Tionghoa Bukittinggi
Jika ini adalah artikel pertama yang Anda buat, mungkin Anda perlu membaca panduan menulis artikel pertama terlebih dahulu.
Ada tag yang diberikan pada no references to establish notability yang meminta agar artikel tersebut dihapus secara cepat dari Wikipedia. Hal ini memenuhi Kriteria penghapusan cepat A7, karena artikel tersebut membahas orang, kelompok orang, hewan, organisasi (band, klub, perusahaan, dll.), konten web, atau acara/peristiwa yang tidak mengindikasikan mengapa subjek tersebut penting atau signifikan sehingga dapat dimasukkan ke dalam ensiklopedia. Dengan kriteria tersebut, artikel ini dapat dihapus sewaktu-waktu. Baca juga: kelayakan artikel.
Jika Anda berpendapat bahwa halaman tersebut layak dimasukkan di Wikipedia, Anda dapat mengajukan banding dengan mengunjungi halaman tersebut dan mengeklik tombol "ajukan diskusi keberatan penghapusan". Kemudian Anda dapat menjelaskan mengapa menurut Anda artikel tersebut layak dimasukkan di Wikipedia.
Walaupun demikian, harap dimaklumi bahwa artikel Anda mungkin akan tetap dihapus. Jika Anda ingin meminta para pengurus untuk mengevaluasi penghapusan artikel Anda, kunjungi Wikipedia:Evaluasi penghapusan.

Tionghoa Bukittinggi adalah orang-orang dengan etnis Tionghoa yang bertempat tinggal di Kota Bukittingi, Sumatera Barat. Kota Bukittinggi sendiri memiliki penduduk dengan beragam etnis seperti Minangkabau, Tionghoa, India, Jawa dan Batak.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Awal kedatangan masyarakat Tionghoa di Bukittinggi belum diketahui tahun pastinya, tetapi pada masa pemerintahan kolonial Belanda sudah ditetapkan perkampungan untuk etnis Tionghoa, tepatnya di Kelurahan Benteng Pasar Atas. Penetapan tempat tinggal masyarakat Tionghoa di Bukittinggi oleh pemerintah kolonial diatur dalam peraturan wijkenstelsel yang dikeluarkan oleh Belanda pada 1856. Sejak saat itu, masyarakat Tionghoa mulai menetap di Bukittinggi. Masyarakat Tionghoa diberi hak untuk membangun toko dan rumah mereka sehingga perkampungan Tionghoa menjadi lokasi berdagang dan juga tempat tinggal mereka. Sebagian besar dari masyarakat Tionghoa Bukittinggi berprofesi sebagai pedagang, disamping bergerak di bidang jasa dan pegawai negeri.[1]
Kebudayaan
[sunting | sunting sumber]Lokasi tempat tinggal masyarakat Tionghoa di Bukittinggi dikenal dengan nama Kampung Cina. Bentuk tempat tinggal etnis Tionghoa di Kampung Cina hampir sama. Terdiri dari dua atau tiga tingkat dan dibangun secara berderet memanjang dan terletak di jalan pusat kota pertokoan. Lantai dasar digunakan sebagai tempat berdagang dan lantai atas sebagai tempat tinggal.
Keberadaan perkumpulan etnis Tionghoa di Kota Bukittinggi cenderung menciptakan kultur tersendiri. Aktivitas sosial budaya, sistem sosial dan karakteristik masyarakat berbeda dengan etnis lainnya. Keberadaan etnis Tionghoa di Kota Bukittinggi sudah lama, tetapi perjuangan mereka untuk terus bisa beradapatasi dengan penduduk lokal tetap berlangsung. Sosial budaya masyarakat etnis Tionghoa yang beraneka ragam menjadi sumbangan besar bagi pengembangan budaya Indonesia khususnya Kota Bukittinggi.[1]
Sosial ekonomi
[sunting | sunting sumber]Kehidupan sosial ekonomi pedagang etnis Tionghoa Bukittinggi menunjukkan peningkatan tiap tahunnya. Hal itu dapat dilihat dari segi fasilitas hidup yang dari sebagian besar mereka memiliki kemajuan gaya hidup dibandingkan dengan masyarakat pribumi. Selain itu, dalam bidang pendidikan, anak-anak mereka disekolahkan sampai ke tingkat perguruan tinggi di luar Sumatera Barat. Perekonomian Tionghoa semakin berkembang dan memuncak pada awal abad ke-19. Keberhasilan etnis Tionghoa di bidang ekonomi dan perdagangan dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya adalah etos kerja etnis Tionghoa yang berdasarkan kepada kepercayaan mereka, kebijakan pemerintahan Belanda pada masa penjajahan, kebijakan pemerintah Indonesia pada zaman setelah kemerdekaan, serta kondisi lingkungan setempat.[1]