William III dari Inggris
William III | |||||
---|---|---|---|---|---|
Raja Inggris, Skotlandia, dan Irlandia | |||||
Berkuasa | 1689[1] – 8 Maret 1702 | ||||
Penobatan | 11 April 1689 | ||||
Pendahulu | James II | ||||
Penerus | Anne | ||||
Ratu Wali | Mary II (1689–1694) | ||||
Pangeran Oranye | |||||
Berkuasa | 4 November 1650Kesalahan pengutipan: Parameter dalam tag <ref> tidak sah; | ||||
Pendahulu | William II | ||||
Penerus | John William Friso | ||||
Kelahiran | 4 November 1650 Binnenhof, Den Haag, Republik Belanda | ||||
Kematian | 8 Maret 1702 (umur 51) Istana Kensington, Middlesex, Inggris | ||||
Pemakaman | 12 April 1702 Westminster Abbey, London, Inggris | ||||
Pasangan | |||||
| |||||
Wangsa | Orange-Nassau Stuart (jalur pernikahan) | ||||
Ayah | William II, Pangeran Oranye | ||||
Ibu | Mary, Putri Kerajaan | ||||
Agama | Protestan | ||||
Tanda tangan |
William III (14 November 1650 – 8 Maret 1702), juga dikenal sebagai William dari Orange, adalah Raja Inggris, Skotlandia, dan Irlandia yang memerintah bersama istrinya, Ratu Mary II, setelah Revolusi Agung pada tahun 1688. Pemerintahan bersama mereka dikenal dengan sebutan William dan Mary. William memerintah sendiri setelah kematian Mary pada tahun 1694 hingga kematiannya pada tahun 1702.
Sebagai seorang anggota Wangsa Orange-Nassau, William juga memerintah sebagai Stadtholder di Belanda, meliputi Holland, Zeeland, Utrecht, Gelderland, dan Overijssel, dari tahun 1672 hingga kematiannya. Ia memainkan peran penting dalam perjuangan melawan Louis XIV dari Prancis dalam Perang Liga Augsburg dan mendukung keseimbangan kekuasaan di Eropa.
Kehidupan Awal
[sunting | sunting sumber]William III lahir pada 14 November 1650 di Den Haag, Belanda, dari pasangan William II, Pangeran Orange, dan Mary, Putri Kerajaan Inggris. Ayahnya meninggal dunia seminggu sebelum William lahir, sehingga ia mewarisi gelar Prince of Orange sejak lahir. Ibunya adalah putri Raja Charles I dari Inggris, menjadikan William sebagai keponakan dari Raja Charles II dan Raja James II dari Inggris.
William dibesarkan dalam lingkungan politik yang penuh intrik di Belanda. Sebagai anak dari penguasa berpengaruh, ia dididik dengan baik dalam teologi, militer, dan seni pemerintahan. Meskipun banyak menghadapi oposisi dari para pendukung republik di Belanda, ia menunjukkan ketangguhan politik sejak usia muda.
Pernikahan dengan Mary
[sunting | sunting sumber]Pada 4 November 1677, William menikahi sepupunya, Mary Stuart, putri sulung James, Adipati York (kemudian Raja James II). Pernikahan ini adalah langkah strategis untuk memperkuat aliansi antara Protestan Inggris dan Belanda melawan ancaman Prancis. Mary adalah seorang Protestan yang taat, dan pernikahan mereka, meskipun diawali oleh alasan politik, berkembang menjadi hubungan pribadi yang erat meskipun mereka tidak memiliki anak.
Revolusi Agung (1688)
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 1688, William diundang oleh sekelompok bangsawan Inggris untuk menggulingkan mertuanya, Raja James II, yang dianggap pro-Katolik dan otoriter. William mendarat di Torbay, Inggris, pada 5 November 1688 dengan pasukan besar. Kampanye ini, yang dikenal sebagai Revolusi Agung, berhasil tanpa banyak perlawanan. James II melarikan diri ke Prancis, dan Parlemen Inggris kemudian menobatkan William dan Mary sebagai raja dan ratu bersama pada Februari 1689.
Pemerintahan
[sunting | sunting sumber]Reformasi Konstitusional
[sunting | sunting sumber]William dan Mary menandatangani Bill of Rights pada tahun 1689, yang membatasi kekuasaan monarki dan memperkuat supremasi Parlemen. Dokumen ini menjadi landasan penting bagi konstitusi Inggris modern. Pemerintahan mereka juga menyaksikan pengesahan Toleration Act (1689), yang memberikan kebebasan beribadah kepada beberapa kelompok Protestan non-Anglikan.
Perang Melawan Louis XIV
[sunting | sunting sumber]Sebagai pemimpin Liga Augsburg, William memimpin koalisi Eropa melawan Louis XIV dari Prancis dalam Perang Sembilan Tahun (1688–1697). Perang ini menunjukkan ambisinya untuk menahan ekspansi Prancis dan melindungi keseimbangan kekuasaan di Eropa.
Konflik di Irlandia
[sunting | sunting sumber]Di Irlandia, William menghadapi perlawanan dari pasukan pendukung James II, yang dikenal sebagai Jacobites. Ia memimpin pasukan dalam Pertempuran Boyne (1690) dan berhasil mengalahkan Jacobites, mengukuhkan kendali Protestan atas Irlandia.
Kehidupan Pribadi
[sunting | sunting sumber]William dikenal sebagai pria yang serius dan berdisiplin, tetapi sering dianggap kurang karismatik dibandingkan istrinya, Mary. Meskipun ia mencintai Mary, hubungan mereka terganggu oleh kebiasaan William yang sering melibatkan diri dalam politik Eropa dan lapangan perang.
William tidak memiliki keturunan dari pernikahannya. Setelah kematian Mary pada tahun 1694 akibat cacar, ia sangat berduka dan melanjutkan pemerintahannya sendirian.
Kematian dan Warisan
[sunting | sunting sumber]William meninggal dunia pada 8 Maret 1702 akibat pneumonia yang berkembang setelah terjatuh dari kudanya. Ia dimakamkan di Westminster Abbey. Karena tidak memiliki anak, takhta diteruskan oleh adik Mary, Anne.
William dikenang sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah Inggris dan Eropa. Pemerintahannya membantu meletakkan dasar bagi monarki konstitusional di Inggris. Di Belanda, ia dihormati sebagai simbol perjuangan melawan absolutisme Prancis.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ William dideklarasikan menjadi Raja oleh Parlemen Inggris pada 13 Februari 1689 dan oleh Parlemen Skotlandia pada 11 April 1689.
- "William III (England)." (1911). Encyclopædia Britannica, 11th ed. London: Cambridge University Press.
- Robb, Nesca, William of Orange (1962)
- Van der Kiste, John, William and Mary (2003)
- Waller, Maureen, "Sovereign Ladies: Sex, Sacrifice, and Power. The Six Reigning Queens of England." St. Martin's Press, New York, 2006. ISBN 0-312-33801-5
- McFerran, Noel S. (2004). "The Jacobite Heritage."
- British Broadcasting Corporation. (2004). "William III."
Didahului oleh: James II |
Raja Inggris & Irlandia, Raja Skotlandia Wangsa Stuart 1689–1702 (bersama Mary II sampai 1694) |
Diteruskan oleh: Anne |