Karambalangan

Patung dewa memegang sebuah kuiras, dari Nganjuk, Jawa Timur, abad ke-10 sampai ke-11.

Karambalangan adalah sebuah jenis baju pelindung dari Jawa. Ia merupakan lapisan logam yang dikenakan di depan dada atau plastron.^:320:802

Sejarah

Kakawin Ramayana (sekitar 870 M), yang merupakan versi Jawa dari epos Ramayana karya Valmiki (sekitar 500 tahun SM), menyebutkan pakaian dan zirah yang mencerminkan zamannya. Seorang anggota keluarga kerajaan disebutkan mengenakan mahkotanya, padaka (kerah, medali, atau pelindung dada), karambalangan (korset atau plastron) dan menggunakan baju besi berlapis emas bahkan dalam pertempuran.^:802:27

Karambalangan dicatat pada Kidung Panji Wijayakrama-Rangga Lawe (disusun seawal tahun 1334 M),^:56 yang menyebut bahwa Rangga Lawe mengenakan karambalangan manik (karambalangan berhias permata) saat ia memberontak kepada Majapahit (1295 M).^:187 Raden Wijaya pada kidung tersebut dicatat menggunakan karambalangan manik berwarna emas.^:105

Dalam kidung Sundayana tertulis bahwa Gajah Mada sebelum tragedi Bubat mengenakan karambalangan (lapis logam di depan dada—breastplate) berhias timbul dari emas, bersenjata tombak berlapis emas, dan perisai penuh dengan hiasan dari intan berlian.

Dari candi induk di kompleks Candi Penataran, tahun 1269 saka atau 1347 M.

Lihat juga

• Baju rantai
• Baju lamina
• Baju empurau
• Baru Oroba
• Baru lema'a
• Siping-siping
• Kawaca