Waskita Toll Road
Perseroan terbatas | |
Industri | Infrastruktur |
Didirikan | 19 Juni 2014 |
Kantor pusat | Jakarta Timur, DKI Jakarta |
Wilayah operasi | Indonesia |
Tokoh kunci | Daniel Fitzgerald Liman[1] (Direktur Utama) Septiawan Andri Purwanto[1] (Komisaris Utama) |
Produk | Jalan tol |
Pemilik | Waskita Karya (92,31%) Taspen (7,69%) |
Anak usaha | PT Trans Jawa Paspro Jalan Toll PT Pemalang Batang Toll Road PT Trans Jabar Tol PT Waskita Bumi Wira PT Kresna Kusuma Dyandra Marga PT Waskita Sriwijaya Tol |
Situs web | www |
PT Waskita Toll Road atau biasa disingkat menjadi WTR, adalah anak usaha dari Waskita Karya yang bergerak di bidang pengembangan jalan tol. Hingga akhir tahun 2022, perusahaan ini memegang konsesi atas enam ruas jalan tol di Jawa dan Sumatera Selatan.[2]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Perusahaan ini didirikan oleh Waskita Karya pada bulan Juni 2014. Perusahaan ini lalu mengakuisisi PT Kresna Kusuma Dyandra Marga (pemegang konsesi Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu) dan PT Pejagan Pemalang Toll Road (pemegang konsesi Jalan Tol Pejagan-Pemalang). Perusahaan ini kemudian juga mendirikan PT Waskita Bumi Wira untuk memegang konsesi Jalan Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar. Pada tahun 2015, bersama MNC Group, perusahaan ini mendirikan PT Waskita MNC Transjawa Toll Road. Perusahaan ini kemudian mengakuisisi saham yang dipegang oleh MNC Group dan mengubah nama perusahaan tersebut menjadi PT Waskita Transjawa Toll Road.
Pada tahun 2016, perusahaan ini mengakuisisi PT Jalan Tol Pemalang Batang (pemegang konsesi Jalan Tol Pemalang-Batang). Perusahaan ini kemudian juga mengakuisisi PT Sriwijaya Markmore Persada (pemegang konsesi Jalan Tol Kayu Agung-Palembang-Betung) dan mengubah nama perusahaan tersebut menjadi PT Waskita Sriwijaya Tol. Pada tahun 2017, perusahaan ini mengakuisisi PT Cibitung Tanjung Priok Port Tollways (pemegang konsesi Jalan Tol Cibitung-Cilincing). Pada tahun 2017 juga, Taspen dan Sarana Multi Infrastruktur resmi memegang minoritas saham perusahaan ini.
Pada tahun 2018, perusahaan ini mulai mengoperasikan Jalan Tol Pejagan-Pemalang, Jalan Tol Pemalang-Batang, Jalan Tol Solo-Ngawi, Jalan Tol Batang-Semarang, dan Jalan Tol Ngawi-Kertosono secara penuh. Pada tahun 2018 juga, perusahaan ini melepas 70% saham PT Waskita Transjawa Toll Road melalui Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT). Pada tahun 2019, perusahaan ini menjual 40% saham PT Jasamarga Ngawi Kertosono Kediri (pemegang konsesi Jalan Tol Ngawi-Kertosono) dan 40% saham PT Jasamarga Solo Ngawi (pemegang konsesi Jalan Tol Solo-Ngawi) ke Road King Expressway dengan harga Rp 2,5 triliun.[3] Pada tahun 2020, perusahaan ini melepas 30% saham PT Kresna Kusuma Dyandra Marga melalui RDPT.[4] Pada tahun 2020 juga, perusahaan ini meneken perjanjian pengembangan proyek dengan China Communications Construction Company untuk Jalan Tol Kayu Agung-Palembang-Betung.
Pada tahun 2021, perusahaan ini melepas 30% saham PT Jasamarga Kualanamu Tol (pemegang konsesi Jalan Tol Medan-Kuala Namu-Tebing Tinggi), 35% saham PT Cinere Serpong Jaya (pemegang konsesi Jalan Tol Serpong-Cinere), dan 55% saham PT Cibitung Tanjung Priok Port Tollways masing-masing ke Road King Expressway,[5] Sarana Multi Infrastruktur, dan Akses Pelabuhan Indonesia.[6] Perusahaan ini juga melepas 30% saham PT Jasamarga Semarang Batang (pemegang konsesi Jalan Tol Batang-Semarang) ke Sarana Multi Infrastruktur dan melalui RDPT.[2] Pada tahun 2022, perusahaan ini membeli kembali 30% saham PT Jasamarga Semarang Batang dengan harga Rp 3,6 triliun dan menjualnya ke Road King Expressway dengan harga Rp 3,8 triliun.[7] Pada tahun 2022 juga, perusahaan ini melepas 99,99% saham PT Semesta Marga Raya (pemegang konsesi Jalan Tol Kanci-Pejagan) dan 99,99% saham PT Pejagan Pemalang Toll Road ke Indonesia Investment Authority.[8] Perusahaan ini kemudian juga menjual 55% saham PT Cimanggis Cibitung Tollways ke Sarana Multi Infrastruktur dengan harga Rp 1,7 triliun.[9]
Pada bulan Januari 2024, perusahaan ini melepas 25% saham PT Trans Jabar Tol (pemegang konsesi Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi) ke Sarana Multi Infrastruktur.[10]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b "Komisaris & Direksi". PT Waskita Toll Road. Diakses tanggal 15 Januari 2024.
- ^ a b "Profil Perusahaan". PT Waskita Toll Road. Diakses tanggal 15 Januari 2024.
- ^ Sandi, Ferry (18 Desember 2019). "Sah! Waskita Jual 2 Ruas Tol Rp 2,5 T ke Investor Hong Kong". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 19 Maret 2024.
- ^ Nisa, Wahyudatun (3 September 2020). "BUMN Waskita Karya Jual Tol Becakayu Rp550 Miliar". TrenAsia. Diakses tanggal 19 Maret 2024.
- ^ Kurniawan, Didi (9 Maret 2021). "Investor Berpengalaman di China Ini Beli 30 Persen Saham Tol Medan-Kualanamu yang Dijual Waskita". VOI. Diakses tanggal 19 Maret 2024.
- ^ Sidik, Syahrizal (12 Oktober 2021). "Jual Ruas Tol Cibitung-Cilincing, Cuan Berapa Waskita?". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 19 Maret 2024.
- ^ Purwanti, Teti (8 Desember 2022). "Waskita Karya (WSKT) Cuan Rp 200 M Dari Tol Ini". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 19 Maret 2024.
- ^ Avisena, Ilham Ramadhan (6 September 2022). "INA Resmi Akuisisi Dua Ruas Tol Milik Waskita Karya". Media Indonesia. Diakses tanggal 19 Maret 2024.
- ^ Sidik, Syahrizal (13 January 2022). "Tok! Waskita Jual Tol Cimanggis-Cibitung Rp 1,7 T". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 19 Maret 2024.
- ^ Mardiansyah, Diki (30 Januari 2024). "Sarana Multi Infrastruktur Akuisisi 25% Saham Waskita Toll Road di Trans Jabar Tol". Kontan. Diakses tanggal 19 Maret 2024.