Lompat ke isi

Alkohol dan kanker

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Alkohol dan kanker sangat berkaitan erat sebab alkohol merupakan salah satu zat penyebab kanker. Konsumsi alkohol dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker rongga mulut, usus besar, hati, dan payudara. Berdasarkan penelitian pada tahun 2020, sekitar 740.000 (4,1%) kasus kanker baru di dunia dikaitkan dengan konsumsi minuman beralkohol. Hal ini mendorong American Cancer Society pada tahun 2021 untuk mengubah pedoman pencegahan kanker dengan memperkuat rekomendasi agar "menghindari konsumsi minuman beralkohol" sebagai langkah pencegahan yang lebih kuat.[1]

Sebuah studi global membuktikan bahwa konsumsi alkohol, bahkan dalam jumlah kecil, meningkatkan risiko kanker, termasuk kanker orofaring, laring, esofagus, hati, usus besar, rektum, dan payudara pada perempuan. Studi yang diterbitkan dalam jurnal Addiction, menganalisis data selama 10 tahun dan menegaskan bahwa risiko kanker akibat alkohol tertinggi di kalangan peminum berat, namun juga berdampak pada peminum ringan dan moderat. Studi ini juga menemukan bahwa alkohol bertanggung jawab atas 5,8% dari semua kematian akibat kanker pada tahun 2012, serta mengingatkan bahwa hubungan antara alkohol dan kanker sangat nyata, dan tidak ada bukti kuat yang mendukung klaim bahwa konsumsi alkohol dalam jumlah sedang dapat melindungi dari penyakit kardiovaskular.[2]

Alkohol dan Risiko Kanker

[sunting | sunting sumber]

Alkohol memiliki hubungan yang kuat dengan peningkatan risiko kanker. Beberapa diantaranya:

  1. Alkohol dapat menyebabkan kanker: Alkohol dapat merusak sel-sel tubuh, menyebabkan pertumbuhan yang tidak terkendali dan perubahan menjadi sel kanker. Risiko ini berlaku untuk berbagai jenis kanker, termasuk kanker mulut, tenggorokan, kerongkongan, usus besar, hati, dan payudara pada wanita.
  2. Semakin banyak minum, semakin tinggi risikonya: Semakin banyak alkohol yang dikonsumsi, semakin tinggi risiko terkena kanker. Bahkan satu minuman per hari dapat meningkatkan risiko beberapa jenis kanker. Beberapa kelompok, termasuk orang di bawah usia 21 tahun, wanita yang sedang atau mungkin hamil, dan orang yang minum obat tertentu, sebaiknya menghindari alkohol sama sekali.
  3. Minum berlebihan sangat berisiko: Selain meningkatkan risiko kanker, minum berlebihan juga dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan jangka pendek dan panjang, seperti cedera, kekerasan, dan stroke.
  4. Semua jenis alkohol berisiko: Tidak peduli jenisnya, semua minuman beralkohol, seperti anggur, bir, koktail, dan minuman keras, dapat meningkatkan risiko kanker.[3]

Manfaat Minuman Beralkohol

[sunting | sunting sumber]

Meskipun beberapa orang percaya bahwa konsumsi alkohol dapat memberikan manfaat kesehatan, seperti meningkatkan kesehatan jantung atau menurunkan tekanan darah, bukti ilmiah untuk klaim ini tidak jelas. Panduan NHS tentang alkohol menyatakan bahwa tidak ada tingkat konsumsi alkohol yang sepenuhnya aman, dan risiko kanker meningkat bahkan dengan konsumsi alkohol dalam jumlah kecil.[4]

Jenis-Jenis Minuman Beralkohol

[sunting | sunting sumber]

Minuman beralkohol terbuat dari bahan-bahan seperti biji-bijian, buah-buahan, dan sayuran yang difermentasi. Fermentasi menghasilkan etanol, jenis alkohol yang dapat dicerna oleh tubuh. Kadar alkohol dalam minuman diukur dengan "alkohol menurut volume" (ABV), yang menunjukkan jumlah mililiter (mL) etanol murni dalam setiap 100 mL cairan. Minuman keras yang disuling memiliki kadar ABV yang lebih tinggi karena proses penyulingan meningkatkan konsentrasi etanol..[5]

Berikut adalah beberapa jenis minuman beralkohol dan kadar ABV-nya:

  1. Wiski: Dibuat dengan fermentasi dan penyulingan biji-bijian seperti gandum hitam, jagung, barley, atau gandum, wiski biasanya memiliki kadar alkohol 40-50% dan mengandung sekitar 105 kalori per gelas.
  2. Bir: Dibuat dari biji-bijian, ragi, dan gula, bir memiliki kadar alkohol antara 4% hingga 6%. Bahan tambahan seperti buah atau rempah memberikan karakteristik khusus pada bir.
  3. Vodka: Dibuat dari kentang atau gandum hitam, vodka memiliki kadar alkohol yang bervariasi, mulai dari 40% hingga 90% per shot. Proses pembuatannya melibatkan fermentasi, penyaringan, dan penyulingan.
  4. Rum: Dibuat dari tebu atau molase yang difermentasi dan disuling, rum umumnya memiliki kadar alkohol sekitar 40%. Namun, beberapa jenis "overproof" memiliki kadar alkohol yang lebih tinggi, mencapai 75,5%.
  5. Gin: Minuman ini dibuat dari biji-bijian seperti gandum atau jelai yang difermentasi dan disuling, dengan rasa juniper yang khas. Kadar alkoholnya biasanya berkisar antara 35% hingga 55%.[5]

Dampak Gabungan Alkohol dan Rokok

[sunting | sunting sumber]

Konsumsi alkohol dan merokok secara bersamaan meningkatkan risiko kesehatan secara signifikan, terutama risiko kanker. Meskipun kedua kebiasaan ini secara terpisah dapat meningkatkan risiko kanker, efek gabungannya jauh lebih berbahaya. Kombinasi merokok dan minum alkohol sangat berbahaya bagi kesehatan mulut dan tenggorokan. Alkohol membuat sel-sel di mulut dan tenggorokan lebih rentan terhadap zat kimia penyebab kanker dalam asap tembakau, dan juga mengubah cara tubuh memetabolisme zat kimia berbahaya tersebut, sehingga meningkatkan risiko kanker..[4]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan". yankes.kemkes.go.id. Diakses tanggal 2024-10-08. 
  2. ^ "Project SECURITY". p2ptm.kemkes.go.id. Diakses tanggal 2024-10-08. 
  3. ^ "5 Hal yang Perlu Anda Ketahui Tentang Alkohol dan Kanker | International Society of Substance Use Professionals". www.issup.net. Diakses tanggal 2024-10-08. 
  4. ^ a b "How does alcohol cause cancer?". Cancer Research UK (dalam bahasa Inggris). 2018-12-28. Diakses tanggal 2024-10-08. 
  5. ^ a b Halodoc, Redaksi. "Ini Jenis Minuman Beralkohol dan Dampaknya bagi Kesehatan Tubuh". halodoc. Diakses tanggal 2024-10-08.