Wikipedia:Artikel bagus/Usulan/Wabah Amwas
Tampilan
CATATAN PENUTUP
Sudah memenuhi kuorum dan dibuka selama lebih dari dua minggu. Danu Widjajanto (bicara) 5 Juni 2020 15.24 (UTC)
- Diskusi di bawah adalah arsip dari pengusulan artikel bagus. Terima kasih atas partisipasi Anda. Mohon untuk tidak menyunting lagi halaman ini. Komentar selanjutnya dapat diberikan di halaman pembicaraan artikel.
Artikel ini disetujui.
Tentang sebuah wabah yang terjadi di zaman awal Islam. Isinya cukup lengkap dan referensinya adalah sumber-sumber akademis. HaEr48 (bicara) 11 Mei 2020 16.03 (UTC)
Komentar Referensi 9 dan 10 kan sama-sama sfn, kenapa gk pake sfnm biar jadi digabung? Sama seperti yang lain... --Nicholas Michael Halim (bicara) 12 Mei 2020 07.19 (UTC)Setuju --Nicholas Michael Halim (bicara) 13 Mei 2020 03.36 (UTC)- Menurutku ini terserah saja, toh hasilnya sama-sama wajar. Tujuannya juga sama-sama tercapai yaitu menunjukkan halaman yang direferensikan bagi pembaca. HaEr48 (bicara) 12 Mei 2020 14.17 (UTC)
Komentar bukan banyak, namun saya merasa ada "jalan sejarah" yang musti diperbaiki sedikit. Rincinya, nanti sy paparkan. --AMA Ptk (bicara) 15 Mei 2020 04.22 (UTC)
- Well, beta tengok merunut pada jalan sejarah yg sebenarnya bahwa Abu Ubaidah tak menceritakan hadits dalam kisah yg sebenarnya. Malah, setelah Abu Ubaidah dan Umar berdialog soal "kita berpindah dari takdir Allah yang satu menuju takdir Allah yg lain" barulah Abdurrahman bin Auf menyampaikan komentarnya, "Saya punya ilmu mengenai apa yang kalian diskusikan ini." Lalu diketengahkanlah hadits yg ia dengar dari Nabi Muhammad SAW. Sebenarnya itu saja yang nak saya sampaikan. Rujukan lain utk penguat kata² saya di buku ini: Tadwinul Hadits oleh Manazhir Ahsan Gilani, seorang ilmuwan hadits dr India. --AMA Ptk (bicara) 15 Mei 2020 06.35 (UTC)
- Ah, rupanya sdh diperbaiki pak HaEr. Kiranya rujukan di atas boleh saya tuliskan pula dalam referensi? --AMA Ptk (bicara) 15 Mei 2020 06.37 (UTC)
- Maaf saya mau bertanya (agar tidak ragu). Usulan "...menarik mundur pasukan dari daerah yang terkena wabah" yang disetujui Umar apakah maksudnya mengungsi? Kalau begitu, intepretasi saya, Umar tidak sejalan dengan hadis Abdurrahman bin Auf? Begitu pula kalimat "Riwayat ini digunakan oleh para ulama di zaman selanjutnya sebagai dasar yang membolehkan mengungsi dari wabah.", berarti bertentangan dengan hadis tsb.
