KRI Layang (635)
Karier (ID) | |
---|---|
Mulai dibuat | |
Diluncurkan | |
Harga Unit | - |
Ditugaskan | 2000 |
Status | Masih bertugas |
Pelabuhan utama | Armada Timur TNI-AL |
Karakteristik umum | |
Berat benaman | 447 ton |
Panjang | 5.810 meter (19.061,68 ft) |
Lebar | 762 meter (2.500,00 ft) |
Draft | 285 meter (935,04 ft) |
Tenaga penggerak | MTU 2 x 3.025 HP |
Kecepatan | 15 knot (ekonomis) 20 knot (jelajah) 30 knot (maksimum) |
Awak kapal | 51 orang |
KRI Layang (635) merupakan kapal ketiga dari kapal perang jenis kapal cepat kelas Todak milik TNI AL. Dinamai menurut nama sejenis ikan, yaitu ikan layang.
KRI Layang merupakan kapal ketiga dalam seri FPB57 Nav V yang dirancang dan dibangun sepenuhnya oleh galangan kapal nasional PT. PAL, yang terletak di Surabaya untuk kebutuhan TNI Angkatan Laut. KRI Layang masuk ke jajaran armada Angkatan Laut pada tahun 2003.[1]
Bertugas sebagai armada patroli cepat yang beroperasi di laut dangkal, dan sebagai kapal perang anti kapal permukaan.
KRI Layang termasuk ke dalam kelas Todak bersama KRI lainnya antara lain KRI Todak (631), KRI Hiu (634) dan KRI Lemadang (632). Awalnya KRI Layang memiliki nomor lambung 805 dan tergabung dalam satuan kapal patroli (satrol), namun kemudian nomor lambungnya dialihkan menjadi 635 yaitu satuan kapal cepat (satkat) pada tahun 2013.[2]
Riwayat
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 2009, KRI Layang (635) mengemban misi untuk melakukan pengamanan terhadap kapal penangkap ikan ilegal karena melakukan pelanggaran berupa kepemilikan dokumen palsu. Kemudian untuk penyidikan lebih lanjut, kapal ikan ilegal tersebut dibawa ke Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) di Bitung.[3]
Data teknis
[sunting | sunting sumber]KRI Layang memiliki berat 447 ton. Dengan dimensi 58,10 meter x 7,62 meter x 2,85 meter. Ditenagai oleh 2 mesin diesel yang menghasilkan sekitar 8.850 shp (shaft horsepower) yang sanggup mendorong kapal hingga kecepatan 27 knot. Diawaki oleh maksimal 53 pelaut.
Persenjataan
[sunting | sunting sumber]KRI Layang dipersenjatai dengan berbagai jenis persenjataan untuk mengawal wilayah kedaulatan Republik Indonesia. Termasuk di antaranya adalah:
- Dua rudal permukaan-ke-permukaan C-802 buatan Tiongkok dengan jangkauan maksimal sekitar 130 km
- Satu Meriam Bofors SAK 57/70 berkaliber 57mm dengan kecepatan tembakan 200 rpm, jangkauan 17 km untuk target permukaan dan udara dengan pemandu tembakan Signal LIROD Mk. 2.
- Satu Meriam Bofors SAK 40/70 berkaliber 40mm dengan kecepatan tembakan 300 rpm, jangkauan 12 km untuk target permukaan dan udara.
- Dua kanon Penangkis Serangan Udara Rheinmetall kaliber 20mm dengan kecepatan tembakan 1000 rpm, jangkauan 2 km untuk target udara.
Sensor dan elektronis
[sunting | sunting sumber]KRI Layang diperlengkapi perangkat perang elektronik DR-3000 intercept dan peluncur Dagie decoy RL untuk pengecoh rudal musuh.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Indonesia) http://www.cvl.iis.u-tokyo.ac.jp/~kazmi/KRI.html Diarsipkan 2007-08-12 di Wayback Machine.
- (Inggris) http://www.hazegray.org/worldnav/asiapac/indones.htm
Daftar referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Enam Kapal Perang TNI AL akan Dilelang". Tempo (dalam bahasa Inggris). 2003-08-25. Diakses tanggal 2023-10-22.
- ^ Admin, PUSPEN TNI (4 Juli 2013). "Pangarmatim Pimpin Upacara Alih Bina KRI Hiu 804 dan KRI Layang 805". PUSPEN Markas Besar Tentara Nasional Indonesia. Diakses tanggal 22 Oktober 2023.
- ^ Admin, PUSPEN TNI (14 April 2009). "DIDUGA DOKUMEN PALSU, KRI LAYANG- 805 AMANKAN KAPAL IKAN". 2023 PUSPEN Markas Besar Tentara Nasional Indonesia. Diakses tanggal 22 Oktober 2023.