Lompat ke isi

John dari Inggris

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari John of England)
John
Berkuasa6 April 1199 – 18/19 Oktober 1216 M
PendahuluRichard I dari Inggris
PenerusHenry III dari Inggris
PasanganIsabella dari Angoulême
KeturunanHenry III dari Inggris
Richard dari Cornwall
Joan dari Inggris
Isabella dari Inggris
Eleanor dari Inggris
Nama lengkap
John Plantagenet
WangsaHouse of Plantagenet
AyahHenry II dari Inggris
IbuEleanor dari Aquitaine

John dari Inggris (Prancis: Jean) (24 Desember 1166 – 18 Oktober - 19 Oktober 1216) naik tahta sebagai raja Inggris pada tanggal 6 April 1199 sampai kematiannya. Dia sukses naik tahta sebagai adik dari Raja Richard I. John mendapatkan panggilan Lackland.

Pemerintahan pada masa kekuasaannya telah terbayangkan sebagai pemerintahan yang paling kelam dalam sejarah Inggris: dimulai dari kekalahan-kekalahan peperangan – kehilangan Normandia yang direbut oleh Philippe II dari Prancis di lima tahun pertamanya menduduki tahta – dan diakhiri dengan perpecahan Inggris akibat perang sipil dan tekanan rakyat yang ingin dia melepaskan kekuasaannya. Tahun 1213, dia membuat Inggris harus berurusan dengan Paus ketika berkonflik dengan gereja Katolik Roma. Dan penghianatan para baron yang memaksanya untuk menandatangani Magna Carta tahun 1215, salah satu kejadian yang paling diingat sampai sekarang. Beberapa orang beranggapan, bahwa, peraturan-peraturan yang dibuat John tidak lebih baik daripada Raja Richard I atau Henry III. Begitulah kira-kira, reputasinya adalah salah satu alasan banyak monarki Inggris yang membatalkan mencalonkan John sebagai ahli waris yang mereka harapkan. Raja John juga menjadi subjek dalam drama yang dimainkan oleh William Shakespeare.

Masa Muda

[sunting | sunting sumber]

Lahir di Beaumont Palace, Oxford, John adalah anak ke lima dari Raja Henry II dari Inggris dan Eleanor dari Aquitaine, John adalah adik tiri (dari pihak ibu) dari Marie de Champagne dan Alix dari Prancis. Dia adik dari William, Pangeran dari Poitiers, Henry si Raja Muda, Matilda dari Inggris, Richard I dari Inggris, Godfrey II, Adipati dari Britania, Leonora dari Aquitaine dan Joan dari Inggris. John selalu menjadi anak kesayangan ayahnya, karena dia anak bungsu dia tidak akan mendapatkan warisan apapun (itulah mengapa dia mendapat panggilan “Lackland”). Dia lahir sekitar tahun 1166-1167. raja Henry dan ratu Eleanor tidak bersama sembilan bulan sebelum bulan Desember 1167, tetapi telah bersama sejak Maret 1166. John lahir di Oxford saat natal, tetapi Eleanor dan Henry menghabiskan natal tahun 1167 mereka di Normandia. The Canon of Laon, menulis seratus tahun kemudian, mengatakan John dinamai di depan Saint John sang Rasul, ketika dia lahir pesta digelar untuk merayakannya (27 Desember). Ralph dari Diceto juga mengatakan bahwa John lahir pada tahun 1166, dan ratu Eleanor yang menamainya sendiri. Kehidupan keluarganya gempar, saat semua kakanya terlibat dalam pemberontakan melawan Henry. Eleanor di penjara tahun 1173, ketika John masih kecil. Gerald dari Wales menceritakan bahwa raja Henry menggambar lukisan di salah satu ruangan di istana Winchester, dia melukiskan seekor elang yang diserang oleh tiga anaknya sendiri, ketika anak keempat mencakar, menunggu kesempatannya untuk melawan. Ketika ditanya mengenai arti dari lukisannya, raja Henry berkata:

“Keempat anak elang itu adalah anakku, yang tidak akan berhenti menyiksaku sampai aku mati. Dan yang paling kecil, yang memalukan dengan pengaruh bantuan seperti itu, yang suatu hari nanti akan membuat masalah menyedihkan dan sekaligus membanggakan daripada yang lain.”

