Bottega Veneta
Anak perusahaan | |
Didirikan | 1966Vicenza, Veneto | di
Kantor pusat | Via Industria 19, Cadempino, 6814, Lugano , Swiss |
Wilayah operasi | Seluruh dunia |
Tokoh kunci | Daniel Lee (Direktur Kreatif) Claus-Dietrich Lahrs (CEO)[1] |
Produk | Barang berbahan kulit, pakaian siap pakai, sepatu, perhiasan, parfum, kacamata, furnitur |
Pendapatan | €1,173 milyar (2016)[2] |
Pemilik | Kering |
Situs web | BottegaVeneta.com |
Bottega Veneta (pelafalan [botˈteːɡa ˈvɛːneta]) adalah sebuah merek barang mewah asal Italia. Didirikan pada tahun 1966 di Vicenza, Veneto,[1] pabriknya berlokasi di sebuah villa yang dibangun pada abad ke-18 di Montebello Vicentino, sedangkan kantor pusatnya berada di Lugano, Swiss, sementara kantor perwakilannya berada di Milan dan Vicenza, Italia. Pada tahun 2001, Bottega Veneta dibeli oleh Gucci Group, dan kini merupakan bagian dari konglomerat asal Prancis, Kering.[3] Pada bulan September 2016, diumumkan bahwa Claus-Dietrich Lahrs akan ditunjuk menjadi CEO, menggantikan Carlo Beretta.[4]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Bottega Veneta didirikan pada tahun 1966 di Vicenza, Italia[1][5] oleh Michele Taddei dan Renzo Zengiaro.[6] Michele Taddei kemudian menikahi Laura Braggion, yang kemudian turut mengembangkan perusahaan ini. Beberapa tahun kemudian, setelah Michele Taddei keluar, Vittorio dan Laura pun mengambil alih merek ini.
Dalam bahasa Italia, Bottega Veneta berarti "Toko Venesia". Perusahaan ini didirikan untuk memproduksi barang berbahan kulit hewan. Perusahaan ini juga mengembangkan ciri khas berupa rancangan tenun unik, yang diberi nama intrecciato, yang ditampilkan di bagian luar sejumlah produknya.[7][8] Intrecciato merupakan titik awal evolusi Bottega Veneta, dan hingga saat ini masih menjadi salah satu elemen paling khas dari merek ini.[7][8]
Pada dekade 1970-an, perusahaan ini mulai beriklan dengan slogan “When your own initials are enough". Pada awal dekade 1980-an, Bottega Veneta merupakan merek favorit para tokoh publik internasional, antara lain Jacqueline Kennedy Onassis dan Farah Pahlavi.[6] Andy Warhol pun pernah membuat film pendek untuk perusahaan ini pada tahun 1980. Zengiaro dan Taddei lalu pensiun dari perusahaan ini pada dekade 1990-an.[9]
Selama dekade 1980-an, laba Bottega Veneta mulai menurun. Perusahaan ini lalu mengubah citranya dan mulai memasang logo BV pada produk buatannya. Pada bulan Februari 2001, perusahaan ini akhirnya diakuisisi oleh Gucci Group dengan harga $156 juta.[10] Tom Ford, Direktur Kreatif Gucci Group lalu menunjuk Tomas Maier, yang sebelumnya bekerja di Sonia Rykiel dan Hermès, sebagai Direktur Kreatif Bottega Veneta pada bulan Juni 2001.[3][10]
Setelah resmi menduduki jabatan tersebut,[11] Tomas Maier bertekad mengembalikan merek ini ke identitas awalnya.[3][6] Ia lalu menghapus semua logo yang dapat dilihat di produk buatan Bottega Veneta,[3] menonjolkan ciri khas tenun intrecciato, dan mengembalikan fokus perusahaan ini ke produksi barang mewah dengan tangan.[6] Vogue mendeskripsikan perubahan citra ini sebagai contoh terbaru dari “kekayaan tersembunyi.”[12] Bottega Veneta pun memperkenalkan produk pakaian wanita siap pakai pertamanya pada bulan Februari 2005 dan pakaian pria siap pakai pertamanya pada bulan Juni 2006. Pada bulan April 2006, perusahaan ini meluncurkan produk perhiasan dan berekspansi ke perancangan interior dan furnitur.[9]
Pada bulan September 2016, Bottega Veneta merayakan hari jadinya yang ke-50 pada pameran mode tahunannya di Akademi Brera, Milan. Pameran ini juga merayakan Tomas Maier yang telah menjadi Direktur Kreatif Bottega Veneta selama 15 tahun.[13]
Kolaborasi
