Stadion Utama Gelora Bung Karno
6°13′6.88″S 106°48′9.04″E / 6.2185778°S 106.8025111°E
Stadion Utama Gelora Bung Karno GBK, SUGBK, Stadion Utama, Stadion Senayan | |
---|---|
Informasi stadion | |
Nama lama | Stadion Utama Senayan (sampai 24 September 1962) Stadion Utama Gelora Senayan (1969–17 Januari 2001) |
Pemilik | Pemerintah Indonesia Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia |
Operator | PPK GBK |
Lokasi | |
Lokasi | Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia |
Koordinat | 6°13′7″S 106°48′9″E / 6.21861°S 106.80250°E |
Transportasi umum | KAI Commuter: MRT Jakarta: Stasiun Istora () BRT Transjakarta: Lintas Perbatasan Transjakarta: B21, S21, T11 Bus kota Transjakarta: 1B, 1F, 1N, 1P, 4A, 6M, GR1 |
Konstruksi | |
Mulai pembangunan | 8 Februari 1960 | (seluruh kompleks)
Dibuka | 21 Juni 1962 |
Direnovasi | 2016–2018 |
Ditutup | 2016–2018 |
Biaya pembuatan | $12.500.000 (1958, seluruh kompleks) Rp 769,69 miliar (2016–2018)[1] |
Arsitek | Friedrich Silaban[butuh rujukan] |
Data teknis | |
Permukaan | Zoysia[3] |
Kapasitas | 77.200[2] Sejarah kapasitas
|
Suite eksekutif | 4[4] |
Ukuran lapangan | 105 x 68 m (344 x 223 ft) |
Rekor kehadiran | 150.000 Persib Bandung v PSMS Medan (23 Februari 1985)[5] |
Situs web | GBK.id |
Pemakai | |
Tim nasional sepak bola Indonesia (pertandingan tertentu) Persija Jakarta (2008–2016, 2018–2020,2024-2025)[6] | |
Stadion Utama Gelora Bung Karno adalah sebuah stadion yang terletak di Kelurahan Gelora, Kecamatan Tanah Abang, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, serta merupakan bagian dari kompleks olahraga Gelanggang Olahraga Bung Karno. Stadion ini umumnya digunakan sebagai arena pertandingan sepak bola tingkat internasional. dan biasanya digunakan oleh Tim nasional sepak bola Indonesia dan klub Liga 1 Persija Jakarta. Stadion ini dinamai untuk menghormati presiden pertama Republik Indonesia Soekarno, yang juga menggagas pembangunan kompleks olahraga ini. Dalam rangka de-Soekarnoisasi, pada masa Orde Baru, nama stadion ini diubah menjadi Stadion Utama Senayan melalui Keputusan Presiden No. 4/1984 yang ditandatangani Presiden Soeharto. Setelah bergulirnya gelombang reformasi pada 1998, nama stadion ini dikembalikan kepada namanya semula melalui Keputusan Presiden No. 7/2001 yang ditandatangani oleh Presiden Abdurrahman Wahid.
Ketika pertama kali dibuka pada tahun 1962, stadion ini memiliki kapasitas tempat duduk sebesar 110.000. Kapasitas ini telah berkurang dua kali: pertama menjadi 88.083 pada tahun 2006 untuk Piala Asia AFC 2007 dan kedua hingga 77.200 antara 2016 dan 2017 untuk Asian Games dan Asian Para Games 2018. Dalam renovasi tahun 2016 hingga 2017, semua bangku penonton diganti dengan kursi tunggal. Kapasitas 78.000 sempat membuatnya menjadi stadion sepak bola asosiasi terbesar ke-7 di dunia. Saat ini, stadion ini merupakan stadion sepak bola asosiasi terbesar ke-28 di dunia dan stadion sepak bola asosiasi terbesar ke-8 di Asia.