Pada tahun 1189, John menikah dengan Isabel dari Gloucester, anak dan ahli waris dari William Fitz Robert, Pangeran Kedua dari Gloucester (Isabel mempunyai beberapa nama alternatif ketika sejarah berjalan, termasuk Avisa, Hawise, Joan, dan Eleanor). Mereka tidak dikaruniai anak, dan John menceraikannya di Tanah Pertalian Saudara, suatu waktu sebelum atau sesaat sesudah memasuki tampuk kekuasaan, yang terjadi pada tanggal 6 april, 1199, dan Isabel pun tidak pernah diakui sebagai ratu. (Isabel kemudian menikahi Godfrey de Mendeville suami keduanya dan Hubert de Burgh suami ketiganya). Sebelum memasuki tampuk kekuasaannya John mempunyai reputasi sebagai pengkhianat, kadang bersekongkol dengan kakaknya kadang berkonfrontasi dengannya, Henry, Godfrey, dan Richard. Tahun 1184, John dan Richard mengklaim bahwa merekalah yang berhak atas warisan Aquitaine, salah satu pertemuan yang paling tidak bersahabat antara keduanya. Tahun 1185, John menjadi penguasa Irlandia, di mana rakyatnya sendiri memandang rendah pemerintahannya, menyebabkan John melepaskan kekuasaannya yang hanya delapan bulan (lihat:ekspedisi pertama John ke Irlandia). Selama absennya Richard yang menghadapi perang salib ketiga dari tahun 1190 sampai 1194, John mencoba menggulingkan kekuasaan William Longchamp, Uskup dari Ely dan calon pengganti yang dipilih Richard. Ini adalah salah satu alasan dari legenda Hereward the Wake jangan memilih John untuk menggantikan pemerintahan raja Richard, dengan menyatakan “Pengeran John” seorang bajingan terbesar dan kemudian munculah pahlawan yang bernama “Robin Hood”. Ketika kembali dari perang salib, Richard ditangkap dan dipenjarakan oleh Henry VI dari Kekaisaran Romawi Suci. John menyuruh bawahannya menulis surat ke Henry dan menyuruhnya untuk menjaga Richard tetap jauh dari Inggris selamanya. Tapi para pendukung Richard memutuskan untuk membayar uang tebusan agar melepaskannya karena mereka tahu bahwa John akan menjadi raja yang buruk. Saat dia kembali ke Inggris tahun 1194, Richard memaafkan John dan mengangkatnya menjadi ahli warisnya. Para sejarahwan berpendapat bahwa John tidak mencoba untuk menggulingkan Richard, tetapi mencoba untuk menjaga negara dari kehancuran akibat pajak berlebihan yang digunakan untuk membiayai perang salib. Hal ini lebih seperti anggapan penggulingan diserahkan pada John oleh pendeta, yang membenci Richard atas penolakannya untuk tidak bertempur di perang salib keempat yang menyengsarakan dan membawa sial.

Masa pemerintahan

[sunting | sunting sumber]

John dari England dicatat dalam sejarah Inggris Cassel (1902) ketika Richard meninggal, John tidak mendapatkan pengakuan langsung secara universal sebagai raja. Beberapa mengharapkan keponakannya, Arthur dari Britania, anak dari kakak tertua John, Godfrey, yang lebih berhak sebagai ahli waris. Arthur bersaing dengan pamannya, John untuk mendapat kekuasaan, dengan keuntungan memperoleh dukungan dari raja Philip II dari Prancis. Konflik antara Arthur dan raja John menghasilkan konsekuensi yang fatal. Peperangan cukup membuat Baron dari Poitou marah dan menyuruh mereka melepaskan pengaruhnya dari raja Prancis, yang mana merupakan maharaja feodal raja John yang diminta dengan hormat untuk memerintah di suatu wilayah di benua eropa. Tahun 1202, raja John dipanggil pengadilan Prancis untuk menjawab beberapa pertanyan. Raja John menolak dan dibawah hukum feodal, karena dinilai gagal dalam melayani maharaja, raja Prancis mengangggap tanah dan wilayah yang dikuasai oleh raja John milik Count dari Poitou. Prancis berjanji akan menyerang normandia, raja Philip II menugaskan Arthur, yang bertunangan dengan anaknya Mary. Sebagai bagian dari perang, Arthur mencoba menculik neneknnya, Eleanor dari Aquitaine, di Marebeu, tetapi dikalahkan dan ditangkap pasukan John. Arthur pertama dipenjara di Falaise dan kemudian dipindahkan ke Rouen. Tidak ada yang tahu pasti apa yang terjadi padanya setelah itu. Berdasarkan sejarah Mergam, pada tanggal 3 april 1203:

