Veritatem Facientes
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Oktober 2016. |
Veritatem Facientes (27 Maret 1952) adalah sebuah surat apostolik Paus Pius XII kepada umat Katolik di Romania,[1] memprotes penindasan dan pembasmian nyata terhadap Gereja Katolik Roma di negara tersebut. Surat ini memohon akan keberanian dan doa-doa.
Tujuh tahun setelah Perang Dunia II, saat Paus Pius XII menulis surat ini kepada umat Katolik di Romania, situasi gereja telah berubah drastis. Gereja Yunani-Katolik Romania (yang bersekutu dengan Gereja Katolik Roma) dibubarkan oleh dekret pemerintah tanggal 1 Desember 1948 dan menjadi hilang secara resmi. Semua uskup dipenjarakan pada saat dikeluarkannya dekirt terseut; imam-imam asing diusir, sementara imam-imam lokal dipenjarakan juga.[2] Dua dari lima keuskupan Katolik Roma diakui secara resmi walau para uskupnya dipenjara. Tiga keuskupan lainnya ditutup. Semua sekolah dan institusi gereja ditutup. Seperti di negara-negara lainnya, rezim Romania berusaha untuk menciptakan Gereja Katolik yang terpisah dari Vatikan. Semua media Katolik dinyatakan tidak sah dan ditutup, sementara semua rumah-rumah religius disita dan ditutup juga.[3]
Veritatem Facientes memberikan sebuah rangkuman akan kesengsaraan dan penindasan gereja di Romania. Sri Paus menyatakan bahwa tulisannya ini adalah satu-satunya jalan untuk menjangkau para umat di Romanis yang telah sangat menderita di beberapa tahun terkahir. Oleh karena itu adalah kewajibannya untuk melayangkan protes dan membela kemerdekaan serta kepentingan Gereja bersama umatnya. Semua uskup dipenjara atau dikirim ke Siberia. Gereja Yunani-Katolik dinyatakan ilegal. Karena pers Katolik telah disita dan dinyatakan tidak sah, tidak tersedia jalan untuk menjangkau para umat lewat jalur ini pula. Dengan semua suara Katolik dibungkam, adalah suatu hal yang lebih mudah untuk mencap Gereja sebagai musuh negara. Oleh karena itu apabila para umat diserang atau ditindas karena iman mereka, mereka harus melihatnya sebagai suatu kehormatan dan bukannya suatu yang memalukan.[4]
Pranala
[sunting | sunting sumber]- Acta Apostolicae Sedis (AAS) Roma, Vaticano 1939-1952
- Veritatem Facientes Acta Apostolicae Sedis AAS 1952, 249
- Richard Cardinal Cushing, Pope Pius XII, St. Paul Editions, Boston, 1959
- Alberto Giovanetti, Pio XII parla alla Chiesa del Silenzio, Editrice Ancona, Milano, 1959, German Translation, Der Papst spricht zur Kirche des Schweigens,Paulus Verlag, Recklinghausen, 1959
Referensi
[sunting | sunting sumber]