Tugu Titik Nol Peradaban Islam Nusantara

Tugu Titik Nol Peradaban Islam Nusantara yang juga dikenal dengan Kilometer Zero Islamic Civilazation Nusantara adalah Tugu penanda peradaban Islam Nusantara di Indonesia. Tugu ini dibangun di pinggir pantau Barus, tepatnya di Kelurahan Pasar Batu Gerigis, Kecamatan Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 24 Maret 2017. Tugu ini ditandai dengan keberadaan globe yang disokong tiga pilar dan menghadap Samudra Hindia.[1]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Barus sudah diresmikan Presiden Republik Indonesia, Bapak Ir. Joko Widodo sebagai tempat penyebaran islam pertama kali di Indonesia. Tugu Titik Nol secara pendidikan masyarakat mengetahui sejarah perkembangan masuknya Islam ke Barus. Tugu ini diresmikan dan juga telah ditandatangani di pinggir pantai Barus. Penetapan tersebut didasarkan atas kajian para peneliti, permintaan masyarakat, dan berbagai literatur sejarah yang mengisyaratkan Barus merupakan lokasi awal pertama kali Islam turun di Indonesia. Hal ini juga dapat dilihat dengan adanya peningalan-peninggalan Islam yang ada di Barus. Beberapa di antaranya adalah peninggalan Situs Makam Mahligai dan Situs makam Papan Tinggi yang menyebarkan agama Islam diperkirakan pada abad ke-5 M.[2]
Jejak-jejak sejarah Islam di Barus terdapat banyak peninggalan-peninggalan seperti Situs Makam Papan Tinggi, Situs Makam Mahligai, Situs Makam Tuan Syech Machdum dan lainnya sebagai bukti adannya ajaran Islam yang menyebar di Barus.[3] Melalui peninggalan sejarahnya di Barus, penyebar Islam dan para ulama serta para Syekh mewariskan corak yang unik. Mereka membumikan akidah untuk mengajak masyarakat Nusantara untuk memeluk Islam dan beriman kepada Allah SWT. Didasarkan juga dengan sumber tertulis yang ada, bahwa bangsa Eropa menjelaskan adanya nama Barus di dalam tulisan bangsa Yunani, Syiria, Tiongkok, Tamil, Arab, Armenia, Jawa dan Melayu. Kejayaan Barus di masa silam disebabkan oleh kemajuan masyrakat Barus, para tokoh dan ulama yang terkenal.[4]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Dwi, Ari (2023-11-03). "Barus, Kisah Masyhur Kilometer Nol Peradaban Islam Nusantara". Radio Republik Indonesia. Diakses tanggal 2025-02-25.
- ^ Nisa, Khairun; Pane, Ismail (2023-08-06). "TITIK NOL ISLAM DI NUSANTARA: JEJAK SEJARAH ISLAM DI KOTA BARUS, TAPANULI TENGAH | PERADA" (dalam bahasa Inggris).
- ^ Harahap, Indra; Azwar, M. Hatta; Hutabarat, Richa Ardelila; Ainun, Ainun; Mahendra, Yusril (2022-09-20). "Rekonstruksi Nilai-nilai Pendidikan dan Peradaban Islam di Titik Nol Barus". Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) (dalam bahasa Inggris). 4 (5): 2363–2369. doi:10.31004/jpdk.v4i5.6957. ISSN 2685-936X.
- ^ Pinem, Masmedia (2018-06-30). "Inskripsi Islam pada Makam-Makam Kuno Barus". Jurnal Lektur Keagamaan (dalam bahasa Inggris). 16 (1): 101–126. doi:10.31291/jlka.v16i1.484. ISSN 2620-522X.