“Setelah raja John menangkap Arthur dan membiarkannya hidup di penjara selama beberapa waktu di istana Rouen...ketika (John) mabuk dan pikirannya dipenuhi nafsu setan dia membunuh (Arthur) dengan tangannya sendiri dan mencoba menindihnya dengan batu besar kemudian melemparnya ke pukat.” Tetapi, petugas menyuruh penjaga benteng Rouen, Hubert de Burgh, untuk mengatakan, Arthur dipindahkan pada tahun 1203 ke agen raja di sebelah timur, dengan perintah dari raja untuk mengebirinya dan akhirnya meninggal akibat syok. Hubert kemudian menarik kembali pernyataannya dan menyebutkan bahwa Arthur masih hidup, tetapi tidak ada yang pernah melihat Arthur masih hidup dan menganggap dia telah dibunuh. Hal itulah yang menyebabkan Inggris dan kemudian Normandia memberontak melawan raja John.

Di samping Arthur, John juga menangkap keponakannya, Eleanor. Pelayan Adil Britania. Eleanor manghabiskan sisa hidupnya dipenjara (yang meninggal tahun 1241); akibat perbuatannya, raja John mendapatkan reputasi sebagai raja yang kejam. Sementara itu, John menikah kembali, tanggal 24 agustus, 1200, Isabelle dari Angouleme, yang berumur 20 tahun lebih muda. Dia adalah anak dari Aymer Taillefer, Pangeran dari Angouleme, John menculiknya dari tunangannya, Hugh IX dari Lusignan. Isabelle akhirnya melahirkan 5 anak, termasuk dua anak laki-laki (Henry dan Richard), dan tiga anak perempuan (Joan, Isabella, dan Eleanor). Pada tahun 1205, John menikahkan anak tidak sahnya, Joan, pada pangeran Llywelyn yang Agung dari Welsh, membangun aliansi dengan harapan dapat menjaga perdamaian antara bangsa Inggris dan Wales sehingga dia dapat memperbaiki wilayah Prancis. Raja Prancis mengumumkan mengambil alih wilayahnya tahun 1204, dan hanya memberikan raja John wilayah Gascony di sebelah barat daya.

John mempunyai nafsu birahi yang tinggi pada masanya, bahkan memiliki beberapa perhiasan mewah, dia mempunyai banyak anak yang tidak sah. Mathew Paris menuduhnya membuat cemburu para baron dan kerabat keluarga, dengan menggoda anak perempuan mereka yang paling cantik. Roger dari Wendover menggambarkan kejadian yang muncul ketika John terpikat dengan Margaret, istri dari Eustace de Vesci, anak tidak sah raja William I dari Skotlandia. Suami Margaret menggantikan Margaret dengan seorang pelacur ditempat tidur ketika raja datang ke kamar Margaret di kegelapan malam; keesokan paginya, ketika John membual dan sombong ke Vesci betapa hebat istrinya di ranjang, Vesci mengakuinya dan kemudian melarikan diri. Di samping Joan, istri dari Llywelyn Fawr, anak perempuan tidak sahnya dengan wanita bernama Clemence, lalu John mempunyai anak bernama Richard Fitz Roy melalui hubungannya dengan keponakan pertamanya, anak dari pamannya Hamelin de Werenne. Hubungan dengan gundiknya, Hawise, John mempunyai anak bernama Oliver Fitz Roy, yang menemani tugas kepausan Pelayo ke Damietta tahun 1218, dan tak pernah kembali. Dengan gundik-gundiknya yang lain yang tak diketahui secara pasti, John membapai: Godfrey Fitz Roy, yang ikut berperang ke Poitou pada tahun 1205 dan mati disana; John Fitz Roy, seorang pegawai toko tahun 1201; Henry Fitz Roy, yang mati pada tahun 1245; Osbert Gifford, yang diberi wilayah di Oxfordshire, Norfolk, Suffolk, dan Sussex, dan terakhir ditemukan hidup tahun 1216; Eudes Fitz Roy, yang menemani kakak tirinya Richard bertempur di perang salib dan mati di tanah suci tahun 1241; Bartholomew Fitz Roy, anggota dari Orde Para Pendeta; Maud Fitz Roy, kepala biara wanita, yang meninggal tahun 1252; Isabel Fitz Roy, istri dari Richard Fitz Ives; dan terakhir Philip Fitz Roy, yang ditemukan hidup tahun 1263.

