Lompat ke isi

Makanan maskapai penerbangan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Makan siang di Garuda Indonesia kelas ekonomi. Gaya Jepang, dengan daging sapi teriyaki dan nasi, dorayaki, mi soba, dan minuman.

Makanan maskapai penerbangan atau makanan dalam penerbangan adalah makanan yang disajikan kepada penumpang oleh maskapai penerbangan dalam penerbangan komersial. Semua makanan disiapkan oleh bagian katering maskapai penerbangan dan biasanya disajikan kepada penumpang menggunakan troli layanan maskapai.

Makanan ini bisa bervariasi dalam segi kualitas dan kuantitas, tergantung maskapai penerbangan dan kelas perjalanan. Mulai dari camilan atau minuman sederhana di penerbangan jarak pendek kelas ekonomi, hingga hidangan gourmet tujuh menu di penerbangan jarak jauh kelas satu. Jenis makanan yang ditawarkan juga bervariasi dari satu negara ke negara lain, dan seringkali memasukkan unsur masakan lokal baik dari negara asal maupun negara tujuan. Ketika harga tiket diregulasi di pasar domestik Amerika, makanan adalah sarana utama maskapai membedakan diri mereka sendiri.[1]

Persiapan

[sunting | sunting sumber]
Makanan sedang dimuat ke American Airlines Boeing 767

Makanan umumnya dipersiapkan di darat sebelum pesawat mengudara. Guillaume de Syon, seorang profesor sejarah di Albright College yang menulis tentang sejarah makanan di maskapai penerbangan,[2] mengatakan bahwa ketinggian tinggi mengubah rasa makanan dan fungsi indra pengecap. Menurut de Syon makanan mungkin terasa "kering dan hambar" akibat tekanan udara, dan penumpang yang merasa haus karena tekanan udara akhirnya minum alkohol padahal seharusnya minum air.[3] Pengujian telah menunjukkan bahwa persepsi rasa asin dan manis turun 30% saat di ketinggian. Kelembapan yang rendah di kabin pesawat juga mengeringkan hidung, yang menurunkan sensor penciuman yang penting untuk mencicipi rasa di piring.

Keamanan makanan adalah hal terpenting dalam industri katering penerbangan. Kasus keracunan makanan massal penumpang di dalam pesawat bisa menimbulkan konsekuensi bencana. Misalnya, pada 14 Februari 1992, udang yang tercemar kolera disajikan di Aerolíneas Argentinas Penerbangan 386. Seorang penumpang lanjut usia meninggal dan penumpang lainnya jatuh sakit. Untuk alasan ini, perusahaan katering dan maskapai penerbangan telah bekerja sama untuk menyediakan seperangkat pedoman industri khusus untuk kebutuhan katering maskapai penerbangan. Pedoman Keamanan Pangan Dunia untuk Katering Maskapai ditawarkan secara gratis oleh International Flight Service Association.[4]

Makanan di Asiana Airlines kelas bisnis Airbus A380
Makanan di Air China kelas ekonomi

Jenis makanan penerbangan bervariasi tergantung pada maskapai penerbangan dan kelas perjalanan. Makanan dapat disajikan di satu baki atau dalam beberapa hidangan tanpa baki dan dengan taplak meja, peralatan makan dari perak, dan peralatan gelas (umumnya di kelas satu dan kelas bisnis). Seringkali makanan di pesawat mencerminkan budaya negara asal maskapai tersebut atau negara tujuan pesawat (misalnya makanan India, Jepang, Tionghoa, atau Barat).

Makan malam maskapai penerbangan biasanya mencakup daging (biasanya ayam atau sapi), ikan, atau pasta; salad atau sayuran; roti gulung kecil (dengan mentega); dan makanan penutup. Bahan penyedap (biasanya garam, merica, dan gula) disediakan dalam kemasan sachet atau shaker kecil.

Katering biasanya memproduksi makanan alternatif untuk penumpang dengan diet ketat. Makanan ini biasanya harus dipesan setidaknya 24 jam sebelum penerbangan, terkadang saat membeli tiket. Beberapa contoh yang lebih umum meliputi:

Makanan di Iran Air kelas bisnis. Iran Air selalu menyajikan makanan Halal di setiap penerbangannya.

Pada beberapa maskapai penerbangan Islam dan Timur Tengah, sesuai dengan hukum Islam, semua hidangan di pesawat menyajikan makanan Muslim dengan sertifikasi Halal – tanpa daging babi dan alkohol. Sementara Emirates, Etihad Airways, Oman Air, dan Qatar Airways tetap menyediakan botol wine untuk penumpang non-Muslim, awak kabin tidak mengantarkan minuman beralkohol agar tidak melanggar hukum Islam, kecuali jika penumpang non-Muslim itu secara khusus memintanya. Turkish Airlines tidak menyajikan makanan apa pun dengan daging babi atau lemak babi, tetapi khusus untuk penerbangan internasional, berbagai minuman beralkohol akan disajikan berdasarkan permintaan.[5] Karena Iran dan Arab Saudi menerapkan hukum Syariah yang ketat, maskapai di negara tersebut seperti Iran Air, Mahan Air, dan Saudi Airlines tidak menyajikan daging babi atau minuman beralkohol, dan semua maskapai penerbangan yang terbang dari atau ke Iran atau Arab Saudi juga dilarang untuk menyajikannya.[6] Namun, Garuda Indonesia menyajikan minuman beralkohol (wiski, bir, sampanye, dan anggur) berdasarkan permintaan.

