Lompat ke isi

Wangsa Stuart

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Dinasti Stuart)
Lambang Negara Kerajaan Inggris dari tahun 1603 hingga 1649 yang digunakan oleh Raja James I dan Charles I

Wangsa Stuart adalah salah satu dinasti kerajaan yang paling terkenal dalam sejarah Britania Raya, memerintah dari akhir abad ke-16 hingga awal abad ke-18. Dinasti ini berasal dari Skotlandia dan kemudian menjadi penguasa Inggris, Skotlandia, dan Irlandia. Wangsa Stuart dikenal karena perannya dalam sejarah monarki Inggris, termasuk reformasi politik, konflik agama, dan perkembangan institusi parlementer.

Asal Usul dan Awal Wangsa Stuart

[sunting | sunting sumber]

Wangsa Stuart berasal dari keluarga bangsawan Skotlandia yang bermula pada abad ke-12. Nama "Stuart" (atau "Stewart") berasal dari jabatan "Steward of Scotland", gelar yang pertama kali dipegang oleh Walter Fitzalan, seorang keturunan dari Normandia. Walter Fitzalan diangkat sebagai Steward of Scotland oleh Raja David I dari Skotlandia.

Pada tahun 1371, Robert II menjadi raja pertama dari Wangsa Stuart setelah kematian David II dari Skotlandia yang tidak memiliki keturunan. Robert II adalah cucu dari Robert the Bruce melalui garis perempuan, sehingga ia memiliki klaim yang sah atas takhta Skotlandia.

Wangsa Stuart di Skotlandia (1371–1603)

[sunting | sunting sumber]

Raja-Raja Stuart di Skotlandia

[sunting | sunting sumber]

Wangsa Stuart memerintah Skotlandia selama beberapa abad sebelum penyatuan dengan Inggris. Beberapa raja penting dalam periode ini meliputi:

  1. Robert II (1371–1390): Robert II memulai tradisi Stuart sebagai penguasa Skotlandia. Ia fokus pada stabilitas politik dan memperkuat posisi dinasti ini.
  2. James I (1406–1437): James I membawa reformasi hukum dan ekonomi di Skotlandia tetapi terbunuh dalam konspirasi politik.
  3. Mary, Ratu Skotlandia (1542–1567): Salah satu tokoh Stuart paling terkenal, Mary menghadapi konflik agama dan politik yang intens, yang akhirnya membuatnya turun takhta dan hidup dalam pengasingan di Inggris sebelum dieksekusi oleh sepupunya, Elizabeth I dari Inggris.

Penyatuan Mahkota (1603)

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1603, penyatuan mahkota Inggris dan Skotlandia terjadi ketika James VI dari Skotlandia (anak Mary, Ratu Skotlandia) mewarisi takhta Inggris sebagai James I dari Inggris, menyusul kematian Elizabeth I yang tidak memiliki keturunan. Ini menandai dimulainya pemerintahan Wangsa Stuart di seluruh Inggris, Skotlandia, dan Irlandia.

Wangsa Stuart di Inggris, Skotlandia, dan Irlandia (1603–1714)

[sunting | sunting sumber]

Masa Pemerintahan dan Konflik

[sunting | sunting sumber]

Wangsa Stuart menghadapi berbagai tantangan, termasuk konflik agama, perang saudara, dan ketegangan antara monarki dan parlemen. Beberapa raja Stuart yang terkenal selama periode ini adalah:

  1. James I (1603–1625): James I memperkenalkan gagasan tentang hak ilahi raja, tetapi hubungan buruknya dengan Parlemen Inggris menciptakan ketegangan politik.
  2. Charles I (1625–1649): Pemerintahan Charles I diwarnai oleh konflik dengan Parlemen yang akhirnya memicu Perang Saudara Inggris. Charles I dieksekusi pada tahun 1649, yang mengakhiri pemerintahan monarki sementara Inggris menjadi republik di bawah Oliver Cromwell.
  3. Charles II (1660–1685): Monarki Stuart dipulihkan pada tahun 1660 dengan naik takhtanya Charles II. Pemerintahannya dikenal sebagai Restorasi Stuart dan periode toleransi relatif.
  4. James II (1685–1688): James II menghadapi oposisi karena kebijakan pro-Katoliknya. Pemerintahannya berakhir dengan Revolusi Agung (1688) ketika ia digulingkan oleh putrinya Mary II dan menantunya William III.
  5. Mary II dan William III (1689–1702): Mary II dan William III memerintah bersama setelah Revolusi Agung. Pemerintahan mereka memperkenalkan Bill of Rights 1689, yang membatasi kekuasaan monarki dan memperkuat Parlemen.
  6. Anne (1702–1714): Anne adalah ratu terakhir dari Wangsa Stuart. Selama pemerintahannya, Inggris dan Skotlandia bersatu menjadi Kerajaan Britania Raya pada tahun 1707 melalui Acts of Union.

Akhir Wangsa Stuart

[sunting | sunting sumber]

Wangsa Stuart berakhir dengan kematian Ratu Anne pada tahun 1714 tanpa keturunan yang masih hidup. Takhta Britania Raya kemudian diwariskan kepada Wangsa Hannover melalui Sophia dari Hannover, cucu James VI dan I.

Warisan Wangsa Stuart

[sunting | sunting sumber]

Wangsa Stuart memiliki pengaruh besar dalam membentuk sejarah Britania Raya. Mereka memainkan peran penting dalam transisi dari monarki absolut ke monarki konstitusional. Konflik antara raja Stuart dan Parlemen membuka jalan bagi perkembangan demokrasi modern di Britania Raya.

Garis Keturunan

[sunting | sunting sumber]
  1. Robert II (1371–1390)
  2. James I (1406–1437)
  3. Mary, Ratu Skotlandia (1542–1567)
  4. James VI dan I (1603–1625)
  5. Charles I (1625–1649)
  6. Charles II (1660–1685)
  7. James II (1685–1688)
  8. Mary II (1689–1694)
  9. Anne (1702–1714)

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. Fraser, Antonia. The Stuarts: The History of a Dynasty.
  2. Wormald, Jenny. Mary, Queen of Scots: Politics, Passion, and a Kingdom Lost.
  3. Coward, Barry. The Stuart Age: England, 1603–1714.
  4. Kishlansky, Mark. Monarchy Transformed: Britain 1603–1714.