Sejauh administrasi kerajaan berjalan, tugas John sebagai pemerintah menjadi lebih efisien, tetapi dia mendapatkan pencelaan dari Baron Inggris dengan menerapkan pajak yang jauh di luar dari peraturan tradisional yang ditetapkan oleh Maharaja. Pajaknya digunakan untuk membangun ksatria (seperti yang disyaratkan oleh hukum feodal), menjadikan peraturan itu tidak populer. John sangat adil dan tidak berat sebelah dan selalu mendapatkan informasi dengan baik, tetapi, sering berperan sebagai hakim di Pengadilan Kerajaan, yang mana keadilannya masih banyak dipertanyakan. Juga, ketua perwakilan ekstrem yang di pekerjakan oleh John dan beberapa pegawai toko yang menjadi catatan pertama kelayakan – Gulungan Pipa (The Pipe Roll). John juga diakui keahliannya dengan mendirikan Angkatan Laut Kerajaan yang modern. Pada tahun 1203 dia menugaskan semua kapal (termasuk daerah pedalaman seperti Gloucester) di Inggris untuk bertanggung jawab menyediakan setidaknya satu kapal, dengan daerah seperti Portsmouth yang baru dibangun bertanggung jawab setidaknya beberapa kapal. Dia menjadikan Portsmouth pelabuhan baru dari angkatan Laut (Raja-Raja Anglo-Saxon seperti Edward si Penebus Dosa, mempunyai pelabuhan kerajaan di Sandwich). Di akhir tahun 1204, dia mempunyai 45 kapal perusak besar yang siap pakai, dan rata-rata empat kapal baru dibangun setiap tahun. Dia juga menciptakan sebuah Angkatan Laut dengan 4 laksamana, yang bertanggung jawab dari berbagai macam bagian pembentukan angkatan laut baru. Hal itu terjadi ketika pemerintahan John di mana perkembangan besar tercipta dari rancangan kapal, termasuk penambahan layar dan anjungan kapal yang bisa di bongkar pasang. Dia juga menciptakan kapal transportasi besar pertama, yang disebut bus. Semua yang diketahui tentang angkatan laut ini berasal dari Gulungan Pipa (The Pipe Roll) dan sepenuhnya ditolak oleh para ahli sejarah.

Ketika Hubert Walter, Uskup besar dari Canterbury yang meninggal tanggal 13 Juli 1205, John terlibat dalam perselisihan dengan Paus Innocent III. Para pendeta gereja kristen di Canterbury mengklaim merekalah yang mempunyai hak tunggal untuk memilih pengganti Hubert, tetapi kedua belah pihak yaitu Uskup Inggris dan Raja mempunyai ketertarikan yang sama untuk memilih siapa penggantinya untuk ditempatkan di kantor yang mempunyai pengaruh politik yang kuat itu. Ketika perselisihan mereka tidak bisa lagi diselesaikan, para pendeta secara rahasia memilih salah satu anggotanya sebagai uskup besar dan kemudian pemilihan kedua yang dijatuhkan oleh John menghasilkan kandidat yang lain. Ketika keduanya muncul di Roma, Paus membatalkan pemilihan keduanya dan memilih calon yang dipilihnya sendiri, Stephen Langton. Paus Innocent mengabaikan hak raja untuk memilih pengikutnya sendiri. John kemudian didukung oleh baron-baron Inggris dan banyak uskup lainnya untuk menolak menerima Langton.

John memaksa keluar pendeta Canterbury pada bulan Juli 1207 dan Paus memerintahkan untuk tidak melawan kerajaan. John kemudian membalas dendam dengan menyita properti gereja karena dinilai gagal melayani kerajaan, dan perlawanan berlangsung terus. Orang-orang saleh itu yang secara teori meninggalkan gereja tanpa persetujuan gereja, tetapi selama beberapa periode mereka mulai terbiasa dengan hal ini. Sementara itu Paus menyadari bahwa terlalu lama periode tanpa pelayanan gereja akan membuat rakyat kehilangan keimanannya, dan memberikan izin untuk beberapa gereja untuk menahan massa di belakang pintu yang tertutup pada tahun 1209. pada tahun 1212, mereka diizinkan untuk menggelar ritual terakhir menuju kematian. Ketika pelarangan itu terlalu membebani, hal ini tidak membuat mereka memberontak melawan John.