- Saya sudah baca artikelnya, tinggal hal di atas saja yang saya belum mudeng. Kalau sudah, saya vote mendukung!. RahmatdenasMengecat 16 Mei 2020 03.28 (UTC)
- Tidak demikian, namun yang sebenarnya antara Umar dan Abu Ubaidah bin Jarrah memang berdiskusi dulu di daerah Sargh itu. Waktu itu, Abu Ubaidah memang tdk memaparkan hadits apapun. Mereka hanya sekedar diskusi saja. Nanti yg membawa hadits itu ialah Abdurrahman bin Auf yang datang sesudah diskusi mereka≤. Itulah yg maktub dlm Sahih Bukhari, dan kronologinya diperjelas di bukunya Gilani, yakni Tadwinul Hadits yang saya tulis di atas. --AMA Ptk (bicara) 16 Mei 2020 11.54 (UTC)
- @AMA Ptk dan Rahmatdenas: terima kasih tanggapan dan sarannya. Penjelasan Abdurrahman bin Auf sudah aku tambahkan, dan dijelaskan bahwa Abu Ubaidah menolak dengan alasan berbeda. Selain itu, pertanyaan bung Rahmatdenas semoga sudah terjelaskan, sekarang disebutkan bahwa hadis itu menjadi dasar pendapat melarang masuk/keluar sedangkan tindakan Umar dianggap sebagai pendapat sebaliknya. HaEr48 (bicara) 16 Mei 2020 18.46 (UTC)
- Tidak demikian, namun yang sebenarnya antara Umar dan Abu Ubaidah bin Jarrah memang berdiskusi dulu di daerah Sargh itu. Waktu itu, Abu Ubaidah memang tdk memaparkan hadits apapun. Mereka hanya sekedar diskusi saja. Nanti yg membawa hadits itu ialah Abdurrahman bin Auf yang datang sesudah diskusi mereka≤. Itulah yg maktub dlm Sahih Bukhari, dan kronologinya diperjelas di bukunya Gilani, yakni Tadwinul Hadits yang saya tulis di atas. --AMA Ptk (bicara) 16 Mei 2020 11.54 (UTC)
- Ah, rupanya sdh diperbaiki pak HaEr. Kiranya rujukan di atas boleh saya tuliskan pula dalam referensi? --AMA Ptk (bicara) 15 Mei 2020 06.37 (UTC)
- Well, beta tengok merunut pada jalan sejarah yg sebenarnya bahwa Abu Ubaidah tak menceritakan hadits dalam kisah yg sebenarnya. Malah, setelah Abu Ubaidah dan Umar berdialog soal "kita berpindah dari takdir Allah yang satu menuju takdir Allah yg lain" barulah Abdurrahman bin Auf menyampaikan komentarnya, "Saya punya ilmu mengenai apa yang kalian diskusikan ini." Lalu diketengahkanlah hadits yg ia dengar dari Nabi Muhammad SAW. Sebenarnya itu saja yang nak saya sampaikan. Rujukan lain utk penguat kata² saya di buku ini: Tadwinul Hadits oleh Manazhir Ahsan Gilani, seorang ilmuwan hadits dr India. --AMA Ptk (bicara) 15 Mei 2020 06.35 (UTC)
- Setuju RahmatdenasMengecat 16 Mei 2020 12.05 (UTC)
- Setuju --What a joke (bicara) 16 Mei 2020 13.08 (UTC)
- Setuju --AMA Ptk (bicara) 17 Mei 2020 02.16 (UTC)
- Komentar Nama dalam bahasa Arab (bukan dalam tulisan Latin) tidak ada. Hanamanteo Halaman pembicaraan saya 20 Mei 2020 12.17 (UTC)
- Sudah ditambahkan, terima kasih. HaEr48 (bicara) 20 Mei 2020 19.16 (UTC)
- Komentar Saya agak bingung dalam mencerna (potongan) kalimat ini, "Khalifah Umar bin al-Khattab menunjuk Muawiyah bin Abi Sofyan sebagai panglima dan wali negeri Syam, sehingga menjadi dasar kekuatannya sampai ia kelak mendirikan Kekhalifahan Umayyah di Syam pada 661". Mungkin ada penjelasan tentang kalimat ini? Albertus Aditya (bicara) 21 Mei 2020 07.51 (UTC)
- Diperjelas. Maksudnya posisi panglima dan wali negeri ini menjadi basis kekuatan Muawiyah. HaEr48 (bicara) 21 Mei 2020 15.40 (UTC)
- OK. Karena tidak ada catatan tambahan untuk pengusulan AB ini, maka saya Setuju. Salam. Albertus Aditya (bicara) 22 Mei 2020 00.54 (UTC)
- Diperjelas. Maksudnya posisi panglima dan wali negeri ini menjadi basis kekuatan Muawiyah. HaEr48 (bicara) 21 Mei 2020 15.40 (UTC)
- Diskusi di atas adalah arsip. Terima kasih atas partisipasi Anda. Mohon untuk tidak menyunting lagi halaman ini. Komentar selanjutnya dapat diberikan di halaman pembicaraan artikel.