Berdasarkan suntingan ini, pengusul menutup usulannya. — RianHS (bicara) 28 Desember 2021 19.48 (UTC)
Diskusi di bawah adalah arsip dari pengusulan artikel bagus. Terima kasih atas partisipasi Anda. Mohon untuk tidak menyunting lagi halaman ini. Komentar selanjutnya dapat diberikan di halaman pembicaraan artikel.
Pencalonan artikel ini dikembalikan kepada pengusulnya.
Komentar Silakan lihat alasan pencabutannya dari AP (pranala). Dari peninjauan saya masih ada paragraf yang tidak ada referensi sama sekali (paragraf pertama pada subbagian DPR, paragraf pertaa pada subbagian PKS), atau tidak ada referensi pada bagian akhir (paragraf terakhir pada subbagian DPR dan beberapa paragraf lainnya). Dalam hal ini kriteria AP dan AB adalah serupa. Salam. Medelam (bicara) 22 Oktober 2021 12.17 (UTC)[balas]
Tidak setuju sudah saya baca pranala yang menyebabkan status artikel pilihan pada tokoh ini dicabut. tambahan dari saya begini. ada satu bagian yang saya tandai di bagian sebagai berikut:
“
Aktivitas tarbiah berpusat di masjid-masjid kampus seperti Masjid Arif Rahman Hakim, UI; Masjid Salman, ITB; dan Masjid Al-Ghifari, IPB. Bersama teman-temannya, Irwan bolak-balik mengikuti kegiatan [[halaqah]]/liqo.{{citations needed|date=Desember 2021}} Pola latihan dimulai dengan pembentukan kelompok kecil dengan bimbingan seorang mentor sebagai penyampai tentang ajaran Islam. Pola ini diperkenalkan oleh sejumlah ustaz dan pelajar Indonesia lulusan Timur Tengah, merujuk pada gerakan Ikhwanul Muslimin. Setelah dua kali pertemuan Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus,{{kapan|date=Desember 2021}} ia terlibat dalam sosialisasi petunjuk perjuangan LDK atau khittah, dengan berkeliling ke kota-kota di Sumatra Barat. Ia berkenalan dan mendapati mubalig muda seperti [[Mahyeldi Ansharullah]], [[Marfendi]], dan [[Rafdinal]] yang kelak terlibat dalam kepengurusan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).[23]
Selama kuliah, selain menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan kemahasiswaan, ia banyak menghabiskan waktu di luar kampus untuk berdakwah, mengajarmenjadi konselor di SMA Islam PB Sudirman Bekasi,[24] dan menjadi konselor di bimbingan belajar Nurul Fikri.[25] Di bidang akademik, ia menjadi asisten peneliti.[24] Pada 1985, dalam usia 22 tahun, Irwan menikah dengan Nevi Zuairina, mahasiswi UI yang ditemuinya saat menjalani kuliah semester tiga.[26] Bersama istrinya, Irwan terus menunaikan dakwah dan aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Kesibukan Irwan mengakibatkan kuliahnya tidak lancar. Menurutnya, hal yang ia cari dalam pendidikan bukanlah nilai semata, tetapi pengembangan diri.[26] Ia menyelesaikan kuliahnya setelah enam tahun dengan IPK rendah, yakni 2,02 karena harus membagi waktunya untuk mencari nafkah.[27] Setamat kuliah, aktivitas dakwah Irwan dan istri berlanjut dengan mengembangkan kegiatan dakwah di kampus Universitas Andalas dan IKIP Padang (sekarang Universitas Negeri Padang).[28]
”
bagian yang dicoret dan diberi templat ini saya anggap sebagai iklan sehingga tidak cocok untuk masuk ke dalam biografi y.b.s. ada hal lain yang juga saya soroti, misalnya, pada bagian sebagai berikut
“
Melalui persinggungannya dengan pergerakan tarbiah, ia menunjukkan perhatiannya dalam politik. Ketika pengukuhan pendirian Partai Keadilan pada 20 Juli 1998, Irwan ditunjuk sebagai Ketua Perwakilan PK di Malaysia.{{citations needed|date=Desember 2021}}
”
nah, bagian ini, juga saya anggap sebagai bagian iklan sehingga, menurut saya, bagian yang perlu dirombak agar artikel ini masuk ke dalam kriteria artikel bagus jumlahnya lumayan banyak. jadi, selesaikan dulu halangan-halangan atau bagian yang mirip iklan barulah diajukan kembali sebagai calon artikel bagus Azmi1995 (bicara) 15 Desember 2021 15.42 (UTC)[balas]
Diskusi di atas adalah arsip. Terima kasih atas partisipasi Anda. Mohon untuk tidak menyunting lagi halaman ini. Komentar selanjutnya dapat diberikan di halaman pembicaraan artikel.