Ida Bhatari Lingsir
Bhatari Lingsir | |
---|---|
Orang tua | Dang Hyang Nirartha (ayah) Sri Patni Kaniten (ibu) |
Saudara | Ida Ayu Swabawa Ida Kuluwan Ida Lor Ida Wetan Ida Tlaga Ida Nyoman Kaniten |
Bhatari Lingsir, Ida Bhatari Ratu Niang Sakti, atau Ida Ratu Niang Lingsir merupakan dewi Hindu Bali yang dipuja di Pura Griya Tanah Kilap. Ia juga dipuja pada beberapa tempat ibadah lain seperti Kongco Pura Taman Gandasari dan Griya Kongco Dwipayana.
Legenda
[sunting | sunting sumber]Danghyang Nirartha melakukan perjalanan di Bali pada tahun 1411 bersama dengan istri dan tujuh orang anaknya. Salah satu dari ketujuh anak tersebut bernama Ida Rai Istri. Pada saat menuju wilayah timur Bali, Danghyang Nirartha bertemu dengan seekor naga yang membuka mulutnya sebesar gua. Ia masuk ke dalam mulut tersebut dan menemui sebuah telaga yang ditumbuhi bunga tunjung yang sedang mekar. Setelah memetik bunga-bunga tersebut, ia keluar dari perut naga yang selanjutnya tiba-tiba lenyap.[1]
Saat keluar dari mulut naga, wajah Danghyang Nirartha berubah-ubah sesuai warna bunga tunjung yang dipetiknya, yaitu merah, hitam, dan putih. Hal tersebut membuat istri dan anak-anaknya ketakutan dan berpencar. Ida Rai Istri tetap mengikuti ayahnya hingga moksa di hutan Suwung. Ia kemudian dipuja dengan gelar Bhatari Lingsir atau Ida Bhatari Ratu Niang Sakti.[1]
Kultur populer
[sunting | sunting sumber]- Nama Ratu Niang Lingsir menjadi judul beberapa lagu berbahasa Bali.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b anonim (24 Desember 2013). "Haturkan Bakti ke Ratu Niang Sakti". Koran Renon. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 31 Oktober 2015.