[sunting | sunting sumber]Bottega Veneta berkolaborasi dengan sejumlah fotografer ternama untuk kampanye iklannya,[14] antara lain pada seri "Art of Collaboration", Jürgen Teller (musim gugur tahun 2015), Robert Longo (musim gugur tahun 2010), dan Nan Goldin (musim semi tahun 2010).[14][15]
Pada tahun 2012, Bottega Veneta menerbitkan buku pertamanya untuk merayakan sejarah dan pengabdian para pegawainya. Buku ini merupakan hasil kolaborasi antara Maier, perancang buku Sam Shahid, dan sejumlah jurnalis mode.[16] Para editor mode berkontribusi di tiap bab dengan mendeskripsikan tas jinjing, barang kecil berbahan kulit, koper, sepatu, pakaian wanita dan pria siap pakai, perhiasan, furnitur, aksesoris rumah, jam tangan, dan parfum rancangan Maier. Buku ini mendiskusikan metode produksi Bottega Veneta yang masih sangat mengutamakan keterampilan tangan, serta menjelaskan rancangan tenun khas intrecciato, termasuk penutup intrecciato.[16] Buku kedua yang merinci proyek "Art of Collaboration" juga diterbitkan pada bulan Oktober 2015.[15]
Pabrik di Montebello Vicentino
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 2013, Bottega Veneta meluncurkan pabrik barunya di Montebello Vicentino.[11] Pabrik ini diperbaiki dan dibangun sesuai dengan panduan LEED (Leadership in Energy and Environmental Design),[11] dengan diawasi oleh Maier.[6] Maier menyatakan bahwa mempertahankan operasi Bottega Veneta di Vicenza sangat penting untuk merawat tradisi dan idealisme dari merek ini.[6]
Pabrik ini juga menjadi tempat La Scuola dei Maestri Pellettieri di Bottega Veneta, sebuah sekolah yang didirikan oleh perusahaan ini untuk melatih para pegawainya, serta sebagai museum dan tempat penyimpanan arsip miliknya.[11] Pada musim panas tahun 2006, Bottega Veneta mendirikan sekolah tersebut untuk melatih dan mendukung regenerasi perajin kulit, karena jumlah perajin kulit di Italia makin sedikit.[11] Para siswa harus menyelesaikan tiga tahun kuliah di dalam kelas, lalu baru boleh bekerja di dalam pabrik.[11] Pada bagian pembuka buku Bottega Veneta tahun 2012, Maier menulis bahwa "akan sangat disayangkan jika pengetahuan dan budaya pengolahan kulit ini hilang. Karena pengolahan kulit merupakan salah satu bentuk kreatifitas dan merupakan bagian dari sejarah manusia."[6] La Scuola dei Maestri Pellettieri di Bottega Veneta juga berkolaborasi dengan The University IUAV asal Venice untuk merancang sebuah kuliah pascasarjana pada bidang pengembangan produk dan perancangan tas jinjing. Kuliah ini diisi oleh para profesional di berbagai sektor industri, mulai dari proses perancangan, produksi dan manufaktur, hingga penjualan produk di gerai Bottega Veneta.[17]
Butik
[sunting | sunting sumber]Bottega Veneta memiliki 251 butik di 43 negara, serta mendistribusikan produknya ke seantero Eropa, Asia, Australia, Amerika Selatan, dan Amerika Utara.[2][18]
Pada bulan September 2013, Bottega Veneta memperkenalkan "maison" pertamanya, pada sebuah bangunan bersejarah di Via Sant'Andrea, Milan. Butik seluas 11.448 kaki persegi ini merupakan butik pertama yang menjual semua produk dari Bottega Veneta, mulai dari barang berbahan kulit, pakaian wanita dan pria siap pakai, sepatu, perhiasan, kacamata, parfum, koper, furnitur, dan koleksi rumah.[19] Perusahaan ini pun berniat membuka "maison" lain dengan ukuran serupa di New York.[11] Pada tahun 2015, Bottega Veneta mengumumkan pembukaan butik rumah di Italia, tepatnya di Via Borgospesso, Milan. Berlokasi di dalam Palazzo Gallarati Scotti, butik seluas 2207 kaki persegi ini dirancang oleh Direktur Kreatif Bottega Veneta, Tomas Maier untuk menjual furnitur, lampu, hiasan meja, dan dekorasi rumah buatan Bottega Veneta.[19] Perusahaan ini kemudian membuka maison kedua di Beverly Hills pada bulan Mei 2016.[20]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c "Company Overview of Bottega Veneta S.r.l." Bloomberg News. Diakses tanggal 25 May 2016.