Final Piala Asia AFC 2007 berlangsung di stadion ini. Selama Asian Games 2018, stadion ini menyelenggarakan upacara pembukaan[7][8] dan penutupan,[9][10] serta seluruh pertandingan atletik, sementara saat Asian Para Games 2018, stadion ini menjadi lokasi upacara pembukaan serta pertandingan atletik.[11][12]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Setelah Federasi Asian Games menetapkan Jakarta sebagai tuan rumah Pesta Olahraga Asia 1962 pada tahun 1958, persyaratan minimum yang belum dipenuhi oleh Jakarta adalah tersedianya kompleks olahraga. Menanggapi hal ini, Presiden Sukarno mengeluarkan Keputusan Presiden No. 113/1959 tanggal 11 Mei 1959 tentang pembentukan Dewan Asian Games Indonesia (DAGI) yang dipimpin oleh Menteri Olahraga Maladi. Sebagai seorang arsitek dan lulusan teknik sipil, Soekarno mengusulkan lokasi di dekat Jalan MH Thamrin dan Menteng (Karet, Pejompongan, atau Dukuh Atas) untuk kompleks olahraga. Kemudian ia didampingi oleh Friedrich Silaban, seorang arsitek ternama, untuk meninjau lokasi kompleks olahraga yang diusulkan dengan helikopter. Silaban tidak setuju dengan pemilihan Dukuh Atas karena ia berpendapat pembangunan kompleks olahraga di tengah kawasan pusat kota berpotensi menciptakan kemacetan lalu lintas yang besar. Sukarno menyetujui usulan Silaban dan sebagai gantinya memilih kawasan Senayan dengan luas sekitar 300 hektar.[13]
Konstruksi dimulai pada 8 Februari 1960 dan selesai pada 21 Juli 1962,[14] tepat waktunya untuk menjadi tuan rumah Asian Games di bulan berikutnya.[15] Pembangunannya didanai dengan kredit lunak dari Rusia (yang dulunya Uni Soviet) sebesar 12,5 juta dolar AS yang kepastiannya diperoleh pada 23 Desember 1958.[16][17]
Kapasitas asli stadion dari 110.000 orang berkurang menjadi 88.083 sebagai akibat dari renovasi untuk Piala Asia AFC 2007.[18] Stadion ini terbagi menjadi 24 sektor dan 12 pintu masuk, serta tribun atas dan bawah. Fitur khusus dari stadion ini adalah konstruksi atap baja besar yang membentuk cincin raksasa yang disebut temu gelang, sesuatu yang sangat langka pada tahun 1962. Selain untuk mencegah para penonton di semua sektor dari panasnya sinar UV bahkan curah hujan yang tinggi, tujuan dari konstruksi cincin raksasa ini juga untuk menekankan keagungan stadion.[19]
Walaupun stadion ini dikenal sebagai Stadion Gelora Bung Karno atau Stadion GBK, nama resminya adalah Stadion Utama Gelora Bung Karno, karena terdapat stadion lainnya di Kompleks Olahraga Gelora Bung Karno, seperti Stadion Tenis dan Stadion Akuatik. Selama era Orde Baru, Kompleks ini berganti nama menjadi "Kompleks Gelora Senayan" dan stadion ini berganti nama menjadi "Stadion Utama Gelora Senayan" pada tahun 1969 di bawah kebijakan "de-Soekarnoisasi" oleh Presiden Soeharto. Setelah kejatuhannya, nama kompleks tersebut dikembalikan oleh Presiden Abdurrahman Wahid atas Keputusan Presiden yang berlaku sejak 17 Januari 2001.
Pada Final Perserikatan 1985, Pertandingan Persib Bandung melawan PSMS Medan yang diadakan di stadion ini menjadi pertandingan amatir dengan kehadiran terbanyak yaitu 150.000 penonton. Pertandingan tersebut akhirnya dimenangkan oleh PSMS Medan.[5]
Acara yang pernah diselenggarakan
[sunting | sunting sumber]Selain untuk pertandingan olahraga nasional dan internasional, Stadion Utama juga banyak digunakan untuk berbagai macam acara, baik untuk acara keagamaan, peringatan hari besar (seperti acara peringatan 100 tahun kebangkitan nasional), kampanye partai politik, ujian masuk untuk CPNS secara serempak maupun konser musik.
