Daftar kecelakaan dan insiden pesawat penumpang di Indonesia
Tampilan
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Berikut adalah daftar kecelakaan pesawat penumpang di Indonesia.
1967
[sunting | sunting sumber]- 16 Februari: Garuda Indonesia Penerbangan 708 jurusan Makassar - Manado kecelakaan saat mendarat di Bandar Udara Sam Ratulangi. 22 penumpang tewas dan 70 penumpang selamat.
1971
[sunting | sunting sumber]- 10 November: Vickers Viscount Merpati Nusantara Airlines, dengan registrasi PK-MVS, jatuh di Samudra Hindia di lepas pantai Padang, Sumatera Barat karena cuaca buruk. Seluruh dari 69 orang yang ada di atas pesawat tewas dalam kejadian tersebut.
1972
[sunting | sunting sumber]- 26 September: Garuda Indonesia, dengan registrasi PK-GFP, jatuh di Jakarta dengan sebab tidak terdata. 3 orang dari penumpangnya tewas.
1974
[sunting | sunting sumber]- 7 September: Garuda Indonesia, dengan registrasi PK-GFJ, jatuh saat mendarat di bandar udara Branti, Tanjung Karang, Lampung, akibat cuaca buruk. Dari jumlah 3 awak dan 33 orang penumpang, seluruh awak dan 30 penumpang tewas, 3 orang selamat
1975
[sunting | sunting sumber]- 24 September: Garuda Indonesia Penerbangan 150 jurusan Jakarta - Palembang kecelakaan di tengah cuaca buruk. 25 penumpang tewas termasuk 1 di darat dan 36 penumpang selamat.
1979
[sunting | sunting sumber]- 11 Juli: Pesawat Fokker F-28 Garuda Indonesia (nomor penerbangan tidak diketahui) dengan registrasi PK-GVE terbang dari Bandara Mahmud Badaruddin II, Palembang menuju Medan dipiloti Kepten A.E. Lontoh menabrak dinding Gunung Pertektekan, anak Gunung Sibayak dalam pendekatan untuk mendarat di Bandara Polonia, Medan. Kesemua 4 awak dan 57 penumpangnya tewas.
1981
[sunting | sunting sumber]- 28 Maret: Garuda Indonesia Penerbangan 206 dengan rute dari pelabuhan udara sipil Talangbetutu, Palembang ke Bandara Polonia, Medan mengalami insiden pembajakan pesawat oleh lima orang teroris yang dipimpin Imran bin Muhammad Zein, dan mengidentifikasi diri sebagai anggota kelompok Islam ekstremis "Komando Jihad". Dua awak, termasuk pilot, tewas dalam insiden ini. Insiden ini menjadi peristiwa terorisme bermotif "jihad" pertama yang menimpa Indonesia dan satu-satunya dalam sejarah maskapai penerbangan Indonesia. Insiden ini kemudian dikenal dengan sebutan "Peristiwa Woyla"
1982
[sunting | sunting sumber]- 20 Maret: Musibah Fokker F28 Garuda Indonesia 1982 (nomor penerbangan tidak diketahui) terjadi pada tanggal 20 Maret 1982 ketika Fokker F28 yang dioperasikan oleh Garuda Indonesia mendarat di landasan pacu di Bandar Udara Tanjung Karang-Branti pada saat hujan lebat. Pesawat tergelincir hanya 700 meter dari landasan pacu di bandar udara dan kemudian pesawat terbakar. Semua dari 23 penumpang dan 4 awak meninggal dunia.
1987
[sunting | sunting sumber]- 4 April: Garuda Indonesia Penerbangan 035 jurusan Banda Aceh - Medan kecelakaan saat mendarat di Bandar Udara Polonia. 23 penumpang tewas dan 22 penumpang lainnya selamat.
1992
[sunting | sunting sumber]- 24 Juli: Mandala Airlines Penerbangan 660 menabrak Bukit Inahau saat akan mendarat di Bandara Pattimura, Ambon. Seluruh 70 penumpang dan awak pesawat tewas.
- 18 Oktober: Merpati Nusantara Airlines Penerbangan 5601 jurusan Semarang - Bandung jatuh di Gunung Papandayan. Seluruh 31 penumpang dan awak pesawat tewas.
