Ular sendok
Ular sendok | |
---|---|
Klasifikasi ilmiah | |
Domain: | Eukaryota |
Kerajaan: | Animalia |
Filum: | Chordata |
Kelas: | Reptilia |
Ordo: | Squamata |
Subordo: | Serpentes |
Famili: | Elapidae |
Genus: | Naja Laurenti, 1768 |
Spesies | |
Lihat teks. |
Ular sendok , ular dumung atau Ular kobra sejati adalah sebutan khusus untuk semua jenis ular berbisa (Elapidae) yang memiliki kemampuan memipihkan lehernya hingga membentuk seperti sendok atau tudung.[1] Istilah "ular sendok" umumnya digunakan untuk jenis-jenis Naja. Akan tetapi, beberapa spesies selain dari genus Naja yang memiliki ciri khas yang sama juga disebut "ular sendok", walaupun spesies-spesies tersebut memiliki nama atau sebutan khusus, misalnya sebutan "ular anang" yang umum untuk spesies Ophiophagus hannah, walaupun bisa juga disebut "kobra raja" atau "ular sendok raja". Ular sendok dari genus Naja (kobra sejati) tersebar di Afrika, Asia Barat, Asia Secwe latan, dan Asia Tenggara.
Etimologi
[sunting | sunting sumber]Istilah "kobra" dalam bahasa Indonesia diambil dari kata bahasa Portugis, cobra, yang berasal dari bahasa Latin, colobra (coluber, colubra) yang juga berarti ular. Koloni Portugis yang datang ke Afrika dan Asia Selatan pada abad ke-16 menemukan berbagai ular yang kemudian mereka sebut cobra-capelo yang artinya "ular bertudung". Dari istilah tersebut, berkembanglah sebutan-sebutan yang mirip dalam bahasa Spanyol, Prancis, Inggris, dan bahasa Eropa lainnya. Sedangkan nama ilmiah mereka, Naja, berasal dari kata bahasa Sansekerta, Nāgá (नाग) yang berarti "ular".
Bisa
[sunting | sunting sumber]Semua jenis ular sendok gigitannya dapat berakibat fatal. Sebagian besar spesies memiliki bisa neurotoksin yang kuat, yang mampu melumpuhkan jaringan saraf, mengakibatkan paralisis, dan mungkin juga memiliki kandungan racun sitotoksin, yang menyebabkan pembengkakan dan kegagalan pembekuan darah (antikoagulan). Beberapa spesies juga memiliki kandungan racun kardiotoksin (menyebabkan kardiomiopati).
Spesies-spesies ular sendok dari genus Naja ini juga merupakan beberapa dari sekian banyak spesies ular berbisa yang banyak menimbulkan kasus gigitan ular di wilayah sebarannya, di mana sebaran geografis ular sendok Naja meliputi sebagian besar Benua Afrika (termasuk sebagian daerah gurun Sahara), Asia Barat, Asia Tengah, Asia Selatan, Asia Timur, dan Asia Tenggara. Sekitar 30 sampai 40% dari gigitan yang terjadi berupa gigitan "kering", atau gigitan ular yang tidak disertai dengan mengeluarkan racun bisa.
Kobra penyembur
[sunting | sunting sumber]Beberapa jenis kobra memiliki kemampuan khusus, yaitu mampu menyemburkan bisa tepat ke arah mata pengganggunya. Jenis-jenis kobra yang memiliki kemampuan ini dikenal dengan sebutan Spitting cobra. Contohnya adalah ular-sendok sumatra (N. sumatrana) dan ular-sendok jawa (N. sputatrix), yang mampu menyemprotkan bisa melalui taringnya. Semburan bisanya tidak selalu mengenai mata. Akan tetapi, jika mengenai mata dapat menyebabkan rasa perih atau terbakar, dan jika tidak segera ditangani (misalnya membasuh mata dengan air bersih) akan menyebabkan kebutaan permanen.
Klasifikasi spesies
[sunting | sunting sumber]berikut adalah daftar spesies menurut Reptarium Reptile Database.
- Naja anchietae BOCAGE, 1879
- Naja annulata PETERS, 1876
- Naja annulifera PETERS, 1854
- Naja arabica SCORTECCI, 1932
- Naja ashei WÜSTER & BROADLEY, 2007
- Naja atra CANTOR, 1842–Kobra Tiongkok
- Naja christyi (BOULENGER, 1904)
- Naja guineensis BROADLEY, TRAPE, CHIRIO, INEICH & WÜSTER, 2018
- Naja haje (LINNAEUS, 1758)–Kobra Mesir
- Naja kaouthia LESSON, 1831
- Naja katiensis ANGEL, 1922
- Naja mandalayensis SLOWINSKI & WÜSTER, 2000
- Naja melanoleuca HALLOWELL, 1857 - Kobra hutan
- Naja mossambica PETERS, 1854 - Kobra Mozambik
- Naja multifasciata (WERNER, 1902)
- Naja naja (LINNAEUS, 1758)–Kobra India
- Naja nigricincta BOGERT, 1940
- Naja nigricollis REINHARDT, 1843–Kobra leher-hitam
- Naja nivea (LINNAEUS, 1758)–Kobra tanjung
- Naja nubiae WÜSTER & BROADLEY, 2003
- Naja oxiana (EICHWALD, 1831)–Kobra Kaspia
- Naja pallida BOULENGER, 1896–Kobra merah
- Naja peroescobari CERÍACO, MARQUES, SCHMITZ & BAUER, 2017
- Naja philippinensis TAYLOR, 1922
- Naja sagittifera WALL, 1913
- Naja samarensis PETERS, 1861
- Naja savannula BROADLEY, TRAPE, CHIRIO & WÜSTER, 2018
- Naja senegalensis TRAPE, CHIRIO & WÜSTER, 2009
- Naja siamensis LAURENTI, 1768
- Naja sputatrix BOIE, 1827–Ular-sendok jawa
- Naja subfulva LAURENT, 1955
- Naja sumatrana MÜLLER, 1887–Ular-sendok sumatra
Publikasi dan pranala luar
[sunting | sunting sumber]- TWEEDIE, M.W.F. 1983. The Snakes of Malaya. The Singapore National Printers. Singapore
- WÜSTER, W. 1992. A century of confusion: Asiatic cobras revisited. The Vivarium, 4: 14-18.
- WÜSTER, W., D.A. WARRELL, M.J. COX, P. JINTAKUNE & J. NABHITABHATA. 1997. Redescription of Naja siamensis Laurenti, 1768 (Serpentes: Elapidae), a widely overlooked spitting cobra from Southeast Asia: geographic variation, medical importance and designation of a neotype. Journal of Zoology, 243: 771-788.
- (Inggris)"Naja". Integrated Taxonomic Information System.
- (Inggris)Naja di Reptarium.cz Reptile Database
- (Inggris)Montel Heidelburg–Cobra Website
- (Inggris)The Asiatic Cobra Systematics Page Diarsipkan 2007-12-13 di Wayback Machine.
- (Inggris)EMBL Reptile Database–Family Elapidae
- (Inggris)Genus Naja pada EMBL Reptile Database Diarsipkan 2006-05-26 di Wayback Machine., diakses tgl 28/07/2006
Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ Parker, Sybil, P (1984). McGraw-Hill Dictionary of Biology. McGraw-Hill Company.