Internasional
[sunting | sunting sumber]- Asian Games pada 1962 dan 2018
- GANEFO pada 1963
- Asian Para Games pada 2018
- SEA Games pada 1979, 1987, 1997, dan 2011
- Kejuaraan Atletik Asia pada 1985, 1995, dan 2000
- Piala Asia AFC 2007 untuk 5 dari 6 pertandingan grup D, perempat final antara juara grup D dan peringkat kedua grup C, dan final.
- Kejuaraan U-19 AFC 2018
- Kejuaraan AFF 2002 untuk 9 dari 10 pertandingan grup A, pertandingan semifinal, perebutan tempat ketiga, dan final.
- Kejuaraan Klub ASEAN 2003
Nasional
[sunting | sunting sumber]- Upacara Peringatan Ke-18 Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1963
- Upacara Peringatan Ke-77 Hari Bhayangkara 1 Juli 2023
Renovasi
[sunting | sunting sumber]Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games dan Asian Para Games pada 2018 dan Stadion Utama Gelora Bung Karno dipilih sebagai stadion utama penyelenggaraan kedua pesta olahraga tersebut. Karena usia stadion ini yang melewati lebih dari 60 tahun, pemerintah melakukan perbaikan untuk stadion untuk memenuhi kriteria sesuai standar Dewan Olimpiade Asia. Semua bangku panjang kayu dibuang dan diganti dengan kursi tunggal, akhirnya membuatnya menjadi stadion all-seater. Sistem pencahayaannya ditingkatkan dari 1200 lux menjadi 3500 lux.[20][21] Di atap stadion, ada 1.293 panel surya terpasang.[22] Setelah renovasi, stadion mengakomodasi kebutuhan penyandang disabilitas.[23]
Konser
[sunting | sunting sumber]Artis yang pernah menggelar konser di Stadion Utama Gelora Bung Karno antara lain:
- NCT Dream (18 Mei 2024, The Dream Show 3: Dream()Scape)[24]
- Coldplay (15 November 2023, Music of the Spheres World Tour)[25]
- Artis SM Entertainment (22 September 2012 dan 23 September 2023)
- Blackpink (11 dan 12 Maret 2023, Born Pink World Tour)[26]
- Raisa (25 Februari 2023, Raisa: Live in Concert)
- Ed Sheeran (3 Mei 2019, Divide Tour)
- Guns N' Roses (8 November 2018)
- Bon Jovi (11 September 2015)
- One Direction (25 Maret 2015, On The Road Again Tour)
- Metallica (25 Agustus 2013)
- Linkin Park (21 September 2011)
- Mick Jagger (30 Desember 1988)
- Deep Purple (4 & 5 Desember 1975)
- Bee Gees (2 April 1972)
Konser yang batal digelar
[sunting | sunting sumber]Artis | Alasan | Nama Konser | Konser seharusnya digelar pada |
---|---|---|---|
Michael Jackson | Michael Jackson mengalami masalah kesehatan dan rehabilitasi. | Dangerous World Tour | 1 dan 2 Desember 1993 |
Lady Gaga | Tindakan pengamanan (konser tersebut menuai banyak protes dari beberapa organisasi kemasyarakatan). | The Born This Way Ball Tour | 3 Juni 2012 |
Aksesibilitas
[sunting | sunting sumber]KRL Commuter Line menyediakan layanan transportasi melalui Stasiun Palmerah yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki dari kompleks tersebut, sementara MRT Jakarta menyediakan layanan melalui Stasiun MRT Istora. Dua koridor Transjakartajuga melayani area ini. Ekstensi LRT Jabodebek juga direncanakan untuk melayani perimeter barat kompleks tersebut.
