Umur panjang

Istilah "umur panjang" (bahasa Inggris: longevity) kadang-kadang digunakan sebagai sinonim untuk "harapan hidup" dalam demografi. Namun, umur panjang sering kali dimaksudkan untuk merujuk hanya kepada anggota populasi yang berumur panjang, sedangkan harapan hidup selalu didefinisikan secara statistik sebagai jumlah rata-rata tahun yang tersisa pada usia tertentu. Bagi masyarakat umum, umur panjang didefinisikan sebagai 'durasi umur pada umumnya', sementara definisi dalam statistik yang spesifik baru diberikan bila perlu.
Konsep umur panjang dikaitkan dengan metode untuk memperpanjang hidup dan telah menjadi topik yang tidak hanya dibahas oleh komunitas ilmiah, tetapi juga penulis fiksi ilmiah dan novel utopis. Berbagai faktor berkontribusi pada umur panjang seorang manusia. Faktor-faktor yang signifikan yaitu genetika dan pilihan gaya hidup,[1] sedangkan faktor lainnya mencakup jenis kelamin, akses untuk mendapatkan perawatan kesehatan, higiene, diet dan nutrisi, latihan fisik, dan tingkat kejahatan. Menurut data tahun 2010, perkiraan angka harapan hidup di negara-negara maju antara 77–90 tahun (misalnya Kanada dengan 81,29 tahun), sedangkan di negara-negara berkembang antara 32–80 tahun (misalnya Mozambik dengan 41,37 tahun).[2]
Faktor Kunci
[sunting | sunting sumber]Penelitian berbasis bukti menunjukkan bahwa umur panjang bergantung pada dua faktor utama: genetika dan gaya hidup.
Genetika
[sunting | sunting sumber]Garis sel limfoblastoid yang berasal dari sampel darah individu yang berumur panjang memiliki aktivitas protein PARP (poli-ADP-ribosa polimerase) yang jauh lebih tinggi daripada garis sel yang berasal dari individu yang lebih muda (20 hingga 70 tahun).[3] Sel limfositik dari individu yang berumur panjang memiliki karakteristik khas sel dari orang dewasa muda, baik dalam hal kemampuannya untuk memicu mekanisme perbaikan setelah kerusakan DNA oksidatif subletal H2O2 dan ekspresi gen PARP.[4]
Penelitian kembar telah menunjukkan bahwa sekitar 20-30% perbedaan dalam umur panjang manusia dapat dikaitkan dengan genetika dan sisanya dengan perilaku individu dan faktor lingkungan yang dapat dimodifikasi.[5] Meskipun lebih dari 200 varian gen yang terkait dengan umur panjang telah diidentifikasi dalam basis data varian genetik manusia yang dibuat di Amerika Serikat, Belgia, dan Inggris,[6] mereka hanya menjelaskan sebagian kecil dari heritabilitas.
Gaya Hidup
[sunting | sunting sumber]Umur panjang adalah sifat yang sangat plastis, dan sifat-sifat yang memengaruhi komponen-komponennya merespons kondisi lingkungan fisik (statis) dan berbagai perubahan gaya hidup: olahraga, kebiasaan makan, kondisi tempat tinggal, dan intervensi farmasi dan nutrisi.[7][8][9] Sebuah studi tahun 2012 menemukan bahwa olahraga ringan di waktu luang dapat meningkatkan harapan hidup Anda sebanyak 4,5 tahun.
Jalur biologis
[sunting | sunting sumber]Empat jalur biologis yang dipelajari dengan baik yang diketahui mengatur penuaan dan modulasi yang telah terbukti memengaruhi umur panjang adalah insulin/IGF-1, target rapamycin (mTOR), mengaktifkan protein kinase kinase (AMPK), dan sirtuin.[10][11][12]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Marziali, Carl (7 December 2010). "Reaching Toward the Fountain of Youth". USC Trojan Family Magazine. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 December 2010. Diakses tanggal 7 December 2010.
- ^ The US Central Intelligence Agency, 2010, CIA World Factbook, retrieved 12 Jan. 2011, https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/index.html Diarsipkan 2008-08-12 di Wayback Machine.
- ^ "Increased poly(ADP-ribose) polymerase activity in lymphoblastoid cell lines from centenarians". pubmed.ncbi.nlm.nih.gov. Diakses tanggal 2025-02-09.
- ^ "Oxidative DNA Damage Repair and parp 1 and parp 2 Expression in Epstein-Barr Virus-Immortalized B Lymphocyte Cells from Young Subjects, Old Subjects, and Centenarians". www.liebertpub.com. Diakses tanggal 2025-02-09.
- ^ "Genetic influence on human lifespan and longevity". pubmed.ncbi.nlm.nih.gov. Diakses tanggal 2025-02-09.
- ^ "LongevityMap: Genetic association studies of longevity". genomics.senescence.info. Diakses tanggal 2025-02-09.
- ^ "The genetics of human longevity: an intricacy of genes, environment, culture and microbiome". www.sciencedirect.com. Diakses tanggal 2025-02-09.
- ^ "Beyond Broad Categories". www.unaging.com. Diakses tanggal 2025-02-09.
- ^ "Genetics, lifestyle and longevity: Lessons from centenarians". pmc.ncbi.nlm.nih.gov. Diakses tanggal 2025-02-09.
- ^ "Why We Age: Deregulated Nutrient Sensing". www.lifespan.io. Diakses tanggal 2025-02-09.
- ^ "Risks and Benefits of Intermittent Fasting for the Aging Cardiovascular System". onlinecjc.ca. Diakses tanggal 2025-02-09.
- ^ "Human insulin/IGF-1 and familial longevity at middle age". www.aging-us.com. Diakses tanggal 2025-02-09.