1994
[sunting | sunting sumber]- 10 November: Merpati Nusantara Airlines Penerbangan 422 terperosok ke dalam parit karena kehabisan landasan di Bandar Udara Internasional Achmad Yani, Semarang, menyebabkan badan pesawat patah tiga. Tidak ada yang tewas dalam kecelakaan itu, tetapi pesawat itu langsung diistirahatkan.
1995
[sunting | sunting sumber]- 10 Januari: Merpati Nusantara Airlines Penerbangan 6715 jurusan Bima - Ruteng jatuh di dekat pulau Flores. Seluruh 10 penumpang dan 4 awak pesawat tewas.
1996
[sunting | sunting sumber]- 13 Juni: Garuda Indonesia Penerbangan 865 dengan rute dari Fukuoka, Jepang menuju Jakarta. Ketika hendak lepas landas, pesawat meluncur keluar ujung landasan, mengakibatkan pesawat meledak dan terbakar, menewaskan 3 dari 275 penumpang seketika.
1997
[sunting | sunting sumber]- 19 April: Merpati MZ 106 jurusan Jakarta - Tanjungpandan jatuh di desa Bulutumbang, kecamatan Tanjungpandan, kabupaten Belitung. 15 orang tewas dari total 48 penumpang.
- 17 Juli 1997 pesawat F-27, Sempati Air Penerbangan 304 dengan nomor penerbangan SSR 304 PK-YPM, yang dioperasikan oleh Sempati air dari bandara Husein Sastranegara, Bandung, tujuan Halim Perdana Kusuma Jakarta, jatuh di kompleks Perumahan Margahayu Permai, Bandung. Dari total 45 penumpang dan 5 awak pesawat, tewas sebanyak 30 orang, dan beberapa korban akibat rumah yang tertabrak.
- 26 September: Garuda Indonesia Penerbangan 152 jurusan Jakarta - Medan jatuh di desa Buah Nabar, dekat Medan, Sumatera Utara. Seluruh 234 penumpang dan awak pesawat tewas. Kecelakaan ini menjadi kecelakaan pesawat terparah dengan jumlah korban jiwa terbanyak di Indonesia hingga saat ini.
- 19 Desember: SilkAir Penerbangan 185 jurusan Jakarta - Singapura jatuh di Sungai Musi, Palembang. Seluruh 104 penumpang dan awak pesawat tewas.
2002
[sunting | sunting sumber]- 14 Januari: Lion Air Penerbangan 386 gagal mengudara dan terjerembab setelah lepas landas di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, Riau. Saat itu pesawat sedang menuju Batam. Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, tetapi tujuh orang penumpangnya luka-luka dan patah tulang.
- 16 Januari: Garuda Indonesia Penerbangan 421 jurusan Mataram - Yogyakarta mendarat darurat di Bengawan Solo. 1 pramugari tewas, 59 orang selamat.
2004
[sunting | sunting sumber]- 30 November: Lion Air Penerbangan 538 jurusan Jakarta - Surakarta tergelincir saat mendarat di Bandar Udara Adi Soemarmo. 26 penumpang tewas dan 142 penumpang luka-luka.
2005
[sunting | sunting sumber]- 5 September: Pesawat Boeing 737-200 Mandala Airlines Penerbangan RI 091 gagal take off dari Bandara Polonia Medan dalam penerbangan menuju Jakarta, lalu menerobos pagar bandara dan menabrak perumahan penduduk dan masyarakat di Jl. Jamin Ginting Medan. Dari 117 orang penumpang dan awak, hanya 17 yang selamat. Korban dari masyarakat di darat, 41 orang dinyatakan tewas.
2007
[sunting | sunting sumber]- 1 Januari: Adam Air Penerbangan 574 jurusan Jakarta - Surabaya - Manado jatuh di Selat Makassar di kedalaman lebih dari 2.000 meter. Seluruh 102 penumpang dan awak pesawat tewas serta jasad seluruh penumpang dan bangkai pesawat tetap terkubur di dasar laut.
- 21 Februari: Adam Air Penerbangan 172 yang menerbangi jalur Jakarta- Surabaya melakukan pendaratan keras di Bandara Juanda, mengakibatkan bagian tengah pesawat patah. Tidak ada korban tewas dalam insiden ini.
- 7 Maret: Garuda Indonesia Penerbangan 200 jurusan Jakarta - Yogyakarta tergelincir saat mendarat di Bandar Udara Adisucipto. 22 penumpang tewas dan 118 penumpang selamat.
