Lompat ke isi

Air Lintang, Tempilang, Bangka Barat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Air Lintang
Negara Indonesia
ProvinsiKepulauan Bangka Belitung
KabupatenBangka Barat
KecamatanTempilang
Kode pos
33365
Kode Kemendagri19.05.05.2007 Edit nilai pada Wikidata
Luas-
Jumlah penduduk-
Kepadatan-
Peta
PetaKoordinat: 2°6′47.45″S 105°40′30.25″E / 2.1131806°S 105.6750694°E / -2.1131806; 105.6750694


Air Lintang adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Tempilang, Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung, Indonesia. Perintisan Desa Air Lintang dimulai tahun 2001 dalam Kabupaten Bangka dan diresmikan pada tahun 2003 dalam Kabupaten Bangka Barat. Luas wilayahnya adalah 68,55 km2.

Jumlah penduduk Desa Air Lintang pada tahun 2016 sebanyak 1.668 orang. Status desa ini hingga tahun 2018 adalah desa berkembang. Desa Air Lintang rawan terkena abrasi karena terletak di pesisir.

Pembagian administratif

[sunting | sunting sumber]

Desa Air Lintang dibentuk sebagai salah satu desa persiapan dalam wilayah administratif Kecamatan Tempilang pada tahun 2001. Pada tahun tersebut, Kecamatan Tempilang dibentuk sebagai salah satu kecamatan di Kabupaten Bangka.[1] Kemudian melalui Pasal 5 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2003, Kecamatan Tempilang menjadi bagian dari Kabupaten Bangka Barat. Undang-undang ini menetapkan pemekaran sebagian wilayah Kabupaten Bangka Barat menjadi Kabupaten Bangka Barat.[2] Sehingga Desa Air Lintang kemudian menjadi bagian dari Kabupaten Bangka Barat.[3] Luas wilayah Desa Benteng Kota adalah 68,55 km2.[4]

Pada tahun 2016, jumlah penduduk di Desa Air Lintang sebanyak 1.668 orang.[5]

Pengembangan

[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan Indeks Desa Membangun, status Desa Tanjung Niur sejak tahun 2014 hingga 2018 adalah desa berkembang.[3] Akses menuju ke Desa Benteng Kuta tergolong baik. Namun, aktivitas pesisir juga masih rendah karena kurangnya tenaga kerja. Di sisi lain, aktivitas pertambangan di Desa Benteng Kuta sangat tinggi. Kondisi ini membuat Desa Benteng Kuta dikembangkan untuk pengelolaan budidaya perikanan dengan tingkat yang sedang.[6]

Kebencanaan

[sunting | sunting sumber]

Desa Air Lintang terletak di bagian pesisir Kabupaten Bangka Barat. Sehingga desa ini rawan terkena abrasi.[7] Kondisi ini membuat Desa Air Lintang dijadikan sebagai salah satu kawasan lindung geologi.[8]

Perang Ketupat

[sunting | sunting sumber]

Tradisi Perang Ketupat adalah tradisi saling melempar ketupat yang dijadikan sebagai senjata. Awal mula tradisi ini pertama kali diadakan di Desa Benteng Kota. Tradisi Perang Ketupat pertama kali diadakan bersamaan dengan peristiwa Letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883.[9] Nama lokal untuk tradisi Perang Ketupat adalah Ruwahan Tempilang. Tujuan penyelenggaraannya sebagai bentuk penyambutan memasuki bulan Ramadhan.[9] Arena untuk mengadakan Perang Ketupat berada di pesisir Pantai Pasir Kuning yang termasuk wilayah Desa Air Lintang.[10]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Bupati Bangka. "Salinan Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Nomor 7 Tahun 2001 tentang Pembentukan 9 (Sembilan Kecamatan)" (PDF). hlm. 3–4. 
  2. ^ Presiden Republik Indonesia (25 Februari 2003). "Undang-undang (UU) No. 5 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka Barat, dan Kabupaten Belitung Timur". Database Peraturan Badan Pemerika Keuangan Republik Indonesia. hlm. 5. 
  3. ^ a b Badan Peneliti dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi (2018). Data dan Informasi Manfaat Dana Desa di Provinsi Bangka Belitung. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Tramsmigrasi. hlm. 44. 
  4. ^ L. Adrianto, dkk. (2017). Studi Pengembangan Komoditas Ekonomi Strategis bagi Masyarakat Pesisir di Kabupaten Bangka Barat Provinsi Bangka Belitung (PDF). Bogor: Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Institut Pertanian Bogor. hlm. 5. ISSN 2086-907X. 
  5. ^ M. Z. Sailan dan E. D. R. Purba (2017). "Gambaran Pengetahuan dan Karakteristik Masyarakat Desa Air Lintang Kecamatan Tempilang tentang Pengobatan Sendiri terhadap Nyeri Menggunakan Obat Anti Nyeri". Jurnal Kesehatan Holistik. 11 (3): 141. 
  6. ^ Widiatmaka, Amini, dan K. Gandasasmita (6 November 2014). "Kesesuaian Lahan dan Perairan, Kelayakan Usaha dan SWOT untuk Penyusunan Strategi Pemanfaatan Sumberdaya untuk Budidaya di Kawasan Pesisir Kabupaten Bangka Barat" (PDF). Prosiding Seminar Nasional Pengarusutamaan Lingkungan dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam: Tantangan dalam Pembangunan Nasional. Bogor: Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Sekolah Pascasarjana, Institut Teknologi Bandung: 101–102. ISBN 978-602-17593-6-3. 
  7. ^ Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2005-2025 (PDF). Bangka Barat: Pemerintah Bangka Barat. 2015. hlm. 2 – 6. 
  8. ^ Bupati Bangka Barat (3 Februari 2014). "Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Barat Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana tata Ruang Wilayah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014-2034" (PDF). Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional. hlm. 18. 
  9. ^ a b R. S. Putri, Apriyanti, dan A. S. Sakni (2020). "Makna Tradisi Perang Ketupat dalam Tinjauan Filsafat Budaya di Desa Air Lintang Kecamatan Tempilang Kabupaten Bangka Barat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung". El-Fikr: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam. 1 (1): 89. 
  10. ^ B. Afriansyah, dkk. (Juni 2013). E. Nurtjahya dan E. Sari, ed. Tumbuhan Obat Suku Lom: Seri Tumbuhan Obat Bangka Belitung. Pangkalpinang: UBB Press. hlm. 63. 

Tempat wisata

[sunting | sunting sumber]
  • Pantai Pasir Kuning
  • Situs Benteng Kota