Gamelan cokek
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Februari 2023. |
Gamelan cokek adalah sebuah orkes kecil khas daerah Jakarta.[1] Musik gamelan ini sudah mulai berkembang saat Jakarta masih menyandang bernama Batavia atau Betawi (menurut logat penduduk asli).[1] Adapun komponennya terdiri dari sebuah gambang kayu (bahasa Inggris: xylophone), sebuah rebab, sebuah seruling ditambah dengan sebuah kempul.[1] Selain alat-alat tersebut, sering kali pemain juga menambah instrumen musik yang lain, seperti kenong, ketuk, kecak, dan kendang.[1]
Orkes ini biasanya digunakan sebagai musik pengiring sebuah permainan rakyat yang dikenal dengan nama wayang cokek.[1] Permainan yang satu ini merupakan kombinasi antara nyanyian dan tarian yang kerap kali dilakukan oleh wanita.[1] Menurut pengamatan budayawan Tionghoa yang bernama David Kwa, wayang ini semula tidak hanya menyanyi, namun juga membawakan peran dalam sebuah pertunjukan opera.[2] Hal ini diperkuat dengan adanya riwayat Oei Tamba Sia dalam Kesastraan Melayu Tionghoa dan Kebangsaan Indonesia jilid 5, di mana Oei digambarkan memiliki hubungan dengan wayang si Botan.[2] Para penari dalam orkes kecil ini asal mulanya adalah budak-budak belian (bahasa Inggris: slave girls).[1] Seiring dengan waktu, akhirnya budak-budak tersebut diganti oleh wanita biasa yang berasal dari kalangan penduduk.[1] Saat pertunjukan, rambut mereka yang panjang terurai dikepang (koncet), sedang untuk pakaiannya, sering kali menggunakan baju kurung.[1]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d e f g h i Shadily, Hassan (1980).Ensiklopedia Inonesia.Jakarta:Ichtiar Baru Van Hoeve.Hal 1067
- ^ a b "Senja Kala Wayang Cokek". Kompas.com. Kompas Web. 2009-12-10. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-02-05. Diakses tanggal 24 Mei 2014.