Jambu, Jambu, Semarang
Jambu | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Tengah |
Kabupaten | Semarang |
Kecamatan | Jambu |
Kode pos | 50663 |
Kode Kemendagri | 33.22.08.2005 |
Luas | 3,76 km² |
Jumlah penduduk | ... jiwa |
Kepadatan | ... jiwa/km² |
Jambu adalah sebuah desa di kecamatan Jambu, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia.
Desa Jambu merupakan salah satu desa di Kecamatan Jambu, desa ini dilewati oleh jalan arteri Semarang-Jogja yang menyebabkan desa ini ramai. Akses menuju Desa Jambu dapat ditempuh kurang lebih 1 Jam dari Kota Semarang. Desa Jambu sendiri dilewati oleh kendaraan umum berupa bus Semarang-Jogja dan angkutan umum Jambu-Ambarawa. Oleh sebab itu, akses menuju Desa Jambu sangat mudah.
Jumlah Rukun Warga (RW) yang berada di Desa Jambu berjumlah 5 RW yaitu Jambu Lor, Jambu Kidul, Jambu Kulon, Dedor Ngisrep, dan Klepon Poncol dengan jumlah RT 27. Jumlah rukun tetangga atau RT di Desa Jambu terbanyak pada RW 3 atau Dusun Jambu Kulon berjumlah 8 RT. Sedangkan jumlah RT paling sedikit terletak pada Dusun Dedor Ngisrep dan Klepon Poncol yang masing-masing memiliki 4 RT.
Ruang lingkup wilayah Desa Jambu yang merupakan bagian dari Kecamatan Jambu. Desa Jambu memiliki wilayah administrasi seluas 3,76 km2 . yang terdiri dari 5 RW dan 27 RT. Berikut merupakan batas administrasi Desa Jambu:
Utara : Kelurahan Gondoriyo;
Selatan : Desa Kelurahan dan Desa Brongkol;
Barat : Desa Kuwarasan;
Timur : Kecamatan Ambarawa.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Dalam sejarahnya, Desa Jambu adalah desa yang 70% wilayahnya merupakan areal persawahan yang menjadi salah satu penyangga padi di Kabupaten Semarang. Riwayat Desa Jambu konon diawali dari cerita Dadung Kawuk yang berasal dari Desa Pingit, Temanggung. Dadung Kawuk ingin menjadi prajurit di kerajaan Demak, namun raja mengizinkan asalkan Dadung Kawuk beradu kekuatan dengan Jaka Tingkir. Dadung Kawuk kemudian menerima tantangan raja untuk berkelahi dengan Jaka Tingkir. Namun, Dadung Kawuk kalah dalam pekelahian karena Jaka Tingkir mengetahui kelemahan Dadung Kawuk, yaitu dengan dilempar daun sirih. `
Akhirnya, Dadung Kawuk beserta pengikutnya melarikan diri karena kekalahannya. Pada perjalanan Dadung Kawuk melewati sebuah rawa (dalam istilah Jawa Ngambag Rowo), maka beliau berpesan besuk mulyannya zaman desa tersebut diberi nama “Mbahrowo” yang sekarang menjadi Ambarawa. Perjalanan Dadung Kawuk kemudian berlanjut barat. Didalam perjalanan Dadung Kawuk menahan sakit akibat kalah dalam perkelahian hingga menggerang (dalam istilah Jawa Nggereng) sehingga wilayah tersebut diberi nama Desa Ngampin.
Perjalanan Dadung Kawuk dilanjutkan ke barat, namun Dadung Kawuk meninggal dalam perjalanan dan jasad Dadung Kawuk sudah berbau (dalam istilah Jawa Nggondo). Tempat tersebut kemudian diberi nama Desa Gondoriyo. Pengikut Dadung Kawuk melanjutkan perjalanan ke barat hingga melewati suatu daerah yang sering terjadi pembegalan atau perampasan harta sehingga mereka berjaga-jaga (dalam istilah Jawa Jogo Beboyo) maka daerah tersebut diberi nama Jogo Boyo yang sekarang menjadi kawasan berjualan durian.
Pengikut Dadung Kawuk bersama jasad Dadung Kawuk kemudian melanjutkan perjalanannya ke barat hingga jasad Dadung Kawuk sudah berbau (dalam istilah Jawa Mambu) yang kemudian daerah tesebut diberi nama Desa Jambu. Akhirnya, Dadung Kawuk dimakamkan di Desa Jambu. Namun, keluarga Dadung Kawuk menghendaki jasad Dadung Kawuk untuk dipindah ke desa asalnya, yaitu Desa Pingit sehingga yang tertinggal hanya gladaknya saja. Bekas makam tersebut kemudian diberi nama makam gladak. Sampai saat ini makam tersebut banyak dikunjungi para peziarah. Dalam sejarah Desa Pingit, Dadung Kawuk merupakan keturunan ningrat atau bangsawan yang arif dan bijaksana, sehingga banyak peziarah dari berbagai wilayah yang datang ke makam tersebut.
Sebelum meninggal, Dadung Kawuk berpesan barang siapa ingin:
1. Didekatkan jodohnya;
2. Keinginannya terkabul;
3. Diselamakan dari segala bencana
Maka harus mandi 7 sumber air, sedangkan 7 sumber air tersebut berada di Desa Jambu yang diawali dari jalan sepanjang Ambarawa sampai ke Desa Jambu (Napak Tilas) sehingga setiap tanggal 14, 15, dan 16 sya’ban jalan sepanjang Ambarawa-Jambu ramai oleh masyarakat yang berjalan dan berakhir mandi di Kali Condong. Adapun yang mengharapkan ingin segera mendapatkan jodoh, maka ditambah satu syarat yaitu membeli serabi yang terdapat di Desa Ngampin. Serabi merupakan singkatan dari “segera rabi atau selak kesusu rabi”.
Struktur Organisasi Pemerintah Desa Jambu
[sunting | sunting sumber]No | Jabatan | Nama |
---|---|---|
1 | Kepala Desa | |
2 | Sekertaris Desa | |
3 | Kaur Pemerintahan | |
4 | Kaur Pembangunan | |
5 | Kaur Kemasyarakatan | |
6 | Kasi Keuangan | |
7 | Kasi Umum | |
8 | Kepala Dusun Jambu Lor | |
9 | Kepala Dusun Jambu Kidul | |
10 | Kepala Dusun Jambu Kulon | |
11 | Kepala Dusun Dedor Ngisrep | |
12 | Kepala Dusun Klepon Poncol |
Peta Desa Jambu
[sunting | sunting sumber]Pranala luar
[sunting | sunting sumber]