Djakarta Lloyd
Artikel ini perlu dikembangkan agar dapat memenuhi kriteria sebagai entri Wikipedia. Bantulah untuk mengembangkan artikel ini. Jika tidak dikembangkan, artikel ini akan dihapus. |
Sebelumnya | PT Djakarta Lloyd (1951 - 1961) PN Djakarta Lloyd (1961 - 1974) |
---|---|
Badan usaha milik negara | |
Industri | Logistik dan pelayaran |
Didirikan | 18 Agustus 1950 |
Kantor pusat | Jakarta, Indonesia |
Wilayah operasi | Indonesia |
Tokoh kunci | Suyoto[1] (Direktur Utama) Antoni Arif Priadi[2] (Komisaris Utama) |
Jasa |
|
Pendapatan | Rp 625,812 milyar (2019)[3] |
Rp 64,679 milyar (2019)[3] | |
Total aset | Rp 1,140 triliun (2019)[3] |
Total ekuitas | Rp 521,131 milyar (2019)[3] |
Pemilik | Pemerintah Indonesia |
Karyawan | 153 (2019)[3] |
Anak usaha | PT Dharma Lautan Nusantara |
Situs web | www |
PT Pelayaran Samudera Djakarta Lloyd (Persero) adalah sebuah badan usaha milik negara Indonesia yang bergerak di bidang pelayaran dan logistik. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, hingga tahun 2020, perusahaan ini memiliki kantor cabang di Tanjung Priok, Surabaya, Sibolga, Bitung, Semarang, Banyuwangi, Benoa, Berau, Panjang, dan Pangkalan Susu.[3]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Perusahaan ini didirikan di Tegal pada tahun 1950 oleh veteran TNI AL dengan nama PT Djakarta Lloyd. Perusahaan ini awalnya hanya mengoperasikan dua unit kapal uap untuk mengangkut muatan curah, yakni SS Jakarta Raya dan SS Djatinegara. Pada tahun 1951, Bank Negara Indonesia resmi memegang seluruh saham perusahaan ini. Pada tahun 1961, pemerintah resmi mengambil alih perusahaan ini dan menetapkan perusahaan ini menjadi sebuah perusahaan negara (PN) dengan kantor pusat di Jakarta.[4]
Pada dekade 1970-an, perusahaan ini telah mengoperasikan 22 unit kapal dan melayani pelayaran hingga ke sejumlah negara di Eropa, Asia, dan Australia. Pada tahun 1974, pemerintah mengubah status perusahaan ini menjadi persero.[5] Pemerintah kemudian memperketat aturan mengenai usia maksimum kapal, sehingga pada awal dekade 1980-an, perusahaan ini memesan 5 unit kapal semi peti kemas dan 3 unit kapal peti kemas penuh dari Jepang dan Jerman untuk menggantikan kapal-kapalnya yang mulai menua.
Pada dekade 1990-an, seiring dengan diterapkannya kebijakan laut terbuka, perusahaan ini mulai mengalami kesulitan karena tidak dapat bersaing secara kompetitif. Pada tahun 2015, perusahaan ini pun mengalihkan fokus bisnisnya dari pengangkutan peti kemas menjadi pengangkutan barang curah. Untuk mengatasi masalah keuangan, perusahaan ini melakukan pengurangan bunga dan penukaran utang menjadi saham.[6] Perusahaan ini kemudian juga menjalin kerja sama pengangkutan dengan PLN, Pertamina, Antam, Bukit Asam, dan Semen Indonesia, sehingga perusahaan ini dapat kembali mencetak laba.[7][8][9][10]
Armada
[sunting | sunting sumber]Perusahaan ini menyediakan jasa pelayaran samudera dan antar pulau dalam negeri dengan armada sebanyak 14 unit kapal yang terdiri dari:
- 2 unit kapal peti kemas tipe Palwo Buwono 1600:
- 3 unit kapal peti kemas tipe Palwo Buwono 400:
- Bobot mati: 5 700 DWT
- Kapasitas muatan: 400 TEU
- Tahun pembuatan: 2000
- 9 unit kapal tipe Caraka Jaya Niaga III:
- Bobot mati: 4 180 DWT
- Kapasitas muatan: 208 TEU
- Tahun pembuatan: 1997-1998.
- Keterangan: Digunakan sebagai program Tol Laut
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Dewan Direksi". Djakarta Lloyd (Persero). Diakses tanggal 28 Oktober 2021.
- ^ "Dewan Komisaris". Djakarta Lloyd (Persero). Diakses tanggal 28 Oktober 2021.
- ^ a b c d e f "Laporan Tahunan 2019" (PDF). Djakarta Lloyd (Persero). Diakses tanggal 28 Oktober 2021.
- ^ "Peraturan Pemerintah nomor 108 tahun 1961" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 25 Oktober 2023.
- ^ "Peraturan Pemerintah nomor 20 tahun 1974" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 25 Oktober 2023.
- ^ "Peraturan Pemerintah nomor 126 tahun 2015" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. Diakses tanggal 25 Oktober 2023.
- ^ http://economy.okezone.com/read/2016/01/27/320/1298124/cerita-bos-djakarta-lloyd-setengah-mati-berusaha-cetak-laba
- ^ http://economy.okezone.com/read/2016/01/27/278/1298180/djakarta-lloyd-targetkan-ipo-di-2020?utm_source=br&utm_medium=referral&utm_campaign=news
- ^ http://economy.okezone.com/read/2015/08/18/320/1198128/djakarta-lloyd-dapat-suntikan-dana-rp350-miliar?utm_source=br&utm_medium=referral&utm_campaign=news
- ^ http://www.arthanugraha.com/pt-dl-ingin-jadi-perusahaan-pelayaran-dan-jasa-logistik-global/