokuskan ke lansia daripada ke anak-anak.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Fauzi, Nanang Ahmad. 2017. Analisi Kemiskinan di Wilayah Bencana Banjir Rob Desa Timbulsloko, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Skripsi. Program Studi Geografi Universitas Gadjah Mada
- ^ Marfai, M.A., Rahayu,. E., dan Triyanti, A. 2015. Peran Kearifan Lokal dan Modal Sosial dalam Pengurangan Risiko Bencana dan Pembangunan Pesiri. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
- ^ Rahmawan, A. 2007. Pola Agihan Kadar Garam Air Tanah Bebas di Dataran Alluvial antara Sungai Tuntang sampai Sungai Banjaran Kabupaten Demak. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta