Induk Warga Kawruh Utama
Bagian dari seri |
Agama di Jawa |
---|
Induk Warga Kawruh Utoma (IWKU), merupakan organisasi kepercayaan yang berdiri di Jombang, Jawa Timur tanggal 23 September 1972, dan disempurnakan pada tanggal 10 Oktober 1972. Pendiri organisasi ini bernama Widi Prawiro Wasito, atau biasa dipanggil dengan sebutan Pak Puh. Beliau lahir di Desa Baron, Kabupaten Nganjuk pada tanggal 27 Februari 1881. Alamat terakhir beliau di Jalan Betek, Kabupaten Malang, wafat dan di makamkan di Malang tanggal 16 Desember 1953.[1] [2]
Karakteristik utama
[sunting | sunting sumber]Dalam Perjalananya organisasi ini selalu berusaha:
- Mengarahkan pandangan serta kegiatan hidupnya dalam darma bakti kepada perjuangan dan pembangunan negara dan bangsa dalam arti seluas-luasnya
- Memperdalam pengertian penghayatan dari makna ketuhanan Yang Maha Esa dalam kesatuan falsafah Negara Pancasila
- Melaksanakan jiwa Undang Undang Dasar 1945 dan pasal 29 dari Undang Undang Dasar tersebut secara wajar dan murni atas dasar idiil Pancasila
Tujuan organisasi:
- Memelihara kesetiaan warga kawruh utomo berdasar ajaran yang tercantum pada buku Pambukaning Nalar (PN)
- Memperdalam rasa kekeluargaan antar warga Kawruh Utomo
- Bisa bergaul dan bermusyawarah dengan perkumpulan kebatinan yag lain tanpa memandang agama
- Taat terhadap aturan Pemerintah Republik Indonesia yang berlaku
- Memayu Hayuning Bawana
- Tidak berpolitik
Kepengurusan organisasi
[sunting | sunting sumber]sampai dengan tahun 1980 susunan pengurus Induk Wargo Kawruh Utomo, terdiri atas :
- Ketua : Djaswadi Prawiromihardjo (Alm)
- Sekretaris : Hardjosuparto
- Bendahara : Bakri Nitiardjo
Pinisepuh yang bertugas sebagai Pamejang dan Mirid masih dipegang Djaswadi Prawirohardjo, dilahirkan pada tahun 1903 di Desa Jombang, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang.
Alamat IWKU sekarang berada di Jalan Sudirman No. 8, beranggotakan sebanyak 64 orang.
Ajaran
[sunting | sunting sumber]Ajaran organisasi ini adalah tentang jasmani, hati, manusia sejati, dan Tentang Tuhan. Raga ini tidak mempunyai kekuatan sendiri, hanya bisa untuk istirahat dan tidur, ada dua badan yang berada didalamnya, badan jasmani yaitu yang bisa mati dan rusak dan badan yang halus (badan latif) yaitu badan selain jasmani yaitu badan yang nantinya kembali ke alamnya. Hati merupakan cipta, denyut, kemauan, gagasan, pikiran, napsu, keinginan dan sebagainya. Manusia sejati adalah manusia yang setiap saat dia selalu mengucap nama Allah Semata, Allah itu mempunyai 20 sifat, serta sifat-sidat lainya yang paling sempurna. Mulai alam yang halus sekali sampai yang kasar semua berasal dari Allah. Kita semua berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya.
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ N.N 2004.Data Organisasi Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Bidang Ajaran dan Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Asdep Urusan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
- ^ Depdikbud. 1980. Induk Wargo Kawruh Utomo. Jakarta : Proyek Inventarisasi Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Daftar pustaka
[sunting | sunting sumber]Buku
- Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa (2010). Ensiklopedia Kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni, dan Film Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa.
- Endraswara, Suwardi (2015). Agama Jawa: Ajaran, Amalan, dan Asal-Usul Kejawen. Yogyakarta: Narasi-Lembu Jawa.
- Pamungkas, Ragil (2006). Lelaku dan Tirakat. Yogyakarta: Narasi.
Esai
- Endraswara, Suwardi (Maret 2011). "Klenikologi: World Charm and Fine Dissident Among Javanist Received by Trust" (PDF). Paper for International Seminar on Exploring Noble Values of Local Wisdom and Prime Javanese Culture to Strengthen the Nation Identity UNS Surakarta.
Jurnal
- Zuhdi, Muhammad Bayu; Kalangie, Daniel; Imawan, Satria Aji (Juni 2022). "Religious Freedom of Indigenous Beliefs in Yogyakarta, Indonesia". Jurnal Shahih. 7 (1). ISSN 2527-8126.