White as Milk, Red as Blood
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Februari 2023. |
Penyunting | Novalya Putri |
---|---|
Pengarang | Alessandro D'Avenia |
Judul asli | Bianca Come Il Latte, Rossa Come Il Sangue |
Penerjemah | Tanti Susilawati |
Ilustrator | Helen Lie |
Negara | Italia |
Bahasa | Bahasa Indonesia |
Genre | Roman remaja |
Penerbit | Gramedia (Jakarta) |
Tanggal terbit | 2010 (Italia), 2015 (Indonesia) |
Halaman | 363 |
ISBN | ISBN 978-602-249-817-9 |
White as Milk, Red as Blood (Bianca Come il Latte, Rossa Come il Sangue) adalah novel debut bergenre roman remaja karya penulis Italia, Alessandro D'Avenia. Cerita dalam novel ini terinspirasi dari kisah seorang gadis di sekolah menengah tempat menulis menempuh pendidikan yang meninggal karena leukemia.[1]
Novel ini rilis pertama kali di Italia oleh Penerbit Mondadori pada 2010 dan telah terjual lebih dari 700.000 eksemplar di negara asalnya. Sementara itu, novel ini baru dialihbahasakan ke dalam Bahasa Indonesia pada 2015 oleh Bhuana Sastra, lini dari penerbit Bhuana Ilmu Populer. Pada 2013, cerita dalam novel ini diadaptasi ke dalam film layar lebar dengan judul yang sama.
Sinopsis
[sunting | sunting sumber]Leo adalah remaja lelaki berusia 16 tahun. Dibandingkan dengan sekolah, ia lebih suka berkumpul bersama teman-temannya, mendengarkan musik melalui iPod, main sepak bola dan bahkan kebut-kebutan dengan sepeda motornya.
Suatu hari seorang guru filsafat pengganti menyemangatinya untuk hidup dengan mimpi. Di saat itulah ia sadar bahwa ia memiliki mimpi untuk dapat menggapai Beatrice. Beatrice sendiri adalah gadis berambut merah yang paling cantik di sekolahnya.
Sejak kehadiran Beatrice, semula hidup Leo berwarna. Namun sejak ia mengetahui bahwa ternyata Beatrice mengidap leukemia, ia pun jadi terpuruk. Warna merah yang melekat pada Beatric pun memudar, berganti dengan putih, warna yang paling ia benci. Ketika Leo harus menghadapi masa-masa terburuknya, sahabatnya yang bernama Silvia hadir untuk mewujudkan impiannya.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "La storia vera del romanzo che voleva stupire tutti - Corriere della Sera". www.corriere.it. Diakses tanggal 2020-03-23.