Abbas bin Ali
Abbas bin Ali | |
---|---|
Julukan | As-Saqqa' Abbas al-Akbar |
Meninggal | 680 Karbala |
Perang/pertempuran | Pertempuran Karbala |
Hubungan | Abdullah, Ja'far, Utsman (saudara kandung) |
Bagian dari seri |
Islam |
---|
Al-'Abbas bin 'Ali (bahasa Arab: العباس بن علي) adalah putra dari Ali bin Abi Thalib dan Fatimah binti Hizam.
Kehidupan awal
[sunting | sunting sumber]Abbas adalah putra dari Ali bin Abi Thalib dan Ummul Banin binti Hizam. Abbas memiliki tiga saudara kandung yaitu Abdullah, Ja'far, dan Utsman.[1] Ia juga dikenal dengan nama Abbas al-Akbar.[1] Abbas menikah dengan sepupu jauhnya, Lubabah binti Ubaidillah bin Abbas bin Abdul Muthalib.[2] Mereka memiliki satu putra yang bernama Ubaidillah.[2] Lubabah juga merupakan istri dari Al-Walid bin Utbah bin Abi Sufyan dan memiliki putra yang bernama Al-Qasim serta istri dari Zaid bin Hasan bin Ali dan memiliki putri yang bernama Nafisah.[2]
Tidak banyak diketahui tentang biografinya sebelum pembunuhannya di Karbala.
Kematian
[sunting | sunting sumber]Abbas dibunuh dalam Pertempuran Karbala bersama saudara seayahnya, Husain bin Ali.[3] Saudara kandungnya, Abdullah, Utsman dan Ja'far juga hadir dan dibunuh.[4] Sejarawan Sunni, Ibnul Atsir dalam karyanya yang berjudul Al-Kamil fi at-Tarikh menyebutkan bahwa nama pembunuh Abbas adalah Zaid bin Riqad al-Junbi dan Hakim bin Thufail as-Sanbisi.[4] Dalam pertempuran ini, Abbas mendapat julukan As-Saqqa'.[3] Ia dijuluki demikian karena ketika Husain kehausan, meminta air untuk diminum. Maka Abbas bersama saudaranya pergi untuk mencari air dan kemudian kembali dengan membawa sebuah wadah yang berisi air lalu memberikannya kepada Husain. Ketika Husain ingin meminumnya dari wadah tersebut, sebuah panah datang dan masuk ke tenggorokannya yang menghalanginya untuk minum sampai sebuah pedang menebasnya hingga ia terbunuh.[5]
Makam
[sunting | sunting sumber]Abbas dimakamkan oleh beberapa orang suku Bani Asad dari desa terdekat al-Ghadiriyya, di tempat yang sama di mana dia dibunuh. Sebuah makam kemudian didirikan di atas kuburannya.[6][7] Kuil Abbas sekarang memiliki kubah emas dan terletak di timur laut makam Husain. Kedua tempat suci tersebut dibangun di atas gundukan yang menghadap ke kota Karbala,[8] yang telah menjadi tujuan ziarah dan pusat pembelajaran agama.[7]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shalabi. Biografi Ali bin Abi Thalib. Pustaka Al-Kautsar. hlm. 30. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-03. Diakses tanggal 2022-03-03.
- ^ a b c Mush'ab bin Abdullah az-Zubairi. "Nasab Quraisy - Keturunan Al-Abbas bin Ali bin Abi Thalib - Al-Maktaba al-Shamela al-Haditha". shamela.ws (dalam bahasa Arab). hlm. 79. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2024-01-24. Diakses tanggal 2024-02-08.
- ^ a b ʻAbd al-Ghanī ibn ʻAbd al-Wāḥid Jammāʻīlī (2004). Short Biographies of the Prophet and His Ten Companions who Were Given the Tidings of Paradise (dalam bahasa Inggris). Darussalam. hlm. 75. ISBN 9789960899121, 9960899128. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-07. Diakses tanggal 2022-08-07.
- ^ a b "الكامل في التاريخ >> ثم دخلت سنة إحدى وستين" [Al-Kamil fi at-Tarikh – Kemudian saya memasuki tahun enam puluh satu]. www.islamweb.net (dalam bahasa Arab). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-18. Diakses tanggal 2022-07-18.
- ^ Ibnu Hibban. "Ats-Tsiqat - jilid 2 - hlm 310". shiaonlinelibrary.com (dalam bahasa Arab). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-20. Diakses tanggal 2024-02-08.
- ^ Veccia Vaglieri 2012.
- ^ a b Momen 1985, hlm. 33.
- ^ Calmard 1982.
Daftar pustaka
[sunting | sunting sumber]- Calmard, J. (1982). "'Abbās b. 'Alī b. Abū Ṭāleb". Encyclopaedia Iranica. I/1. hlm. 77–79. ISSN 2330-4804.
- Momen, M. (1985). An Introduction to Shi'i Islam. Yale University Press. ISBN 9780300035315.
- Veccia Vaglieri, L. (2012). "(al-)Ḥusayn b. 'Alī b. Abī Ṭālib". Dalam Bearman, P.; Bianquis, Th.; Bosworth, C.E.; van Donzel, E.; Heinrichs, W.P. Encyclopaedia of Islam (edisi ke-Second). ISBN 9789004161214.