- ^ a b "Brands key figures". Kering. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-05-13. Diakses tanggal 26 April 2017.
- ^ a b c d Socha, Miles (19 November 2013). "Kering Takes Stake in Tomas Maier Brand". WWD. Diakses tanggal 24 July 2015.
- ^ gretlerc, Paul Jarvis Corinne Gretler (2016-09-29). "Bottega Veneta Names ex-Hugo Boss Chief Lahrs as New CEO". Bloomberg.com. Diakses tanggal 2016-09-30.
- ^ businessoffashion.com IMRAN AMED, Carlo Beretta on Operation ‘€2 Billion Bottega Veneta’ MAY 31, 2016
- ^ a b c d e f g Maier, Tomas (2012). Bottega Veneta. Rizzoli. ISBN 978-0-8478-3788-5.
- ^ a b "Global Powers of Luxury Goods 2015" (PDF). Deloitte Touche Tohmatsu Limited (DTTL). 2015. hlm. 12. Diakses tanggal 25 May 2016.
- ^ a b Bottega Veneta - history and brand profile, Retrieved on 28 November 2011.
- ^ a b "Bottega Veneta". Vogue Paris. 24 November 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 October 2016. Diakses tanggal 4 October 2016.
- ^ a b Colapinto, John (3 January 2011). "Just Have Less: Bottega Veneta's Tomas Maier". The New Yorker. Diakses tanggal 25 July 2015.
- ^ a b c d e f g Compton, Nick (1 March 2014). "Bottega Veneta: The Dream Weavers' Tale". The Telegraph. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-10-17. Diakses tanggal 25 July 2015.
- ^ Mower, Sarah. "Fall 2006 Ready-to-Wear Bottega Veneta". Vogue. Diakses tanggal 10 February 2016.
- ^ Caroline Issa (28 September 2016). "Bottega Veneta: 50 years in the making, it's all about the clothes". The Telegraph.
- ^ a b Young, Molly (September 2013). "The Discreet Charm of Tomas Maier". WSJ. Diakses tanggal 25 July 2015.
- ^ a b "Bottega Veneta: Art of Collaboration". Rizzoli New York. Diakses tanggal 27 July 2015.
- ^ a b Himelfarb, Ellen. "Bottega Veneta publishes its first book". Wallpaper. Diakses tanggal 10 February 2016.
- ^ "Università Iuav di Venezia". www.iuav.it. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 August 2016. Diakses tanggal 6 May 2016.
- ^ 2014 Kering Activity Report. hlm. 8.
- ^ a b Zargani, Luisa (23 September 2013). "Bottega Veneta Unveils Maison in Milan". WWD. Diakses tanggal 25 July 2015.
- ^ Hamanaka, Kari (9 May 2016). "Tomas Maier Discusses Bottega Veneta's New Beverly Hills Maison". WWD (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 12 May 2016.