Pada bulan November tahun 1209 John sendiri dikucilkan, dan di bulan Februari 1213, Paus Innocent mengancam tekanan yang lebih berat kecuali John menerima perjanjian yang di ajukan. Kemudian perjanjian kepausan itu diterima; sebagai tambahannya John diminta untuk menyerahkan seluruh kerajaan Inggris pada tuhan dan Santo Peter dan Paul untuk pelayanannya pada feodal diharuskan membayar sebesar 1000 marks pertahun, 700 untuk Inggris dan 300 utnuk Irlandia. Dengan ketundukan ini, John mendapatkan dukungan berharga dari tuan besar kepausan akan perselisihannya dengan baron Inggris, dan beberapa dari mereka ada yang memberontak John setelah dia dikucilkan.

Setelah sukses menundukan Wales yang mengadakan pemberontakan tahun 1211 dan mengakhiri perselisihannya dengan kepausan, John mengalihkan perhatiannya kembali pada ketertarikannya ke luar negeri. Perang eropa mencapai puncaknya dengan kekalahan di pertempuran di Bouvines, yang memaksa raja John untuk menerima perdamaian yang tidak diharapkan dengan Prancis. Hal ini akhirnya mengalihkan baron-baron dan berubah untuk melawannya, dan dia bertemu dengan pemimpinnya di Runnymede, dekat London, tanggal 15 Juni 1215 untuk menandatangani yang disebut Piagam Charter, dalam bahasa latin, Magna Charta. Karena dia menandatanganinya di bawah paksaan, tetapi, John mendapatkan restu dari Paus untuk mengingkari perjanjian itu segera setelah permusuhan itu berhenti, hal ini kemudian menyulut Perang Baron Pertama.

Pada tahun 1206, John menarik mundur pasukannya dari serangan pangeran Louis dari Prancis (yang mana pimpinan baron-baron di Inggris mengundangnya untuk menggantikan tahta John), melewati daerah rawa yang diketahui bernama Pencuci di Anglia timur dan banyak kehilangan hartanya yang paling berharga, termasuk permata mahkota yang hilang akibat air pasang yang muncul tak diduga-duga. Hal ini membuatnya masuk dalam masalah yang baru, yang memengaruhi kesehatannya dan ketetapan pikirannya, kemudian akhirnya meninggal akibat disentri, meninggal sekitar tanggal 18-19 Oktober, di Newark Lincolnshire. Banyak sekali samaran dalam kematiannya, dengan menulis laporan yang di sebarkan segera setelah kematiannya, mengatakan dia meninggal karena dibunuh akibat racun dalam minumannya atau buah prem yang diracun. Dia dimakamkan di katedral Worcester di kota Worcester. Anaknya yang berumur sembilan tahun menjadi penggantinya dan menjadi raja Henry III dari Inggris (1216-1272), dan meskipun Louis melanjutkan bahwa dialah yang berhak naik tahta Inggris, para baron mengubah kesetiaan mereka pada raja yang baru, memaksa Louis untuk menyerah akan klaimnya dan menandatangani Perjanjian Lambeth tahun 1217.

Sejarawan abad pertengahan C. Warren Hollister menyebut John adalah seorang “figur yang sulit dimengerti”.

“Raja John berbakat dalam memperoleh kehormatan, baik dalam hal detail administratif, tetapi penuh curiga, cermat, dan tidak mudah percaya. Dia dibandingkan di sebuah artikel ilmiah baru-baru ini, mungkin tidak adil, dengan Richard Nixon. Kecenderungan krisis dalam kariernya disabotase secara berulang kali oleh keragu-raguan di dalam benak pengikutnya dan kekuatan yang menjadi oposisinya dalam pemerintahan dan perpolitikan.”

  • catatan: Newark sekarang terletak di dalam wilayah County dari Nottinghamshire, dekat perbatasan Lincolnshire.

