Zulfadhli
Zulfadhli (lahir 21 Maret 1965) merupakan seorang politikus Indonesia dan anggota DPR.
Biografi
[sunting | sunting sumber]Ir. H. Zulfadhli adalah salah satu anggota DPR RI periode 2009-2014 yang kala itu terpilih dengan jumlah 26.774 suara di dapil Kalimantan Barat (meliputi Kab. Sambas, Kab. Bengkayang, Kab. Landak, Kab. Pontianak, Kab. Sanggau, Kab. Sekadau, Kab. Ketapang, Kab. Sintang, Kab. Melawi, Kab. Kapuas, Kota Pontianak, Kota Singkawang, Kab. Kayong Utara, dan Kab. Kubu Raya). Kader Partai Golongan Karya ini sekarang menjadi anggota Komisi X yang membidangi urusan Pendidikan, Pemuda, Olahraga, Pariwisata, Kesenian, dan Kebudayaan.
Ia sempat menjadi buah bibir masyarakat Kalbar saat mengampanyekan kandidasinya pada bulan Maret 2009. Tak seperti kampanye calon anggota legislatif pada umumnya, Zulfadhli yang saat itu masih menjabat sebagai Ketua DPRD Kalimantan Barat meluncurkan komik yang berisi biografi dan kisah-kisah perjalanannya selama menjadi wakil rakyat. Bertempat di Balai Rakyat, Rumah Dinas Ketua DPRD Kalbar, ratusan tamu undangan dari berbagai latar belakang menghadiri peluncuran komik karya Mustakim Timuru ini. Mengapa menggunakan media kampanye berupa komik. Komik sengaja dipilih Zulfadhli untuk mensosialisasikan sosoknya yang hendak maju sebagai wakil rakyat Kalimantan Barat di Senayan. Menurutnya, komik adalah media yang relatif lebih mudah dicerna dan dipahami ketimbang buku yang yang terkesan berat, atau media-media periklanan seperti spanduk dan poster yang sudah sangat umum dan kurang sedap dipandang. Dengan ide kreatif ini Zulfadhli berharap antusiasme warga Kalbar untuk memilih calon anggota legislatif akan tumbuh kembali.
Nama Zulfadhli sempat juga mencuat saat isu perpecahan di tubuh PSSI memanas, karena sebagai anggota Komisi X ia juga mendapat banyak tekanan untuk menyelesaikan masalah itu. Perjalanan kariernya memang bukannya lurus-lurus saja. Pada bulan Februari 2011 proses hukum korupsi dana Bantuan Sosial (Bansos) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kalimantan Barat tahun 2006-2009 senilai Rp 22,14 miliar mengindikasikan adanya keterlibatan Zulfadhli, yang saat itu masih menjabat sebagai Ketua DPRD Kalbar, dan beberapa nama lain.