Galeri
[sunting | sunting sumber]-
Presiden Sukarno, penggagas dan asal nama stadion.
-
Stadion Utama pada prangko peringatan Asian Games 1962.
-
Stadion Utama pada prangko peringatan SEA Games 1979.
-
Pemandangan stadion dari lantai 46 Wisma 46.
-
SMTown Live World Tour III di SUGBK, 2012.
-
Plaza barat stadion.
-
Stadion pada 12 Januari 2018.
-
SUGBK saat upacara pembukaan Asian Games 2018.
-
SUGBK pasca-renovasi diterangi dengan warna lampu LED yang berubah-ubah (merah ditampilkan) pada malam hari.
-
SUGBK saat upacara pembukaan Asian Para Games 2018.
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]- Daftar stadion sepak bola menurut kapasitas
- Gelanggang Olahraga Bung Karno
- Istora Gelora Bung Karno
- Stadion Madya Gelora Bung Karno
- Arena Indonesia
- Stadion Internasional Jakarta
- Stadion Patriot Candrabhaga
- Arena Indomilk
- Stadion Pakansari
Tempat konser musik lain di Jakarta:
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Ahmad Fawwaz Usman (8 Agustus 2017). Edu Krisnadefa, ed. "Menuju Asian Games 2018, Renovasi GBK Nyaris Rampung". Liputan6.com. Diakses tanggal 30 November 2017.
- ^ "E-Booking Stadion Utama Gelora Bung Karno". GBK.id. Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno. Diakses tanggal 24 Juni 2023.
- ^ Rindi Nuris Velarosdela (4 September 2018). Kurnia Sari Aziza, ed. "Mengenal Rumput Zeon Zoysia, Jenis Rumput Terbaik yang Dipasang di Stadion GBK". Kompas.com. Diakses tanggal 15 September 2018.
- ^ Grandyos Zafna (12 Januari 2018). "Stadion Utama GBK juga Dilengkapi Empat Sky Box". Detik.com. Diakses tanggal 21 Januari 2018.
- ^ a b Jalu Wisnu Wirajati, ed. (25 Maret 2017). "Jelang PSMS vs Persib, Kenangan Rekor 150.000 Penonton di Senayan". Kompas.com. Kompas Gramedia. Diakses tanggal 10 Desember 2017.
- ^ Andhika Anggoro Wening (15 November 2018). "Dapat Lampu Hijau, Persija Vs Persela Digelar di Stadion GBK". Bisnis.com. Diakses tanggal 19 Januari 2019.
- ^ Sawitri, Yus Mei (18 Agustus 2018). Thomas; Nurdiarsih, Fadjriah, ed. "Susunan Acara Pembukaan Asian Games 2018". Liputan6.com. Diakses tanggal 18 Agustus 2018.
- ^ Rahmat, Arby (18 Agustus 2018). "Presiden Jokowi Resmi Buka Asian Games 2018". CNN Indonesia. Diakses tanggal 18 Agustus 2018.
- ^ "iKON, Super Junior steal the show at Asian Games closing ceremony". The Jakarta Post (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 3 September 2018.
- ^ "Jack Ma Introduces Hangzhou in Asian Games Closing Ceremony". Tempo.co. Diakses tanggal 3 September 2018.
- ^ "2018 Asian Para Games Opening to Carry Ocean Theme". Tempo.co. Tempo.co. 28 September 2018.
- ^ Ikhsan, Harley (6 Oktober 2018). Krisnadefa, Edu, ed. "Pembukaan Asian Para Games: Gunakan Panah, Jokowi Ubah Disability Jadi Ability". Liputan6.com. Diakses tanggal 7 Oktober 2018.
- ^ "Sukarno dan GBK". Historia. Diakses tanggal 21 Juli 2024.
- ^ "Bung Karno Stadium in Jakarta, Indonesia". Asiarooms.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-06-05. Diakses tanggal 21 Desember 2015.