Diduga buta huruf

[sunting | sunting sumber]

Sekian lama, anak-anak sekolah telah mempelajari mengapa raja John menandatangani Magna Charta dengan menempelkan segel bukan menandatanganinya, itu karena John tidak bisa membaca dan menulis (bertolak belakang dengan fakta bahwa John mempunyai perpustakaan besar yang diwariskannya sampai akhir hidupnya). Catatan ini tidak akurat di mana catatan itu mengklaim bahwa Christopher Columbus ingin membuktikan bahwa bumi itu bulat. Apakah penulis aslinya, yang menulis kesalahan ini mengetahui dengan pasti dan terlalu menyederhanakannya karena mereka menulisnya untuk anak sekolah atau apakah mereka salah informasi, tidak diketahui secara pasti. Akibatnya generasi berikutnya hanya mengetahui dua hal mengenai Raja John “kejahatan Raja John” di mana kedua hal itu salah. ( fakta yang lainnya yaitu apabila Robin Hood tidak ikut terlibat, pangeran John pasti akan menggelapkan uang untuk menebus raja Richard. Faktanya John benar-benar menggelapkan uang tebusan tersebut untuk membuat segel palsu, dan Robin Hood sebenarnya, mungkin atau tidak mungkin tidak pernah ada).

Kenyataannya, raja John menandatangani naskah perjanjian di mana para penasehatnya di bunuh di tendanya di pulau Charter dekat Runnymede tanggal 15-18 Juni 1215, tetapi menawan pegawai dan juru tulis yang bekerja di kantor kerajaan, suatu waktu ketika semua orang pulang untuk menyiapkan salinan terakhir, yang mereka segel dan mengirimkannya ke kantor yang ditunjuk. Pada hari itu, dokumen yang legal di segel agar terlihat resmi, bukan di tandatangani. (bahkan sekarang, banyak dokumen legal dinilai tidak efektif tanpa disegel oleh notaris umum, dan mencetak salinan aslinya seperti akta di mana ditulis “l.S” di samping garis tanda tangan. Tempat Locus Signili (ruang penyegelan pada kertas), menandakan bahwa yang menandatanganinya sudah menggunakan tanda tangan sebagai ganti dari segel.) sebagai contoh ketika William si Penakluk (dan istrinya) menandatangani Persetujuan Winchester tahun 1072, kemudian para uskup selalu menandatangani dengan tanda salib, sebagai orang yang buta huruf pasti akan melakukan hal seperti itu, tetapi mereka melakukannya karena mengikuti peraturan, dan bukan karena para uskup tidak bisa menuliskan namanya sendiri.

Henry II lah yang pertama kali mengharapkan John mendapatan pendidikan di gereja, yang berarti Henry tidak perlu memberikan tanahnya pada John. Tahun 1171, tetapi, Henry mulai berunding untuk menjodohkan John dengan anak dari Pangeran Humbert III dari Savoy (yang masih belum memiliki anak dan menginginkan anak angkat). Setelah itu, dia meminta untuk berhenti membicarakan bahwa anaknya akan dijadikan pastor. Kedua orang tua John menerima pendidikan yang baik – Henry menguasai enam bahasa dan Eleanor adalah asisten dosen di University of Paris—sebagai tambahan mereka juga belajar mengenai hukum dan ilmu pemerintahan, agama, dan sastra. John sendiri adalah salah satu raja yang menerima pendidikan terbaik dari semua raja-raja Inggris. Beberapa buku yang dibacanya adalah De Sacramentis Christianae Fidei by Hugh dari St. Viktor, Sentence by Peter Lombard, The Treatise dari Origen, dan History of England—tulisan Roman de Brut, berdasarkan sejarawan yang menuliskan tentang Godfrey dari Monmouth, Regum Britanniae.

Berdasarkan sejarah, pengeluaran biaya raja John menurut pelayan mandi raja John, William Aquarius, raja berendam rata-rata sekali setiap tiga minggu, yang menghabiskan biaya sebesar 5d sampai 6d setiap kali berendam, detailnya dengan pengadaan upacara. Meskipun hal ini terlihat barbar dalam standar modern, hal ini sudah menjadi budaya membandingkan dengan para pendeta yang bisanya berendam hanya tiga kali dalam setahun, bahkan mereka bisa sampai tidak berendam sama sekali bila menginginkannya. Kontras sekali terlihat, biasanya raja John berpakaian sangat mewah dengan jubah yang terbuat dari bulu musang dan tupai dan bulu binatang lainnya yang eksotis seperti bulu beruang kutub.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
Didahului oleh:
Richard I
Raja Inggris
Wangsa Plantagenet

1189–1199
Diteruskan oleh:
Henry III