Kapal selam Jepang I-13
Sejarah | |
---|---|
Kekaisaran Jepang | |
Nama | I-13 |
Pasang lunas | 4 Februari 1943 |
Diluncurkan | 30 November 1943 |
Mulai berlayar | 16 Desember 1944 |
Beroperasi | 1945 |
Nasib | Tenggelam pada 16 Juli 1945 34°28′N 150°55′E / 34.467°N 150.917°E |
Ciri-ciri umum | |
Kelas dan jenis | Kapal selam tipe AM |
Berat benaman | |
Panjang | 113,7 m (373 ft 0 in) (keseluruhan) |
Lebar | 11,7 m (38 ft 5 in)[1] |
Sarat air | 5,9 m (19 ft 4 in)[1] |
Tenaga |
|
Pendorong |
|
Kecepatan |
|
Jangkauan |
|
Kedalaman uji coba | 100 m (330 ft)[1] |
Awak kapal | 116 orang[4] |
Awak | 108 awak |
Senjata |
|
Pesawat yang diangkut | 2 × pesawat apung Aichi M6A Seiran[5] |
Fasilitas penerbangan | 1 x katapel pesawat terbang[2] |
I-13 ([伊13] Error: {{nihongo}}: text has italic markup (help)) adalah salah satu kapal selam kelas I-13 yang beroperasi untuk Angkatan Laut Kekaisaran Jepang selama Perang Dunia kedua.
Konstruksi
[sunting | sunting sumber]I-13 merupakan kapal pertama dari kelasnya sendiri. Kelas ini juga dikenal dengan nama 巡潜甲型改二潜水艦 ([Junsen kō-gata kai-ni sensuikan] Error: {{nihongo}}: text has italic markup (help), "Kapal selam jelajah tipe A modifikasi 2"). Ia merupakan kapal ke-5 dari kapal selam tipe A secara keseluruhan. Kelas ini merupakan kelas kapal selam yang memiliki ukuran yang sangat besar dan mampu membawa pesawat apung, seperti kelas I-400. Pesawat yang dibawanya berupa Seiran.[5]
Ia dibuat dan selesai dibuat pada tahun 1943, dan mulai bertugas pada tahun 1944.
Masa dinas
[sunting | sunting sumber]Kariernya tergolong sangat singkat. Ia dan kelas I-400 dirancang untuk Operasi Terusan Panama. Pada operasi tersebut Angkatan Laut Kekaisaran Jepang melancarkan serangan kejutan dengan meluncurkan Seiran dari kelas I-13 dan Kapal selam kelas I-400 untuk bombardir Terusan Panama. Efek dari operasi tersebut yang diharapkan oleh Jepang adalah pemblokiran Terusan Panama.[6]
Pada awal 1945 saat ia bertugas, Jepang sudah dalam keadaan tersudut setelah kekalahan di Leyte. Akibat keadaan perang yang berubah, rencana Operasi Terusan Panama dibatalkan. Kemudian pada April 1945, Amerika Serikat membombardir Kure. I-13 berhasil menyelamatkan diri dan menuju Korea Selatan untuk mengisi suplai. Pada awal Mei 1945, I-13, I-14, I-400, dan I-401 dilengkapi dengan snorkel baru.[6]
Setelah kejatuhan Okinawa, Jepang merencanakan Operasi Arashi untuk menyerang basis Amerika Serikat di Atol Ulithi. I-13, I-14, I-400, dan I-401 dilengkapi dengan Seiran untuk bombardir Ulithi.[6]
Salah satu bagian dari operasi ini adalah Operasi Hikari. Pada operasi ini I-13 bertugas untuk mengantarkan bagian saiun ke Truk pada awal Juli 1945 bersama I-14. Saiun tersebut bertugas untuk mengamati kondisi Ulithi.[6]
Operasi Arashi sendiri direncanakan dilaksanakan pada tengah malam saat bulan purnama. Sebelum serangan dilakukan, pilot dari Seiran diberi injeksi hormon spesial untuk meningkatkan kemampuan melihat pada malam hari. Seiran tersebut membawa bom seberat 800 kg untuk mengebom Ulithi. Setelah serangan, I-13 dan yang lain menuju ke Singapura untuk suplai ulang dan melancarkan serangan baru.[6]
Nasib
[sunting | sunting sumber]I-13 memulai Operasi Hikari pada tanggal 4 Juli 1945. Ia membawa potongan saiun dari Oominato menuju Truk. Dalam perjalanannya, I-13 tenggelam setelah terkena serangan dari kapal pengawal induk Anzio dan kapal pengawal Lawrence C. Taylor. Dan Operasi Arashi pun tidak pernah terlaksana.[7]
I-13 dicoret dari daftar Angkatan Laut pada tanggal 15 September 1945.[6]
Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d e Bagnasco, hal. 189
- ^ a b c d e f g h i Carpenter & Dorr, hal. 110
- ^ a b c d e Chesneau, hal. 200
- ^ Berdasarkan putusan no 2475 pada tanggal 16 Desember 1919. Angka ini termasuk personil penerbangan, dan tidak termasuk spesialis atau personil sementara.
- ^ a b Layman & McLaughlin, hal. 176
- ^ a b c d e f Kapal selam Jepang I-13 di Combinedfleet.com
- ^ Boyd & Yoshida, hal. 209
Referensi
[sunting | sunting sumber]- Bagnasco, Erminio (1977). Submarines of World War Two. Annapolis, Maryland: Naval Institute Press. ISBN 0-87021-962-6.
- Boyd, Carl & Yoshida, Akikiko (2002). The Japanese Submarine Force and World War II. Annapolis, Maryland: Naval Institute Press. ISBN 1-55750-015-0.
- Carpenter, Dorr B. & Polmar, Norman (1986). Submarines of the Imperial Japanese Navy 1904–1945. London: Conway Maritime Press. ISBN 0-85177-396-6.
- Chesneau, Roger, ed. (1980). Conway's All the World's Fighting Ships 1922–1946. Greenwich, UK: Conway Maritime Press. ISBN 0-85177-146-7.
- Hashimoto, Mochitsura (1954). Sunk: The Story of the Japanese Submarine Fleet 1942 – 1945. Colegrave, E.H.M. (translator). London: Cassell and Company. ASIN B000QSM3L0.
- Layman, R.D. & McLaughlin, Stephen (1991). The Hybrid Warship:The Amalgamation of Big Guns and Aircraft. London: Conway Maritime Press. ISBN 0-85177-555-1.
- Stille, Mark (2007). Imperial Japanese Navy Submarines 1941-45. New Vanguard. 135. Botley, Oxford, UK: Osprey Publishing. ISBN 978-1-84603-090-1.