- ^ "Jakarta gets 1962 Games: No KL bid". The Straits Times (dalam bahasa Inggris). 24 Mei 1958. Diakses tanggal 27 Agustus 2012.
- ^ "Seperti Ini Pembangunan Infrastruktur Asian Games di Tahun 1962". Asian Games 2018. 12 Juli 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-05-14. Diakses tanggal 15 Juli 2017.
- ^ Afriyadi, Achmad Dwi (13 Mei 2018). "Menteri PPN: Saat Tuan Rumah Asian Games 1962, RI Negara Miskin". detikcom. Diakses tanggal 13 Mei 2018.
- ^ "Indonesia v Bahrain (Group D) in Jakarta". Free-football.tv (dalam bahasa Inggris). 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-04-17. Diakses tanggal 21 Desember 2015.
- ^ M.F. Siregar, Matahari Olahraga Indonesia, hlm. 82-83
- ^ Rahmat, Arby (12 Januari 2018). "Lampu Stadion GBK Saingi San Siro Milan". CNN Indonesia. Diakses tanggal 14 Januari 2018.
- ^ Baskoro, Rangga (12 Januari 2018). "SU GBK Jadi Stadion Paling Terang Di Asia". Tribunnews.com. Diakses tanggal 12 Januari 2018.
- ^ Diah, Femi (29 September 2017). "Wajah Terkini Stadion Utama GBK: Rasa Baru yang Makin Merah Putih". detikcom. Diakses tanggal 12 Januari 2018.
- ^ Raya, Mercy (12 Januari 2018). "Stadion Utama GBK Sudah Lebih Ramah Disabilitas". detikcom. Diakses tanggal 12 Januari 2018.
- ^ "NCT Dream Sukses Gelar Konser di GBK Jakarta, Dibanjiri 40.000 Penggemar". Suara.com. Diakses tanggal 21 Juli 2024.
- ^ "Konser Coldpay di Jakarta Terlaris, Raup Pendapatan Total Rp215 Miliar". Voi.id. Diakses tanggal 21 Juli 2024.
- ^ "Blackpink Jadi Artis K-Pop Pertama yang Gelar Konser Solo di GBK". Liputan 6. Diakses tanggal 21 Juli 2024.
Daftar pustaka
[sunting | sunting sumber]- Pour, Julius (2004), Dari Gelora Bung Karno ke Gelora Bung Karno, Jakarta: Grasindo, ISBN 978-979-732-444-5.
- Huebner, Stefan (2016). Pan-Asian Sports and the Emergence of Modern Asia, 1913-1974 (dalam bahasa Inggris). Singapura: NUS Press. hlm. 174-201. ISBN 978-981-4722-03-2.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Gelora Bung Karno - Situs web resmi
Didahului oleh: Stadion Nasional Tokyo, Jepang 1958 |
Upacara pembukaan dan penutupan Asian Games 1962 |
Diteruskan oleh: Stadion Nasional Thailand Bangkok, Thailand 1966 |
Didahului oleh: Stadion Buruh Beijing, Republik Rakyat Tiongkok |
Stadion laga final Piala Asia AFC 2007 |
Diteruskan oleh: Stadion Internasional Khalifa Doha, Qatar |
Didahului oleh: Stadion Asiad Incheon Incheon, Korea Selatan 2014 |
Upacara pembukaan dan penutupan Asian Games 2018 |
Diteruskan oleh: Stadion Taman Olahraga Hangzhou Hangzhou, Republik Rakyat Tiongkok 2022 |
- Stadion sepak bola di Jakarta
- Arsitektur tahun 1962
- Stadion Pesta Olahraga Asia
- Stadion Pesta Olahraga Asia Tenggara
- Stadion Pekan Olahraga Nasional
- Persija Jakarta
- Kota Administrasi Jakarta Pusat
- Tanah Abang, Jakarta Pusat
- Tempat yang dinamai berdasarkan tokoh Indonesia
- Bangunan yang diarsiteki oleh Friedrich Silaban
- Gelanggang Olahraga Bung Karno