Warseno Slank
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Mei 2016. |
Dr. Ir. Warsina Hardjadarsana, M.Si. atau lebih dikenal dengan sebutan Ki Warseno Slank (18 Juni 1965 – 12 Desember 2024) adalah seniman Universitas Tunas Pembangunan Surakarta. Dia adalah adik kandung dari Ki Anom Suroto.[1][2][3]
Latar belakang
[sunting | sunting sumber]Warseno lahir dan besar di Klaten, Jawa Tengah. pada usia ke 59 Sejak usia muda sudah belajar mendalang. Mengawali debutnya sebagai dalang ketika menginjak usia 16 tahun. Kemampuannya itu berkat didikan orang tuanya, Ki Harjadarsana yang juga merupakan dalang terkenal di Kabupaten Klaten Jawa Tengah (tahun 1950-1975). Di samping itu ia pernah belajar pedalangan selama dua semester di STSI Surakarta. Gaya pakelirannya pada awalnya mengikuti gaya kakaknya, Ki Anom Suroto. Namun kreatif dia dapat menemukan ciri khas gaya pakelirannya yang komunikatif dan selalu dekat dengan kalangan muda yang cenderung hura-hura atau slengekan. Warseno terkadang mengkolaborasikan berbagai musik etnis dan Barat dan banyak melakukan eksperimen kreatif dengan memadukan beberapa aliran musik seperti rock, punk, rap yang dipadukan dengan gamelan. Hasilnya adalah musik gamelan kolaboratif yang digandrungi kawula muda, wayang campursari.[4][5]
Merasa dulunya dia yang memprakarsai pakeliran hura-hura dan kolaboratif yang memadukan berbagai alat musik barat dan etnik, pada akhirnya dia berketetapan mengembalikan pakeliran wayang pada proporsi sebagaimana aslinya. Ketetapannya untuk back to basic didorong oleh ekses pendangkalan-pendangkalan estetika karena tidak disertai dengan suatu pencarian yang mendalam, hanya sekadar ikut-ikutan. Ki Warseno mendedikasikan segala kemampaun berkeseniannya untuk menegakkan moral sebagai makhluk Tuhan. Hal ini diwujudkan tidak saja dalam berkesenian namun dia merasa pula bertanggungjawab menyeberluaskan pandangan berkeseniannya itu dengan mendirikan sebuah Stasiun Radio Suara Slank yang acaranya didominasi kesenian dan kebudayaan Jawa. Di sela kepadatan jadwal mengajar dan mendalang, setiap malam Sabtu Legi Warseno mengadakan pementasan wayang kulit di rumahnya untuk mengenang hari kelahirannya dengan tajuk Setu Legen.[6][7]
Penghargaan
[sunting | sunting sumber]Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Joglo Semar: Semar Mbangun Kayangan untuk masa keemasan Diarsipkan 2015-04-02 di Wayback Machine., diakses 17 Maret 2015
- ^ Website pribadi Warseno Slank Diarsipkan 2015-03-23 di Wayback Machine., diakses 17 Maret 2015
- ^ Website pribadi Ki Joko Edan Diarsipkan 2016-01-11 di Wayback Machine., diakses 17 Maret 2015
- ^ Website resmi MPR RI: Pagelaran Wayang Kulit Dengan Dalang Ki Warseno Slenk Di Provinsi Bengkulu, diakses 17 Maret 2015
- ^ Website resmi UIN Walisongo: Wayang Kulit di IAIN, diakses 17 Maret 2015
- ^ Wayang: Ki Warseno Slank, diakses 17 Maret 2015
- ^ Solo Raya Online: Kethoprak Seniman Muda Surakarta gelar pentas Kresno Duta Diarsipkan 2015-03-16 di Wayback Machine., diakses 17 Maret 2015
- ^ "Profil Lengkap Dalang Kondang Ki Warseno Slenk yang Wafat Hari Ini". Akurat.Co. 12 Desember 2024. Diakses tanggal Kamis, 12 Desember 2024.
- ^ "Ki Dalang Warseno Slank Tutup Usia, Duka Mendalam Dunia Seni Wayang". Akurat.Co. 12 Desember 2024. Diakses tanggal 12 Desember 2024.