2008
[sunting | sunting sumber]- 27 Agustus: Sriwijaya Air Penerbangan 62 dengan rute Jakarta - Jambi tergelincir di Bandar Udara Sultan Thaha dan menabrak 3 warga. Tidak ada korban, tetapi 13 penumpang mengalami luka-luka.
2009
[sunting | sunting sumber]- 17 April: Mimika Air Penerbangan 514 dengan rute dari Mulia menuju Ilaga jatuh di Gunung Gergaji, Papua Tengah. Sepuluh orang tewas dalam kecelakaan tersebut.
- 2 Agustus: Merpati Nusantara Airlines Penerbangan 9760 jurusan Jayapura - Oksibil menabrak gunung. Seluruh 15 penumpang dan awak pesawat tewas.
2010
[sunting | sunting sumber]- 13 April: Merpati Nusantara Airlines Penerbangan 836 jurusan Sorong - Manokwari tergelincir saat mendarat di Bandar Udara Rendani. Seluruh 109 penumpang dan awak pesawat selamat. Sebanyak 44 penumpang mengalami luka-luka.
2011
[sunting | sunting sumber]- 7 Mei: Merpati Nusantara Airlines Penerbangan 8968 jatuh di perairan dekat Bandar Udara Utarom, Kaimana, Papua Barat. Seluruh 25 penumpang dan awak pesawat tewas.
- 29 September: Nusantara Buana Air Penerbangan 823 jatuh di Langkat, Sumatera Utara. Seluruh 18 penumpang dan awak pesawat tewas.
2012
[sunting | sunting sumber]- 9 Mei: Sukhoi Superjet 100 menabrak Gunung Salak. Seluruh 45 penumpang dan awak pesawat tewas.
2014
[sunting | sunting sumber]- 28 Desember - AirAsia Indonesia Penerbangan 8501 jatuh di Laut Jawa. Seluruh penumpang dan awak yang berjumlah 162 tewas.
2015
[sunting | sunting sumber]- 16 Agustus - Trigana Air Service Penerbangan 267 Jayapura-Oksibil jatuh di pegunungan sekitar Oksibil, Papua Pegunungan. Sekitar 54 orang tewas (seluruhnya).
2018
[sunting | sunting sumber]- 29 Oktober - Lion Air Penerbangan 610 jatuh di Laut Karawang. Seluruh penumpang dan awak yang berjumlah 189 tewas.
2021
[sunting | sunting sumber]- 9 Januari - Sriwijaya Air Penerbangan 182 tujuan Jakarta - Pontianak mengalami hilang kontak dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu. Pesawat tersebut tercatat membawa 50 orang penumpang termasuk 7 anak-anak dan 3 bayi. Awak yang bertugas pada penerbangan ini adalah 12 orang. Berat bagasi dilaporkan sebesar 500 kilogram.
Pesawat sewaan
[sunting | sunting sumber]Berikut adalah pesawat milik maskapai asing yang disewa oleh maskapai Indonesia dan jatuh di luar wilayah Indonesia:
- 4 Desember 1974 - Martinair Penerbangan 138, penerbangan sewaan dari Surabaya, Indonesia ke Kolombo, Sri Lanka. Pesawat ini dioperasikan atas nama Garuda Indonesia. Pada tanggal 4 Desember 1974, pesawat yang sudah dekat dengan bandara itu (tinggal lima belas menit lagi mendarat di Bandar Udara Internasional Bandaranaike) menabrak sebuah bukit sebelum sempat mendarat dan menewaskan seluruh penumpangnya, 182 jamaah haji Indonesia menuju Mekkah dan 9 awak.
- 15 November 1978 - Icelandic Airlines Penerbangan 001, sebuah penerbangan sewaan, jatuh pada tanggal 15 November 1978 saat mendekati landasan pacu bandara internasional Colombo, Sri Lanka. Jatuhnya Douglas DC-8 ini menewaskan 8 dari 13 awak Islandia, 5 awak cadangan dan 170 jamaah Haji dari Kalimantan Selatan, Indonesia, dari total 262 penumpang dan awak pesawat. Laporan resmi otoritas Sri Lanka menyebutkan bahwa kemungkinan penyebab jatuhnya pesawat ini adalah awak pesawat gagal mengikuti prosedur pendekatan.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- Sudibyo, Dudi (2011). Aviapedia Ensiklopedia Umum Penerbangan. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara. ISBN 978-909-709-547-5. (Indonesia)