Gempa bumi Irian Barat 1989
Waktu UTC | 1989-08-01 00:18:04 |
---|---|
ISC | 393850 |
USGS-ANSS | ComCat |
Tanggal setempat | 1 Agustus 1989 |
Waktu setempat | 09:17 WIT |
Kekuatan | 6.0 Mw |
Episentrum | 4°30′40″S 139°01′19″E / 4.511°S 139.022°E[1] |
Jenis | Dip-slip |
Wilayah bencana | Indonesia |
Intensitas maks. | VIII (Parah) |
Korban | 120 tewas 120 luka-luka |
Gempa bumi Irian Jaya 1989 melanda Irian Jaya ( lebih tepatnya distrik Kurima, Yahukimo, sekarang masuk wilayah Provinsi Papua Pegunungan, Indonesia) pada tanggal 1 Agustus dengan kekuatan 6.0 SR dan intensitas Mercalli maksimum pada skala VIII (Parah/Severe). Sekitar 120 orang tewas dalam bencana ini, terutama disebabkan oleh longsor yang membawa material tanah dan lumpur.
Rincian dan dampak
[sunting | sunting sumber]Gempa bumi terjadi pada pukul 9:17 Waktu Indonesia Timur (WIT) berkekuatan 5,7 Ms[2] dan 6,0 menurut skala kekuatan Moment.[3] Pusat gempa terletak sejauh 299 km (186 mi) di selatan Jayapura; getaran gempa dirasakan hingga Wamena. Beberapa gempa susulan dilaporkan terjadi.[4]
Bencana ini menewaskan 120 orang dan mengakibatkan 120 orang terluka; semua korban tewas ditemukan di distrik Holuon, Pasema, dan Soba (saat itu ketiganya masuk wilayah Kabupaten Jayawijaya sebelum masuk Kabupaten Yahukimo setelah pemekaran). Banyak kematian dan luka-luka di distrik Holuon dan Pasema akibat tertimbun oleh tanah longsor. Meluapnya Sungai Baliem mengakibatkan banjir di tiga desa[5] yang membawa berton-ton material tanah dan lumpur. Salah satu dari titik longsor berada pada ketinggian 200 m (660 ft); terdapat sedikitnya 10 titik longsor lagi.[6] Sebagian besar korban tewas diidentifikasi berasal dari Suku Dani.
Pemerintah daerah menyalurkan bantuan berupa makanan, selimut, pakaian, dan santunan kepada korban. Makanan dan pasokan bantuan lainnya diangkut oleh helikopter dengan susah payah melewati landasan pacu pesawat yang permukannya rengkah-rengkah. Lebih dari 25 korban yang dirawat mengalami luka parah dan 100 korban mengalami luka ringan.[7] Sedikitnya dua ratus tiga hingga tiga ratus orang dievakuasi akibat gempa, dan 3.500 penduduk Hupla direlokasi ke permukiman yang lebih rendah, membuat mereka harus kehilangan permukiman asli mereka.[8]
Geologi
[sunting | sunting sumber]Mekanisme fokus gempa bumi menunjukkan adanya sesar terbalik.[2] Wilayah sekitar pusat gempa memiliki daftar gempa bumi besar di antaranya dua gempa bumi pada tahun 1976 dan 1981. Keduanya mengakibatkan total 1.000 orang tewas.[4] Gempa besar di wilayah yang sama terjadi baru-baru ini pada tahun 2009[9] berkekuatan 7.6 Mw, disusul gempa setahun berikutnya dengan kekuatan 6,2 Mw.[10]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Significant earthquake". National Geophysical Data Center. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-08-30. Diakses tanggal 18 August 2013.
- ^ a b "Significant Earthquakes of the World: 1989". United States Geological Survey. January 5, 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-04-09. Diakses tanggal August 1, 2013.
- ^ "Today in Earthquake History: August 1". United States Geological Survey. October 2, 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-10-24. Diakses tanggal August 1, 2013.
- ^ a b "Indonesian quake death toll rises". Lodi News-Sentinel. August 3, 1989.
- ^ "Indonesia: Earthquake Aug 1989 UNDRO Information Report 1". ReliefWeb. August 4, 1989. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-11. Diakses tanggal August 1, 2013.
- ^ "Death Toll Rises to 97 in Indonesia Quake". Los Angeles Times. August 5, 1989.
- ^ "Indonesian quake kills 90". The Hour. August 2, 1989.
- ^ Tapol, pg. 22.
- ^ "Indonesia earthquake kills at least 2, injures 35". CNN. January 4, 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-03-15. Diakses tanggal August 2, 2013.
- ^ "Indonesian earthquake death toll climbs to 17". CNN. June 21, 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-09-17. Diakses tanggal August 2, 2013.
<ref>
dengan nama "EXPO-CAT" yang didefinisikan di <references>
tidak digunakan pada teks sebelumnya.