Makanan Kosher di Turkish Airlines kelas ekonomi. Tersertifikasi Kosher oleh Kepala Rabi Turki.

Untuk maskapai Israel seperti El Al, Arkia, dan Israir, semua makanan yang disajikan bersertifikat Kosher oleh Rabi. Bahkan di tempat tujuan di luar Israel, koki makanan pesawat harus diawasi oleh Rabi untuk membuat makanan kosher dan memuat pesawat mereka. Banyak maskapai penerbangan lain juga menyediakan makanan bersertifikat Kosher yang mereka beli dari penyedia makanan Kosher eskternal, dan dikirim ke penumpang dalam keadaan tersegel. Makanan ini mungkin berisi makanan dalam wadah foil terbungkus ganda yang dapat dipanaskan di dalam oven pesawat, di samping makanan non-Kosher, tanpa melanggar hukum makanan yang sesuai.

Sendok garpu dan peralatan makan

[sunting | sunting sumber]
Makanan di Aeroflot kelas bisnis, dengan peralatan makan logam

Sebelum serangan 11 September 2001, penumpang kelas satu sering diberi alatan makan lengkap. Setelah kejadian itu, peralatan sehari-hari biasa dievaluasi untuk dilihat potensi penggunaannya sebagai senjata di pesawat terbang, dan penumpang kelas satu dan kelas ekonomi dibatasi pada alat makan plastik. Beberapa maskapai penerbangan beralih dari alat makan berbahan logam ke plastik atau bergagang plastik selama wabah SARS pada tahun 2003, karena virus SARS berpindah dari orang ke orang dengan mudah, dan alat makan plastik dapat dibuang setelah digunakan. Banyak maskapai kemudian beralih kembali ke peralatan makan logam. Namun, beberapa maskapai seperti Singapore Airlines, Qatar Airways, Japan Airlines, Emirates, Garuda Indonesia, dan Swiss International Air Lines tetap menggunakan peralatan makan logam bahkan di kelas ekonomi mulai tahun 2019. Namun setelah pandemi COVID-19, mayoritas maskapai kembali beroperasi untuk menggunakan alat makan sendok garpu plastik.

Beberapa maskapai penerbangan juga beralih ke peralatan makan plastik di kelas ekonomi untuk menutupi biaya akibat sering dicuri oleh penumpang, di mana peralatan makan logam cenderung menjadi sasaran umum.[7]

Untuk kebersihan, sebagian besar makanan dilengkapi dengan serbet dan tisu basah. Penumpang kelas satu dan bisnis sering disediakan handuk panas.

Sarapan omelette di KLM kelas ekonomi

Selama penerbangan pagi, sarapan matang atau sarapan bergaya kontinental yang lebih kecil dapat disajikan. Pada penerbangan jarak jauh (dan penerbangan jarak pendek/menengah di Asia), sarapan biasanya mencakup entrée berupa panekuk atau telur, makanan sarapan gorengan tradisional seperti sosis dan tomat panggang, dan seringkali muffin atau pastri, buah-buahan, dan sereal sarapan di sampingnya. Pada penerbangan yang lebih pendek, sarapan bergaya kontinental, umumnya termasuk sekotak sereal sarapan mini, buah-buahan, dan muffin, pastri, atau bagel. Kopi dan teh juga ditawarkan, dan terkadang cokelat panas.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Free peanuts on airplanes started out as a marketing ploy – Quartz". web.archive.org. 2013-11-03. Archived from the original on 2013-11-03. Diakses tanggal 2023-05-13. 
  2. ^ Syon, Guillaume de. "Airline Food - 5-09gds". 
  3. ^ "Airlines enlist gourmet chefs to draw first-class fliers - CNN.com". web.archive.org. 2008-09-15. Archived from the original on 2008-09-15. Diakses tanggal 2023-05-13. 
  4. ^ "Wayback Machine" (PDF). web.archive.org. 2013-12-28. Archived from the original on 2013-12-28. Diakses tanggal 2023-05-13. 
  5. ^ Klint, Matthew (2017-04-15). "What Kind of Food Does Turkish Airlines Serve in Longhaul Economy?". Live and Let's Fly (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-05-13. 
  6. ^ "http://en.halalguide.me/news/halal-friendly-airlines-with-halal-menu-options". en.halalguide.me (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-05-13.  Hapus pranala luar di parameter |title= (bantuan)
  7. ^ Elliott, Christopher (2018-10-17). "Theft from planes: Passengers are stealing pillows, blankets, cups and life jackets". The Sydney Morning Herald (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-05-13.